BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Merencanakan
dan mengatur keluarga adalah soal kemanusiaan yang sekarang ini sedang
diusahakan pelaksanaannya oleh pemerintah dan rakyat Indonesia. Kalau
pembangunan itu adalah pembangunan manusia, maka kelahiran manusia itupun harus
diatur. Pengaturan itu harus diadakan, agar supaya kenaikan produksi tidak
dikalahkan oleh kenaikan kelahiran anak. Hal yang ditakutkan itupun terjadi
pada masa sekarang ini, dimana kelahiran anak mengalahkan kenaikan produksi
terutama produksi pangan. Di samping itu pertumbuhan penduduk yang tidak
disertai dengan pertumbuhan yang cukup dalam produksi nasional dapat juga
menimbulkan berbagai masalah yang berkaitaan dengan kurangnya fasilitas
pendidikan, kurangnya penyediaan makanan, pelayanan kesehatan, kesempatan
kerja, dan lain sebagainya. Usaha perencanaan keluarga harus dilakukan
sedemikian rupa supaya tidak bertentangan dengan hukum yang berjalan dinegeri
ini, juga tidak bertentangan dengan ajaran agama yang merupakan sumber rasa
susila dan rasa peri kemanusiaan. Ini semua harus diatur oleh pemerintah dan
harus
didukung pula oleh segenap rakyat.
Suksesnya
suatu program dalam hal ini program keluarga berencana, tergantung dari aktif
atau tidak aktifnya partisipasi masyarakat untuk mensukseskan program tersebut.
Sehingga dalam posisi ini peran aktif masyarakat sangat penting artinya bagi
kelancaran dan keberhasilan program tersebut dan tercapainya tujuan secara
mantap. Progra Keluarga Berencana dicanangkan dalam rangka usaha pemerintah
untuk membangun manusia Indonesia yang berkualitas. Pada dasarnya pemerintah
berkeinginan untuk membuat perubahan dari suatu kondisi tertentu ke keadaan
lain yang lebih bernilai. Agar proses perubahan itu dapat menjangkau
sasaran-sasaran perubahan keadaan yang lebih baik dan dapat digunakan sebagai
pengendali masa depan, di dalam melaksanakan pembangunan itu perlu sekali memperhatikan
segi manusianya. Karena dalam arti proses, pembangunan itu menyangkut makna
bahwa manusia itu obyek pembangunan dan sekaligus subyek pembangunan. Sebagai
subyek pembangunan manusia harus
diperhitungkan, sebab dia punya
nilai dan potensi yang luar biasa. Oleh karena itu, di dalam pembangunan perlu
sekali mengajak subyek tadi untuk ikut berpartisipasi aktif dalam proses
pembangunan secara berkelanjutan (Pasaribu dan Simanjntak, 1986: 62).
2. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana masalah kependudukan di indonesia ?
2.
Bagaimana daur kehidupan wanita ?
3.
Apa saja ruang lingkup KB ?
4.
Apa saja metode dalam KB ?
5.
Apa saja ruang lingkup dari KIP-K ?
3. TUJUAN
1.
Mahasiswa mampu mengetahui masalah kependudukan di indonesia.
2.
Mahasiswa mampu memahami daur kehidupan wanita.
3.
Mahasiswa mampu mengetahui ruang lingkup KB.
4.
Mahasiswa mampu mengetahui metode KB.
5.
Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan KIP-K
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEMOGRAFI
Demografi
adalah ilmu yang mempelajari penduduk suatu wilayah terutama mengenai jumlah,
sruktur/komposisi, persebaran dan perkembangannya dimana dipengaruhi oleh
fertilitas, mortalitas, migrasi dan mobilitas sosial.
Tujuan dan penggunaan demografi
Tujuan
penggunaan demografi ada 4 yaitu:
1. Mempelajari
kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
2. Menjelaskan
pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan sebaik-baiknya
dan dengan data yang tersedia.
3. Mengembangkan
hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek
organisasi sosial
4. Memproyeksikan
pertumbuhan penduduk dimasa yang akan datang
Transisi demografi
1. Tahap
I
Masa
dimana angka kelahiran dan kematian pada tingkat tinggi. Pada masa tersebut
belum terdapat program pengaturan KB. Sehingga jumlah bayi lahir tidak
terkendali.
2. Tahap
II
Angka
kematian mulai turun karena mulai ditemukannya ilmu pengobatan dan perbaikan gizi makanan,
akan tetapi angka kelahiran masih belum terkendali. Akibat dari itu semua pertumbuhan
penduduk menjadi cepat karena angka kelahiran yang masih tinggi
3. Tahap
III
Angka
kelahiran mulai turun karena program KB di Indonesia sedang marak dijalankan
dan angka kematian semakin banyak turun karena ilmu pengobatan dan layanan
kesehatan masayarakat sudah berkembang dengan pesat.
4.
Tahap IV
Rendahnya
indikator kematian dan kelahiran karena jumlah bayi yang dilahirkan setiap
wanita sedikit karena program KB pada tahap ini merupakan kesadaran dan
kebutuhan dari masyarakat dan diikuti angka kematian penduduk yang rendah
karena pelayanan kesehatan semakin berkualitas.
Faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk di
Indonesia
Secara umum ada 3 faktor utama yang
mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk di Indonesia ;
1. Kelahiran (Fertilitas)
Kelahiran
adalah istilah dalam demografi yang mengindikasikan jumlah anak yang dilahirkan
hidup yang merupakan hasil produksi yang nyata dari seorang wanita pada umur
tertentu (15-49 tahun). Berikut data penduduk
Indonesia :
·
Tahun
1961 = 97 juta jiwa
·
Tahun
1971 = 119 juta jiwa
·
Tahun
1980 = 147 juta jiwa
·
Tahun
1990 = 179 juta jiwa
·
Tahun
2004 = 237 juta jiwa
·
Tahun
2010 = 238 juta jiwa
·
Tahun
2011 = 241 juta jiwa
a. Faktor-faktor penunjang angka kelahiran
:
·
Kawin pada usia muda,
karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
·
Anak dianggap sebagai
sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
·
Anggapan bahwa banyak
anak banyak rejeki.
·
Anak menjadi kebanggaan
bagi orang tua.
·
Anggapan bahwa penerus
keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang
akan ingin mempunyai anak lagi.
b. Faktor-faktor penghambat kelahiran
(anti natalitas), antara lain:
·
Adanya program keluarga
berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
·
Adanya ketentuan batas
usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun danbagi laki-laki minimal
berusia 19 tahun.
·
Adanya pembatasan
tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai
anak ke – 2.
·
Kemajuan di bidang
iptek dan obat-obatan.
·
Adanya UU perkawinan
yang membatasi dan mengatur usia pernikahan.
·
Penundaan usia
pernikahan karena alasan ekonomi, pendidikan dan karir dan anggapan anak
menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
c. Faktor-faktor penunjang lain pada
tingginya angka natalitas dalam suatu negara:
·
Kepercayaan dan agama
Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB.
Ada agama atau kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya
mengikuti KB. Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak
dibanding bila peserta KB banyak.
·
Tingkat pendidikan
Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan
pernikahan yang berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan
mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak secara rasional.
·
Kondisi perekonomian
Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan
perencanaan jumlah anak karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu
negara berlaku seperti itu maka penduduknya menjadi banyak.
·
Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan
kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang
tidak stabil misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran.
·
Adat istiadat di masyarakat
Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah
penduduk. Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya,
ada yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau
sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.
·
Kematian dan kesehatan
Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran
bayi. Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan
kematian bayi yang rendah akan menambah pula jumlah kelahiran.
·
Struktur Penduduk
Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah
kelahiran lebih tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya
lebih banyak anak-anak dan orang-orang tua usia)
2. Kematian (Mortalitas)
Kematian
adalah ukuran jumlah kematian umumnya karena akibat yang spesifik pada suatu
populasi. Sebab-sebab kematian antara lain karena pengaruh sosial, ekonomi,
budaya, dan epidemiologi penyakit.
Menurut
SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2007, angka kematian
neonatal di Indonesia sebesar 19 kematian/1000 angka kelahiran hidup. Sedangkan
angka kematian bayi sebesar 34 kematian/1000 angka kelahiran hidup dan angka
kematian balita sebesar 44 kematian/1000 kelahiran hidup. Pada tahun ini juga
dilakukan survey pada angka kematian ibu sebesar 228 kematian/100.000 kelahiran
hidup. Target yang ingin dicapai sesuai MDG’s ke-5 adalah pada tahun 2015 AKI
turun menjadi 102 kematian/100.000 kelahiran hidup.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi
angka kematian
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang
termasuk faktor ini adalah:
·
Adanya wabah penyakit
seperti demam berdarah, flu burung dan sebagainya.
·
Adanya bencana alam
seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan sebagainya.
·
Pemenuhan gizi penduduk
yang rendah.
·
Adanya peperangan,
kecelakaan, dan sebagainya.
·
Tingkat pencemaran yang
tinggi sehingga lingkungan tidak sehat.
·
Sarana kesehatan yang
kurang memadai
·
Rendahnya kesadaran
masyarakat terhadap kesehatan
·
Terjadinya kecelakaan
lalu lintas dan industri
·
Tindakan bunuh diri dan
pembunuhan.
a. Faktor penghambat kematian
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang
termasuk faktor ini adalah:
·
Tingkat kesehatan dan
pemenuhan gizi masyarakat yang sudah baik.
·
Negara dalam keadaan
aman dan tidak terjadi peperangan.
·
Adanya kemajuan iptek
di bidang kedokteran sehingga berbagai macam penyakit dapat diobati.
·
Lingkungan hidup sehat.
·
Fasilitas kesehatan
tersedia dengan lengkap.
·
Ajaran agama melarang
bunuh diri dan membunuh orang lain.
·
Semakin tinggi tingkat
pendidikan penduduk.
3.
Migrasi
Migrasi
dapat digambarkan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu kelompok
atau individu dari suatu lokasi ke lokasi lain. Jumlah penduduk juga sangat
bergantung pada tingkat migrasi yang dapat naik turun dengan pesat dari tahun
ke tahun. Jenis-jenis migrasi antara lain :
a. Migrasi
masuk (In Migration)
Masuknya penduduk ke
suatu daerah tempat tujuan (area of destination)
b. Migrasi keluar (out migration)
Perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of
origin)
c.
Migrasi Neto (Net Migration)
Merupakan selisih antara jumlah migrasi masuk dan migrasi
keluar. Apabila migrasi masuk lebih besar daripada migrasi keluar maka disebut
migrasi neto positif sedangkan jika migrasi keluar lebih besar daripada migrasi
masuk disebut migrasi neto.
d.
Migrasi Semasa/Seumur Hidup (Life Time Migration)
Adalah mereka yang pada waktu pencacatan sensus bertempat
tinggal di daerah yang berbeda dengan daerah tempat kelahirannya tanpa melihat
kapan pindahnya.
e.
Urbanisasi (Urbanization)
Urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di
daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu
penyebab dari urbanisasi. Perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni:
·
Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang
bertujuan untuk tinggal menetap di kota.
·
Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat
sementara saja atau tidak menetap.
f.
Transmigrasi (Transmigration)
Transmigrasi adalah pemindahan dan atau kepindahan penduduk
dari suatu daerah untuk menetap ke daerah lain yang ditetapkan di dalam wilayah
Republik Indonesia guna kepentingan pembangunan negara.
i.
Persebaran penduduk
Persebaran penduduk
Indonesia tidak merata, bisa di lihat dari kepadatan penduduk. Di Jawa sudah
jelas terlihat 61,9% padat akan penduduk, sedangkan sisa persentase di bagi
pada pulau-pulau lain yaitu Sumatra 1,9%, Kalimantan 4,5%, Sulawesi 7,1%,
daerah lainnya 7,5%. banyak area
di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya
manusia. Hal ini berakibat pada pembangunan wilayah yang menurun, peningkatan
pertahanan keamanan negara, pelayanan kesehatan cenderung berfokus pada wilayah
yang mempunyai banyak penduduk, munculnya permukiman liar,
sanitasi lingkungan tidak terjaga dan. timbulnya berbagai masalah
sosial.
ii.
Komposisi penduduk
Indonesia
BKKBN
sebelumnya memproyeksikan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebesar 234
juta jiwa. Namun berdasarkan hasil sensus penduduk Indonesia tahun 2010
berjumlah 238 juta jiwa yang komposisi penduduknya terdiri dari populasi
laki-laki 120 juta jiwa dan populasi perempuan 118 juta jiwa. Pada bulan
Desember 2011, BKKBN menyebutkan bahwa jumlah
penduduk di Indonesia sudah sebanyak 241 juta jiwa. Jumlah tersebut naik 3
persen dibandingkan tahun 2010. laju
pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 1,5 persen pertahun atau bertambah
sekitar 3,5 juta jiwa. Jumlah penduduk dunia pada 2011 sudah mencapai
tujuh miliar dan dari 1000 penduduk dunia, 35 orang adalah penduduk Indonesia.
Kelompok yang paling besar populasinya di Indonesianya adalah kelompok umur
muda 0-19 tahun. Di tahun 2012 ini komposisi penduduk terbesar adalah usia
produktif sehingga meningkatkan potensi baby boom jika tidak segera diatasi
dengan program KB.
iii.
Dampak yang ditimbulkan dari banyaknya
jumlah penduduk
1. Dampak bagi pembangunan di Indonesia
:
·
Ketidakmerataan
penduduk menyebabkan tidak meratanya pembangunan ekonomi di seluruh wilayah
Indonesia. Hal ini menyebabkan masih terdapatnya daerah tertinggal, terutama
daerah-daerah pedalaman yang jauh dari pusat kota.
·
Ledakan penduduk akibat
angka kelahiran yang tinggi menyebabkan semakin tingginya kebutuhan penduduk
akan perumahan, bahan pangan, dan kebutuhan tersier lainnya.
·
Ledakan penduduk juga
mengakibakan angka beban ketergantungan menjadi lebih tinggi. Hal ini
disebabkan angka usia non produktif lebih besar daripada usia produktif.
·
Arus urbanisasi yang
tidak diimbangi dengan pendidikan dan ketrampilan yang cukup menimbulkan
masalah pengangguran, kriminalitas, prostitusi, munculnya daerah kumuh, dan
kemiskinan di daerah perkotaan. Hal tersebut dapat menghambat pembangunan, baik
di daerah pedesaan (daerah asal) maupun daerah perkotaan (tujuan)
·
Timbulnya berbagai
masalah kerusakan lingkungan akibat pertambahan penduduk manusia.
·
Masalah kemacetan lalu
lintas dapat mengurangi arus mobilitas penduduk, barang, dan jasa yang akan
berakibat pada terhambatnya perkembangan ekonomi penduduk.
2. Dampak sosial ekonomi:
·
meningkatnya kebutuhan
akan berbagai fasilitas sosial
·
meningkatnya persaingan
dalam dunia kerja sehingga mempersempit lapangan dan peluang kerja
·
meningkatnya angka
pengangguran (bagi mereka yang tidak mampu bersaing)
iv.
Masalah kependudukan di Indonesia
1.
Permasalahan kuantitas penduduk di Indonesia
·
Jumlah penduduk Indonesia
Besarnya sumber daya manusia Indonesia
dapat di lihat dari jumlah penduduk yang ada. Jumlah penduduk di Indonesia
berada pada urutan keempat terbesar setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
·
Pertumbuhan Penduduk Indonesia
Peningkatan penduduk dinamakan
pertumbuhan penduduk. Angka pertumbuhan penduduk Indonesia Lebih kecil
dibandingkan Laos, Brunei, dan Filipina.
·
Kepadatan penduduk Indonesia
Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah
rata-rata penduduk pada setiap Km2 pada suatu wilayah negara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan
penduduk tiap-tiap daerah atau negara sebagai berikut:
a. Faktor Fisiografis
b. Faktor Biologis
c. Faktor Kebudayaan dan Teknologi
permasalahan
dalam kepadatan penduduk adalah persebarannya yang tidak merata. Kondisi
demikian menimbulkan banyak permasalahan, misalnya pengangguran, kemiskinan,
kriminalitas, pemukiman kumuh dan sebagainya.
Upaya-upaya Penanganan Permasalahan
Kuantitas Penduduk Indonesia .
·Pengendalian
jumlah dan pertumbuhan penduduk
Dilakukan dengan cara menekan angka
kelahiran melalui pembatasan jumlah kelahiran, menunda usia perkawinan muda,
dan meningkatkan pendidikan.
·Pemerataan
Persebaran Penduduk
Dilakukan dengan cara transmigrasi dan
pembangunan industri di wilayah yang jarang penduduknya. Untuk mencegah migrasi
penduduk dari desa kekota, pemerintah mengupayakan berbagai program berupa
pemerataan pembangunan hingga ke pelosok, perbaikan sarana dan prasarana
pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi di pedesaan.
2.
Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia
·
Tingkat Kesehatan
Kondisi kesehatan di Indonesia masih
belum ada kemajuan. Dibandingkan dengan Negara yang lain Indonesia masih
tertinggal jauh. Kondisi demikian terjadi karena masih rendahnya pelayanan
kesehatan. Pelayanan kesehatan yang ada masih belum memenuhi kebutuhan seluruh
penduduk.
·
Tingkat pendidikan
Merupakan modal pembangunan yang penting
disamping kesehatan. Kemajuan pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari lama
sekolah dan tingkat melek huruf penduduk.
·
Lama Sekolah
Lama sekolah seseorang dapat menunjukan
tingkat pendidikannya. Lama sekolah penduduk Indonesia masih tergolong rendah.
Artinya, tingkat pendidikan masyarakat Indonesia rata-rata masih berada pada
taraf pendidikan dasar.
·
Tingkat Pendapatan per
Kapita (Percapita Income=PcI)
Adalah rata-rata pendapatan penduduk
suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatan perkapita secara umum menggambarkan
kemakmuran suatu Negara.
·
Banyaknya jumlah
pengangguran di Indonesia
·
Banyaknya jumlah
kematian ibu dan anak.
Upaya-upaya Penanganan Permasalahan Kuantitas Penduduk
Indonesia
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan dan
kemudahan dalam menjadi akseptor Keluarga Berencana.
2. Mempermudah dan meningkatkan
pelayanan dalam bidang pendidikan, sehingga keinginan untuk segera menikah
dapat dihambat.
3. Membangun sekolah, menyediakan guru
dan peralatan yang memadai
4. Meningkatkan wajib belajar
pendidikan dasar bagi masyarakat, dari 6 tahun menjadi 12 tahun
5. Upaya peningkatan kesehatan yang
merupakan upaya dasar itu telah dilakukan pemerintah dengan membuka Puskesmas
dan Pos-pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di seluruh pelosok Tanah Air.
6. Upaya yang menyediakan tenaga
kesehatan terlatih dan profesional di seluruh pelosok Tanah Air itu merupakan
upaya meningkatkan kesadaran hidup sehat yang sangat mendasar.
7. Memperbaiki kecerdasan anak dan
masyarakat dengan bantuan makanan tambahan untuk masyarakat kurang mampu.
8. Menggalakkan program kesehatan reproduksi
di sekolah maupun perkumpulan masyarakat.
B.
DAUR KEHIDUPAN WANITA
Daur
hidup wanita adalah keadaan dimana wanita mengalami beberapa tahapan dalam masa
hidupnya yang dimulai dari adanya konsepsi hingga wanita usia lanjut.
TAHAP
DAUR HIDUP WANITA
Dalam
pendekatan siklus hidup ini, dikenal beberapa tahapan antara lain:
a.
Konsepsi
Konsepsi adalah
peristiwa penyatuan sel telur dan sel sperma.
·
Tahap
perkembangan janin
-
Tahap perkembangan
janin minggu 1-4
Minggu pertama:
1. Stadium
1: sel telur yang dibuahi
2. Stadium
2: hari ke2-3, pembentuka alur
3. Stadium
3: blastokista bebas menjadi senyawa sehingga jumlah sel menjadi 32-58 buah.
Hari ke 4-5 blastokista bebas.
Minggu
ke dua:
1. Stadium 4: implantasi blastokista dan krucut
implantasi dalam selaput lender rahim..
2. Stadium
5: blastokista masuk ke dalam sel lender sampai awal peredaran uteroplasenta.
Mingggu
ke tiga:
1. Stadium
6: pembentukan mesoderm ekstra embrional dan reorganisasi rongga-rongga
embrional dan terbentuk garis sederhana.
2. Stadium
7: timbauan korda
3. Stadium
8: terusan aksial
4. Stadium
9: lipatan kepala mulai terbentuk, jantung milai berdenyut dan jonjot-jonjot
karion mulai terapung bebas dalam darah ibu.
Minggu
keempat:
Perkembangan bentuk
badan, mencakup stadium 10-13 pada awal minggu keempat jabtung berdenyut,
peredaran darah berfungsi, bumbung syaraf menutup. Embrio melipatkan diri lepas
dari kandung kuning telur. Diakhir minggu ke 4 gestasi, sel-sel embrio tumbuh
dengan cepat tapi belum menyerupai manusia yang sesungguhnya.
-
Tahap perkembangan janin
minggu ke 5-8 : organogenesis
1. Stadium
14 : miotom-miotom panjang 5-7 mm, usia 31-35 hari, alur lensa menenggelamkan
kedalam cawan mata. Ductus endolimfatikus bertunas keluar dari gelembung
telinga. Lengkung kepala dan lengkung tengkuk sangat menonjol.
2. Stadium
15 : topografi pembuluh-pembuluh darah panjang 7-9 mm, usia 35-38 hari,
terbentuk tipek telinga.
3. Stadium 16 : tonjolan-tonjolan wajah, panjang
8-111 mm, usia 37-42 hari. Benjolan-benjolan telinga tampak jelas. Sinus
servikalis menutup, telapak tangan amat jelas, telapak kaki samar-samar.
4. Stadium
17 : gelembung-gelembung telensefalon
5. Stadium
18-19 : bentuk yang kuboid
6. Stadium
20 : tangan pronasi, kerangka tulang rawan dan susunan otot,
7. Stadium
23 : histology, pengolahan bertahap pada kepala akhir minggu ke 8 gestasi,
organogenesis telah lengkap.
-
Perkembangan janin pada
minggu ke 8
Panjang 2,5 cm, berat
20 gram, jantung mulai berdenyut disertai dengan katup dan septum, gambaran
wajah dapat dilihat, ekstremitas terbentuk, ekor mengalami restrogesi, abdomen
kencang kantung gestasional kelaminnya.
Minggu ke12:
Panjang 7-9 cm, berat
45 gram, terjadi gerakan janin spontan, refleks babinski positif, pembentuka
lempeng osifikasi, jenis kelamin bisa dibedakan dari jenis tampilan luar
Minggu ke 16 : janin
menelan cairan amniotonic dengan aktif, panjang 10-17cm, berat 55-120 gram,
antibody mulai diproduksi, rambut mulai terbentuk, mekonium terdapat diusus
bagian atas, terbentuk lemak coklat, pola tidur dan aktifitas dapat dibedakan.
Minggu ke 24 :
Panjang 28-36 cm, berat
550 gram, antibody pasif ditransfer dari ibu ke janin, mekonium terdapat di
rectum, kelopak mata terbuka dan pupil mulai aktif.
Minggu ke 28 :
Pembuluh darah dan
retina rentan terhadap kerusakan akibat konsentrasi oksigen, panjang 35-38 cm,
berat 1200 gram, alveolus paru matang, terbentuk surfaktan di cairan amnion,
testis turun ( pada pria).
Minggu ke 32 :
Diakhiri minggu ke 32
gestasi janin mulai menetapkan didi pada posisi lahir, panjang 38-43 cm, berat
1600 gram, terdapat simpanan lemak subkutan, peka dengan suara diluar
kandungan, kuku jari memenuhi ujung jari.
Minggu 36 :
Di akhiri minggu ke 36
janin berada pada posisi vertex atau kepala berada di bawah, panjang 42-49 cm,
berat 1900-2700 gram, terdapat simpanan glikogen, besi, karbohidrat dan
kalsium.
-
Tahap erkembangan janin
pada minggu ke 40
Panjang 48-52 cm, berat
3000 gram, ginjal janin aktif, plantar mulai banyak, kuku jari mulai panjang
dan verniks kaseosa terbentuk lengkap.
b.
Neonatus
dan Bayi
·
Neonatus
Neonatus
merupakan masa terjadinya kehidupan baru di luar uterus. Terjadi prosesadaptasi
semua sistem organ tubuh di awali dengan aktivitas pernafasan
um pertama,penyesuaian denyut jantung janin,pergerakan bayi,pengeluaran
mekonium dandefekasi.Perubahan fungsi organ lain seperti ginjal,hati dan sistem
kekeba lan tubuh belumsempurna.
Perkembangan
motorik kasar diawali dengan gerakan seimbang tubuh danmengangkat kepala.
Perkembangan motorik halus ditandai dengan kemampuan mengikutigaris tengah bila
ada orang yang memberikan respon terhadap gerakan jari dan
tangannya.Perkembangan bahasa ditunjukkan dengan kemampuan menangis dan
bereaksi terhadapsuara. Perkembangan adaptasi sosial ditunjukkan dengan bayi
tersenyum dan mulai menataporang untuk mengenali seseorang.
·
Bayi
Pertumbuhan
dan perkembangan pada masa bayi di kelompokkan menjadi 3 tahap yaitu
1.
Umur
1-4 bulan
Terjadi
pertumbuhan berat badan mencapai 700 – 1000 gram apabila didukung
dengan pemenuhan kebutuhan gizi
yang baik. Perkembangan motorik kasar ditandai denganmengangkat kepala saat tengkurap, mencoba duduk
sebentar dengan ditopang, duduk dengan kepala tegak, mengangkat kepala saat
berbaring terlantang. Perkembangan motorik halusditandai dengan upaya memegang
suatu objek, mencoba memasukkan bendak kemulut, memegang benda tetapi terlepas.
Perkembangan bahasa ditandai dengan kemampuan bersuara dan tersenyum, tertawa,
berteriak, mengoceh.
2.
Umur
4 – 8 bulan
Pada
masa ini terjadi pertumbuhan barat badan dua kali lipat berat badan lahir.
Perkembangan motorik kasar terjadi perubahan aktivitas, seperti telungkup,
mengangkat kepala. Perkembangan motorik halus ditandai dengan mengamati benda
menggunakan ibu jari dan tulunjuk untuk memegang. Perkembangan bahasa
ditandai dengan dapat menirukan bunyi atau kata kata, tertawa, menjerit.
3.
Usia
8 – 12 bulan
Pada
usia ini terjadi pertumbuhan berat badan tiga kali berat badan lahir.
Perkembangan motorik kasar diawali dengan duduk tanpa pegangan, berdiri dengan
pegangan, bangkit terus berdiri. Perkembangan motorik halus di tandai
dengan mencari dan meraih benda kecil. Perkembangan bahasa ditandai dengan
mengatakan mama papa yang belum spesifik.
·
Kebutuhan
ASI
ekslusif dan penyapihan yang layak, pemenuhan gizi seimbang, imunisasi
lengkap, pemantauan tumbuh kembang, manajemen terpadu bila sakit,
perlakuan sama antara bayi laki – laki dan perempuan, mendapat pendidikan
sesuai umur, mendapat cinta dan kasih,mendapat perawatan yang seharusnya,
lingkungan yang aman dan nyaman dengan penuhkasih, mendapat perlakuan yang
baik, perlindungan dari kekerasan.
·
Asuhan
yang diberikan
Pendekatan
kepada ibu tentang pendidikan kesehatan, kesehatan lingkunganmemberi pelayanan
kesehatan, imunisasi, memberi kie pada ibu tentang cara menyusui bayinya
dengan baik dan benar, memberi kie pada ibu tentang bagaimana merawat
bayinya dengan baik,memberi kie pada ibu sesuai kebutuhan ibu, perlindungan dari
kekerasan, pemantauantumbuh kembang bayi.
c.
Balita
Balita
adalah bayi berusia 1-5 tahun. Perkembangan anak balita periode penting dalam
tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar
yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada
masa balita ini, perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,kesadaran
sosial, emosional dan intelegensia berjalan secara cepat dan merupakan
landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar
kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Bahkan ada sarjana yang
menyatakan bahwa “ The Child is The Father of Theman “ sehingga setiap kelainan
/ penyimpangan sekecil apapun apabila tidak terdeteksiapalagi tidak ditangani
dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia.
Dalam
perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan /stimulasi
yang berguna agara potensi berkembang, sehingga perlu mendapat perhatian.
Perkembangan psikososial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi anatara
anak dengan orang tuanya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial
diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya,
bahkan sejak bayi dan masih dalam kandungan. Sedangkan lingkungan yang tidak
mendukung akan menghambat perkembangan anak.
Frankenburg
dkk (1981) melalui DDST (Denver Developmental Scrining Test) mengemukakan 4
parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan balita:
1.
Perubahan
social (kepribadian/tingkah laku social).
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan
mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
2.
Fine
motor adaptive (gerakan motorik halus).
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan
otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Misalnya kemampuan
untuk menggambar, memegang benda,dll.
3.
Language
(bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.
4.
Gros
motor (perkembangan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan
dan sikap tubuh.
Ada
juga yang membagi perkembangan balita menjadi 7 aspek, seperti pada
buku petunjuk program BKB (Bina Keluarga dan Balita) yaitu perkembangan:
-
Tingkahlaku social
-
Menolong diri sendiri
-
Intelektual
-
Gerakan motorik halus
-
Komunikasi pasif
-
Komunikasi aktif
-
Gerakan motorik kasar.
Pada
prinsipnya cara membagi aspek perkembangan anak tersebut diatas sama saja
hanya penjabarannya yang berbeda. Fronkenburg membagi lebih sederhana,
sedangkan program BKB lebih dijabarkan lagi.
Banyak
“Milestone” perkembangan anak yang
penting, tetapi di bawah ini akan disajikan beberapa
“Milestone” pokok yang harus kita ketahui dalam mengetahui taraf perkembangan
seorang anak Milestone” adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak
pada umur tertentu.
Misalnya
:
1.
4-6
minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemudian.
2.
12-16
minggu : menegakkan kepala, tengkurap sendiri, menoleh kea rah suara, memegang
benda yang ditaruh di tangannya.
3.
20
minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya.
4.
26
minggu : dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lainnya, makan
biscuit sendiri.
5.
9-10
bulan : menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda dengan ibu jari dan
telunjuk, merangkak, bersuara.
6.
13
bulan : berjalan tanpa bantuan mengucapkan kata-kata tunggal.
Dengan
kita mengetahui berbagai Milestone pokok ini, maka kita dapat mengetahui apakah
seorang anak perkembangannya terlambat atau masih dalam batas-batas normal.
Kalau ada kecurigaan, kita dapat melakukan tes skrining, antara lain dengan
DDST. Sehingga deteksi dini dan intervensi dini dapat dilakukan, agar tumbuh
kembang anak dapat lebih optimal.
Parameter
penilaian petumbuhan fisik :
-
Ukuran
antropometri
- Tergantung umur (age dependence)
- Badan
- Tinggi/panjang badan
- Lingkaran kepala
- Lingkaran lengan atas.
- Tidak tergantung umur
- BB terhadab BT
- LLA terhadap TB
Lain-lain
: LLA dibanding dengan standar, lipatan kulit pada trisep, subskapular,
abdominaldibanding dengan baku.
Disamping
itu ada ukuran Antropometri lainnya untuk keperluan pada kasus-kasus kelainan
bawaan atau untuk menentukan jenis perawatan yaitu :
Lingkaran
dada, lingkaran perut dan lingkaran leher, Panjang jarak antar dua titik tubuh,
seperti biakromial untuk lebar bahu, bitrokanterik untuk lebar pinggul,
bitemporal untuk lebar kepaladll
·
Kebutuhan
- Pemberian ASI dan pemenuhan gizi seimbang
- Pemantauan tumbuh kembang balita
- Perlakuan sama terhadap laki-laki dan perempuan.
- Manajemen terpadu bula balita sakit
- Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
-
Asah Asih Asuh. yaitu pendidikan sesuai umur, mendapat kasih
sayang dan cinta dari lingkungannya, mendapat perawatan dengan baik.
-
Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki – laki
dan perempuan
-
Masalah yang mungkin timbul
-
Pegutamaan jenis kelamin
-
Kurang gizi (malnutrisi)
-
Kesakitan dan kematian balita
-
Menjadi korban kekerasan
-
Kurangnya pengetahuan ibu tentang bagaimana merawat bayinya
dengan baik.
·
Asuhan yang diberikan
Pendekatan
pendidikan kesehatan, memberi KIE pada ibu tentang bagaimana merawat bayinya
dengan baik, memberi KIE pada ibu bagaimana menjaga kesehatan lingkungan dan
menjaga kesehatan, memberi KIE pada ibu sesuai kebutuhan ibu, memantau tumbuh
kembang anak, pemenuhan gizi yang seimbang.
d.
Anak-anak
Anak
– anak adalah masa setelah balita menuju remaja. Secara umum terdapat dua
faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu
1. Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil
akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di
dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas pertumbuhan.
Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas
jaringan terhadap rangsangan,umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan
tulang. Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa
atau bangsa. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan
lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
Gangguan
pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik.
Sedangkan di negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain
diakibatkan oleh faktor genetik, juga faktor lingkungan yang kurang memadai
untuk tumbuh kembang anak yang optimal. Bahkan kedua faktor ini dapat
menyebabkan kematian anak-anak sebelum mencapai usia balita. Disamping itu
banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom. Seperti
Sindrom Down, sindrom Turner dll.
2.
Faktor
lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai
atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan
tercapainya potensi bawaan sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.
Lingkungan ini merupakan lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial yang
mempengaruhi individu setiap hari melalui dari konsepsi sampai akhir hayat nya.
Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi dua :
a. Faktor lingkungan yang mempengaruhi
anak pada waktu masih di dalam kandungan (faktor pranatal).
b.
Faktor
lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir
(faktor post natal).
-
Penilaian
perkembangan anak
Sejak
dahulu, masalah perkembangan anak telah mendapat banyak perhatian. Berbagai
tulisan mengenai perkembangan anak telah dibuat. Menurut Illingworth ulasan
yang pertamakali mengenai perkembangan anak adalah oleh Tiedeman dari Jerman
tahun1787 yangmencatat perkembangan dari seorang anak. Kemudian Charles Darwin
tahun 1877 mempublikasikan secara detail perkembangan salah satu dari 10
anaknya. Tahun 1893 Shinn mempublikasikan tentang perkembangan pada tahun 1931
Shirley melaporkan perkembangan25 anak secara lengkap.
Pada
saat ini berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui gangguan perkembangan
anak telah dibuat. Demikian pula dengan skrining untuk mengetahui
penyakit-penyakit yang potensial dapat mengakibatkan gangguan perkembangan
anak. Karena deteksi dini kelainan perkembangan anak sangat berguna, agar
diagnosis maupun pemulihannya dapat dilakukanlebih awal, sehingga tumbu kembang
anak dapat berlangsung seoptimal mungkin.
Sayangnya,
banyak ahli kesehatan yang percaya bahwa tidak banyak yang dapat dikerjakan
untuk mengatasi kelainan ini dan mereka percaya pula bahwa kelainan yang ringan
dapatnormal dengan sendirinya. Sikap seperti ini dapat menghambat pemulihannya,
bahkan pada kasus-kasus tertentu dapat mengakibatkan cacat yang permanen, yang
tidak seharusnya dapat dihindari.
Penting
untuk dipahami bahwa dengan skrining dan mengetahui adanya masalah
pada perkembangan anak, tidak berarti bahwa diagnosis pasti dari kelainan
tersebut telah diterapkan. Skrining hanyalah prosedur rutin dalam pemeriksaan
tumbuh kembang anak sehari-hari , yang dapat memberikan petunjuk kalau ada
sesuatu yang perlu mendapat perhatian. Sehingga masih diperlukan anamnesis
yang baik, pemeriksaan fisik yang teliti dan pemeriksaan penunjang lainnya
agar diagnosis dapat dibuat, supaya intervensi dan pengobatan dapat
dilakukan sebaik-baiknya.
Tujuan dari penilaian perkembangan anak, adalah agar para
tenaga kesehatan :
1. Mengetahui kelainan perkembangan
anak dan hal-hal lain yang merupakan resikoterjadinya kelainan perkembangan
tersebut.
2. Mengetahui berbagai masalah
perkembangan yang memerlukan pengobatan ataukonseling genetik.
3. Mengetahui kapan anak perlu dirujuk
ke center yang lebih tinggi.
-
Tahap
– tahap penilaian tumbuh kembang anak :
a.
Anamnesis
Tahap
pertama adalah melakukan anamnesis yang lengkap, karena
kelainan perkembangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan
anamnesis yang teliti makasalah satu penyebabnya dapat diketahui. Skrining
gangguan perkembangan anak Pada tahap ini dianjurkan digunakan
instrumen-instrumen untuk skrining guna mengetahui kelainan perkembangan anak,
misalnya dengan menggunakan DDST (Denver Developmenta Secreening Test),
tes IQ, atau tes psikologi lainnya.
b. Evaluasi lingkungan anak
Tumbuh kembang anak adalah hasil interaksi antara faktor
genetik dengan lingkungan bio-fisiko-psikososial. Oleh karena itu, untuk
deteksi dini, kitajuga harus melakukan evaluasilngkungan anak tersebut.
Misalnya dapat digunakan HSQ (Home Screening Questionaire).
c.
Evaluasi
penglihatan dan pendengaran anak
Tes
pengelihatan misalnya untuk anak umur kurang dari 3 tahun dengan tes fiksasi,
umur 2,5- 3 tahun dengan kartu gambar dari allen dan diatas umur 3 tahun dengan
huruf E. Jugadiperiksa apakah ada strabismus dan selanjutnya periksa kornea dan
retinanya. Sedangkan skrining pendengaran anak, melalui anamnesis atau
menggunakanaudiometer kalau ada alatnya. Disamping itu dilakukan juga
pemertiksaan bentuk telinga,hidung, mulut dan tenggorokan untuk mengetahui
kelainan bawaan.
d.
Evaluasi
bicara dan bahasa anak
Tujuan
pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan anak berbicaradalam
batas-batas yang normal atau tidak. Karena kemampuan berbicara
menggambarkankemampuan SSP, endokrin, ada / tidak adanya kelainan bawaan pada
hidung, mulut, dan pendengaran, stimulasi yang diberikan, emosi anak dsb.
e.
Pemeriksaan
fisik Untuk melengkapi anamnesis
Diperlukan
pemeriksaan fisik agar diketahui apabila terdapat kelainan fisik yang dapat
mempengaruhi tumbuh kembang anak. Misalnya berbagai sindrom, penyakit jantung
bawaan, tanda-tanda penyakit defisiensi dll. Pemeriksaan neurologi dimulai
dengan anamnesis masalah neurologi dan keadaan-keadaan yang diduga dapat
mengakibatkan gangguan neurologi, seperti trauma lahir, persalinan yang lama,
asfiksia berat dsb. Kemudian dilakukan tes / pemeriksaan neurologi yang
teliti, maka dapat membantudalam diagnosis suatu kelainan, misalnya kalau ada
lesi intrakranial, palsi serebralis, neuropati perifer, penyakit-penyakit
degeneratif dsb. Untuk mengetahui secara dini adanya palsi serebralis
dianjurkan menggunakan pemeriksaan neurologi menurut Milani Comparetti,
yang merupakan cara untuk evaluasi perkembangan motorik dari lahir sampai
umur 2 tahun.Evaluasi penyakit-penyakit metabolik Salah satu penyebab
gangguan perkembangan anak adalah disebabkan oleh penyakitmetabolik. Dari
anamnesis dapat dicurigai adanya penyakit metabolik, apabila ada anggota keluarga
lainnya yang terkena penyaklit yang sama. Adanya tanda-tanda klinis seperti
rambut yang pirang dicurigai adanya PKU (Phenylketonuria),
Ataksia yang intermiten dicurigai adanya Hiperamonemia
dsb. Disamping itu diperlukan pemeriksaan penunjang lainnya yang sesuai dengan
kecurigaan kita. Integrasi dari hasil penemuan berdasarkan anamnesis dan semua
pemeriksaan tersebut diatas, dibuat satu kesimpulan diagnosis dari gangguan
perkembangan tersebut kemudian ditetapkan penatalaksanaannya, konsultasi
kemana dan prognosinya. Ternyata berdasarkan peneliti (Blasco, 1991), angka
terjadinya kelainan perkembangan yang sering ditemukan adalah Retardasi
Mental (RM) 3%, 1 diatara 200 anak menderita palsi serebralis, kesulitan
belajar dan sindrom yang menyangkut
konsentrasi dan perhatian anak
5-7 %.
Ciri-ciri
tumbuh kembang anak tumbuh kembang anak yang dimulai sejak konsepsi sampai
dewasa itu mempunyai ciri-ciri sendiri, yaitu:
Tumbuh
kembang merupakan proses yang continue
sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa yang dipengaruhi oleh faktor bawaan
dan lingkungan. Ini berarti bahwa tumbuh kembang sudah terjadi sejak di dalam
kandungan dan setelah kelahiran merupakan masa dimulainya tumbuh kembang anak
dapat mudah diamati. Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan
atau masa perlambatan serta laju tumbuh kembang yang berlainan diatara
organ-organ terdapat 3 periode pertumbuhan cepat adalah pada masa janin, masa
bayi 0-1 tahun dan masa pubertas. Sedangkan pertumbuhan organ-organ tubuh
mengikuti 4 pola, yaitu pola umum, limfoit, neural, danreproduksi.Pola
perkembangan anak adalah sama, pada semua anak, tetapi kecepatannya
berbedaantara anak 1 dengan yang lainnya.
Contoh
: Anak akan belajar duduk sebelum belajar berjalan, tetapi umur saat
anak belajar duduk / berjalan berbeda antara anak 1 dengan lainnya.
Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.
Contoh
: Tidak ada latihan yang menyebabkan anak dapat berjalan sampai sistem syaraf
siap untuk itu, tetapi tidak adanya kesempatan praktik akan menghambat
kemampuan ini.
Aktifitas
seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
Contoh
: bayi akan menggerakan seluruh tubuhnya, tangan dan kakinya kalau melihat
sesuatu yang menarik, tetapi pada anak yang lebih besar reaksinya hanya tertawa
/ meraih benda tersebut. Arah perkembangan anak adalah sefalocaudal. Langkah pertama sebelum berjalan adalah perkembangan
menegakkan kepala. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan
menghilang sebelum gerakan volunter tercapai. Setiap anak adalah individu yang
unik karena faktor bawaan dan lingkungan yang berbeda, maka pertumbuhan
dan pencapaian kemampuan perkembangannya juga berbeda, tetapi akan tetap
menuruti patokan umum. Sehingga diperlukan kriteria sampai seberapa jauh
keunikan seorang anak tersebut, apakah masih dalam batas normal atau tidak.
Dikenal normal dalam arti medis dan normal dalam arti statistik.
Yang
dimaksud normal dalam arti medis adalah apabila pertumbuhan
dan perkembangan baik fisik maupun intelek dan kepribadian berlangsung
harmonis yang meningkat dan dapat diramalkan kecepatan serta hasil akhirnya,
sesuai dengan kemampuan genetik/bawaannya.
Sedangkan
yang dimaksud dalam arti statistik adalah apabila anak tersebut berada
dalam batas 2 SD atau diatas mean kurva sebaran normal menurut Gauss, dimana
seorang anak dibandingkan dengan anak sebayanya. Jika mungkin saja seorang
anak termasuk abnormal dalam arti statistik tetapi sesungguhnya masih
normal dalam arti medis. Misalnya anak yang berasal dari keluarga bertubuh
kecil.
e.
Remaja
Masa
remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan merupakanmasa
peralihan dari masa anak–anak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang dialami
remaja adalah datangnya haid yang pertama yang disebut menarch. Secara tradisi,
menarch dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap
sudah tiba waktunya untuk mengerjakan tugas–tugas sebagai wanita dewasa dan
siap dinikahkan. Padausia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena
mulai memproduksi hormon–hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan system reproduksi. Menstruasi yang teratur merupakan tanda
keseimbanagn hormon, dengan asumsi bahwa kita tidak sedang hamil,
menyusui, atau menopause. Namun tidak semua wanita mempunyai siklus haid yang
teratur.
·
Siklus
menstruasi
Menstruasi atau haid
atau datang bulan adalah
perubahan fisiologis dalam tubuh
wanita yang
terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode
ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia, hal ini
biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai menopause. Selain
manusia, periode ini hanya terjadi pada primata-primata besar,
sementara binatang-binatang menyusui lainnya
mengalami siklus estrus.
Pada wanita
siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku
umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama,
kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya,
menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi
sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang
akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan
rata-rata 35mL per harinya.
·
Sumber gizi
untuk menstruasi
1.
Konsumsi makanan tinggi karbohidrat
2. Hindari
kafein
3. Makanan
yang kaya kalsium
4. Hindari
garam
5. Dark
chocolate.
6. Minum
air putih
7.
Magnesium
8.
Konsumsi vitamin
·
Beberapa
jenis masalah menstruasi yang sering terjadi pada wanita:
a. Menstruasi yang menyakitkan atau
dysmenorrhea.
Dysmenorrhea pertama dihubungkan dengan naiknya kadar kimia
alami di dalam tubuh saat ovulasi, yang menyebabkan rasa sakit. Dysmenorrhea
kedua merupakan tanda suatu kelainan mendasar, ini memengaruhi wanita yang
belum pernah menstruasi sebelumnya.
b. Selain itu,
kelainan reproduksi, endometriosis, atau fibroids dapat menimbulkan menstruasi dengan rasa sakit, dan
satu – satunya cara untuk mengetahui penyebabnya adalah dengan memeriksakannya
ke dokter. Gejala dysmenorrhea termasuk rasa sakit pada punggung bagian
bawah atau perut, atau sakit pada tulang panggul. Problem menstruasi ini dapat
menunjukkan ketidak suburan. Jadi semakin cepat diketahui semakin baik.
c. Menstruasi yang sangat hebat atau
menorrhagia.
Ketidak seimbangan hormon ataukelainan rahim dapat
menyebabkan volume darah menstruasi yang sangat tinggi, namun dokter Minkin
mengatakan bahwa penyebabnya tidak selalu jelas. Jika haid selama tujuh hari
atau lebih, dan darah yang keluar tidak tertampung lagi oleh pembalut, maka
kemungkinan anda menderita menorrhagia. Darah yang menggumpal juga
sebenarnya normal, namun gumpalan darah dalam jumlah besar merupakan tanda
heavy periods.
d. Mennorhagia menyebabkan anemia.
jadi penderita harus mengkonsumsi cukup kedelai rebus, dan
kacang-kacang lain.
e. Menstruasi tidak teratue, atau
oligomenorrhea.
Ketidakseimbangan hormon atau kelainan juga menyebabkan haid tidak
teratur.
f. Tidak mengalami menstruasi, atau
amenorrhea.
Jika tidak haid selama tiga bulan kemungkinan hamil. Namun
bisa juga anda mengalami amenorrhea, perimenopause, atau menopause. Amenorrhea
merupakan efek dari penyakit, stress, latihan terlalu berat, atau turunnya
berat badan yang terlalu banyak.
·
Tahapan pubertas/remaja:
1. Masa remaja awal (10-12 tahun)
masa dimana remaja tersebut lebih dekat dengan teman
sebayanya, masa ingin bebas. Lebih
banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai suka berkhayal.
2. Masa remaja tengah (13-15 tahun)
Ingin
mencari identitas diri, Ada keinginan untuk berkencan atau mulai
tertarik dengan lawan jenis, Timbul perasaan cinta yang mendalam,
Kemampuan berpikir abstrak makin berkembang, Berkhayal mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan seksual.
3.
Masa
remaja akhir (16-19 tahun)
Menampakkan pengungkapan kebebasan diri, Dalam mencari teman
sebaya lebih selektif, Memiliki citra terhadap dirinya, Dapat mewujudkan
perasaan cinta, Memiliki kemampuan berpikir abstrak Perubahan yang terjadi
:
a. Mengalami pertumbuhan seks primer
dan sekunder
b. Seks primer adalahperubahan organ
reproduksi pada manusia sudah mulai berfungsioptimal, contohnya menstruasi
c. Seks sekunder adalah perubahan –
perubahan nyata yang terlihat dari luar, seperti perubahan fisik
perempuan, tumbuhnya payudara, bertambahnya berat dan tinggi badan
d. Memiliki sifat kewanitaan disebabkan
oleh hormon esterogen yang meningkat
e. Mengalami perubahan emosional
f. Mengalami perkembangan
biopsikososial, yaitu masa transisi dari anak – anak menuju dewasa
g. Perubahan intelektual
h. Permasalahan remaja
i.
Banyak permasalahan perilaku yang timbul pada kalangan
remaja yang tergolong pada pribadi yang masih labil, manakala seorang
remaja terjerumus pada salah satu perilaku beresiko yang dimaksud, maka
remaja tersebut akan beresiko pula untuk memasuki perilaku beresiko
lainnya. Contoh perilaku yang menyimpang adalah:
- Perilaku Menyimpang Seksual
- Napza
- HIV-AIDS.
Memang banyak perilaku beresiko pada remaja dewasa ini.
Namun bukan berarti masaremaja demikian suramnya, namun hal ini perlu
upaya-upaya dari remaja sebagai pelakuutama serta lingkungan sebagai pelaku
antara untuk mencegah terjadinya penyimpangan perilaku ini dengan
upaya-upaya sebagai berikut:
1. Mengikis kemiskinan.
2. Membuka akses layanan informasi dan
konsultasi tentang masalah-masalah remaja.
3. Meningkatkan partisipasi remaja
dalam kegiatan kemasyarakatn yang lebih bermanfaat.
4. Sosialisasi hak-hak yang dimiliki
oleh setiap individu.
5. Meminimalkan informasi seks bebas
melalui media.
6. Pendewasaan usia perkawinan, 25
tahun untuk laki-laki dan 20 tahun untuk perempuan.
7. Adapun permasalahan lain yang di
alami remaja adalah sebagai berikut :
8.
Problema
berkaitan dengan perkembangan kognitif dan bahasa.Pada masa remaja awal
ditandai dengan perkembangan kemampuan intelektual yang pesat. Namun
ketika, si remaja tidak mendapatkan kesempatan pengembangan kemampuan
9.
Intelektual,
terutama melalui pendidikan di sekolah, maka boleh jadi potensi
intelektualnyatidak akan berkembang optimal. Begitu juga masa remaja, terutama
remaja awal merupakanmasa terbaik untuk mengenal dan mendalami bahasa asing.
Namun dikarenakan keterbatasankesempatan dan sarana dan pra sarana, menyebabkan
si remaja kesulitan untuk menguasai bahasa asing.Tidak bisa dipungkiri,
dalam era globalisasi sekarang ini, penguasaan bahasa asingmerupakan hal yang penting
untuk menunjang kesuksesan hidup dan karier seseorang. Namun dengan adanya
hambatan dalam pengembangan ketidakmampuan berbahasa asingtentunya akan
sedikit-banyak berpengaruh terhadap kesuksesan hidup dan kariernya.Terhambatnya
perkembangan kognitif dan bahasa dapat berakibat pula pada
aspek emosional, sosial, dan aspek-aspek perilaku dan kepribadian lainnya.
10. Problema berkaitan dengan
perkembangan perilaku sosial, moralitas dan keagamaan.Masa remaja disebut pula
sebagai masa. social hunger (kehausan
sosial), yang ditandaidengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di
lingkungan kelompok sebayanya(peer group). Penolakan dari peer group dapat
menimbulkan frustrasi dan menjadikan diasebagai isolated dan merasa rendah diri. Namun sebaliknya apabila
remaja dapat diterimaoleh rekan sebayanya dan bahkan menjadi idola tentunya ia akan merasa bangga
danmemiliki kehormatan dalam dirinya.Problema perilaku sosial remaja tidak
hanya terjadi dengan kelompok sebayanya,namun juga dapat terjadi dengan orang
tua dan dewasa lainnya, termasuk dengan guru disekolah. Hal ini disebabkan pada
masa remaja, khususnya remaja awal akan ditandai adanyakeinginan yang
ambivalen, di satu sisi adanya keinginan untuk melepaskan ketergantungandan
dapat menentukan pilihannya sendiri, namun di sisi lain dia masih membutuhkan
orangtua, terutama secara ekonomis.Sejalan dengan pertumbuhan organ reproduksi,
hubungan sosial yang dikembangkan pada masa remaja ditandai pula dengan
adanya keinginan untuk menjalin hubungankhususdengan lain jenis dan jika tidak
terbimbing dapat menjurus tindakan penyimpangan perilaku sosial dan
perilaku seksual. Pada masa remaja juga ditandai dengan adanyakeinginan untuk
mencoba-coba dan menguji kemapanan norma yang ada, jika tidak terbimbing,
mungkin saja akan berkembang menjadi konflik nilai dalam dirinya maupundengan
lingkungannya. Problema berkaitan dengan perkembangan kepribadian, dan
emosional.
11. Masa remaja disebut juga masa untuk
menemukan identitas diri ( self
identity). Usaha pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan
menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Ketika
remaja gagal menemukan identitas dirinya, dia akan mengalami krisis identitas
atau identity
confusion, sehingga
mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian yang bukan menggambarkan
keadaan diri yang sebenarnya. Reaksi-reaksi dan ekspresi emosional yang masih
labil dan belum terkendali pada masa remaja dapat berdampak pada kehidupan
pribadi maupun sosialnya. Dia menjadi sering merasa tertekan dan bermuram durja
atau justru dia menjadi orang yang berperilaku agresif. Pertengkaran dan
perkelahian seringkali terjadi akibat dari ketidakstabilan emosinya. Selain
yang telah dipaparkan di atas, tentunya masih banyak problema keremajaan
lainnya. Timbulnya problema remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik
internal maupun eksternal. Agar remaja dapat terhindar dari berbagai kesulitan
dan problema kiranya diperlukan kearifan dari semua pihak. Upaya untuk
memfasilitasi perkembangan remaja menjadi amat penting. Dalam hal ini, peranan
orang tua, sekolah, serta lingkunganya.
·
Kebutuhan
1. Pemenuhan gizi seimbang
2. Informasi tentang kesehatan
reproduksi
3. Pencegahan dan penanggulangan
kekerasan , termasuk seksual
4. Pencegahan terhadap ketergantungan
napza
5. Perkawinan pada usia yang wajar
6. Pendidikan, peningkatan keterampilan
7. Peningkatan penghargaan diri
8. Peningkatan pertahanan terhadap
godaan dan ancaman
9. Kesempatan yang sama antara laki –
laki dan perempuan
10. Pemantauan tumbuh kembang
11. Mencintai dan dicintai
·
Asuhan yang diberikan
1. Melakukan pendekatan melalui
konseling tentang perubahan hukum/sosial, pendidikan kesehatan
2. Deteksi, pencegahan, pengobatan
penyakit
3. Melakukan pendekatan pendidikan
dalam keluarga
4. Pemenuhan gizi seimbang
5. Memberi informasi tentang kesehatan
reproduksi
6. Pencegahan dan penanganan kekerasan
seksual
7. Pencegahan dan penanganan terhadap
ketergantungan napza
8. Peningkatan pendidikan ,
keterampilan, penghargaan diri, dan pertahanan terhadapgodaan dan ancaman
9. Persamaan perlakuan antara laki –
laki dan wanita
10. Pemantauan tumbuh kembang remaja
11. Memberikan cinta kasih, dukungan
mental
g.
Dewasa
Usia dewasa yaitu
antara 18 sampai 40 tahun. Masa ini sering dihubungkan dengan masa subur,
karena pada usia ini kehamilan sehat sering terjadi. Inilah masa produktif
dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita
harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar tetap prima, sehingga bila
terjadi kehamilan bisa berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan sehat.
Gangguan yang sering
terjadi pada usia ini adalah endometriosis yang ditandai dengan gejala nyeri
haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat buang air
besar atau buang air kecil.
Masa dewasa ini disebut
masa sulit, karena pada masa ini wanita dituntut untuk melepaskan
ketergantungannya terhadap orangtua dan berusaha untuk bisa mandiri.
-
10 ciri masa dewasa:
1. Masa
pengaturan
Pada masa ini wanita
akan “mencoba-coba” sebelum ia menentukan mana yang sesuai, cocok, dan member
kepuasan permanen. Ketika sudah menemukan pola hidup yang diyakini dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya, ia akan mengembangkan pola-pola perilaku,sikap,
dan nilai-nilai yang cenderung akan menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya.
2. Masa
usia produktif
Masa yang cocok untuk
menentukan pasangan hidup, menikah dan produksi/menghasilkan anak. Pada masa
ini organ reproduksi sangat produktif dalam menghasilkan individu baru (anak)
3. Masa
bermasalah
Seseorang harus
mengadakan penyesuaian dengan peran barunya (perkawinan dan pekerjaan). Jika ia
tidak bisa menghadapinya maka akan timbul masalah. Factor yang mempengaruhinya
antara lain :
Pertama, individu
kurang siap dan tidak bisa menyesuaikan diri dengan peran barunya. Kedua,
karena kurang persiapan maka ia kaget dengan dua peran/lebih yang harus
diembannya secara serampak. Ketiga, ia tidak memperoleh bantuan dari orangtua
atau siapapun dalam menyelesaikan masalah.
4. Masa
ketegangan emosional
Ketika seseorang
berumur dua puluhan (sebelum 30-an), kondisi emosionalnya tidak terkendali.
Cenderung labil, resah, mudah memberontak, emosi sangat bergelora dan mudah
tegang.
5. Masa
keterasingan social
Kegiatan social
dibatasi karena berbagai tekanan pekerjaan dan keluarga. Hubungan dengan
teman-teman sebaya mungkin renggang. Keterasingan diintensifkan dengan adanya
semangat bersaing dan hasrat untuk maju dalam berkarir.
6. Masa
komitmen
Masa kesadaran akan pentingnya
sebuah komitmen. Mulai membentuk pola hidup, tanggung jawab, dan komitmen baru.
7. Masa
ketergantungan
Pada awal dewasa dini
sampai akhir usia 20-an, seseorang masih punya ketergantungan pada orangtua
atau organisasi/instruksi yang mengikatnya.
8. Masa
perubahan nilai
Nilai yang dimiliki
seseorang ketika ia berada pada masa dewasa dini berubah karena pengalaman dan
hubungan sosialnya semakin meluas. Pada masa ini juga seseorang akan lebih
menerima/berpedoman pada nilai konvensional dalam hal keyakinan. Egosentrisme
akan berubah menjadi social ketika ia sudah menikah.
9. Masa
penyesuaian diri dengan hidup baru
Ketika seseorang sudah
mencapai masa dewasa berarti ia harus lebih bertanggun jawab karena pada masa
ini ia sudah mempunyai peran ganda. (peran sebagai orang tua dan sebagai
pekerja).
10. Masa
kreatif
Pada masa ini seseorang
bebas untuk berbuat apa uang diinginkan. Namun kreatifitas bergantung pada
minat, potensi, dan kesempatan.
·
Hak-hak
reproduksi
Hak-hak reproduksi
tersebut meliputi:
1.
Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi,
2.
Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi
3.
Hak untuk kebebasan berpikir dan membuat keputusan tentang kesehatan
reproduksinya
4.
Hak untuk memutuskan jumlah dan jarak kelahiran anak
5.
Hak untuk hidup dan terbebas dari risiko kematian karena kehamilan, kelahiran
atau masalah jender
6.
Hak atas kebebasan dan keamanan dalam pelayanan kesehatan reproduksi
7.
Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk yang menyangkut kesehatan
reproduksi
8.
Hak mendapatkan manfaat dari hasil kemajuan ilmu pengetahuan di bidang
kesehatan reproduksi
9.
Hak atas kerahasiaan pribadi dalam menjalankan kehidupan reproduksinya
10. Hak untuk membangun
dan merencanakan keluarga
11. Hak atas kebebasan
berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang bernuansa kesehatan reproduksi,
dan
12. Hak atas kebebasan
dari segala bentuk diskriminasi dalam kesehatan reproduksi.
·
Tahapan
usia subur :
Usia 20-30 tahun
-
Masa ini merupakan
puncak fertilitas. Pada masa ini menstruasi akan teratur.
-
Desakan estradiol
(salah satu bentuk estrogen) sekitar 10 hari setelah pemulaan masa haid, tepat
sekitar masa ovulasi, akan mendorong perasaan bahagia. Sedangkan dorongan
progesterone pada paruh kedua siklus akan membuat mudah tersinggung.
Tanda-tanda:
-
Libido
atau nafsu seks berubah-ubah saat menggunakan alat kontrasepsi hormonal,
seperti spiral dan pil.
-
Penurunan tingkat
kesuburan saat memasuki usia akhir 30 tahun. Jika belum berumur 35 tahun dan
belim hamil, temui dokter spesialis endrokinologi dalam waktu satu tahun. Tapi jika memasuki
usia 35 tahun belum hamil, temui dokter endrokinologi dalam waktu 6 bulan.
Usia
40-an
Usia 40-an memasuki
masa pra-menopause. Siklus menstruasi masih tetap sama, tetapi produksi hormone
esterogen dan progesterone dari ovarium semakin berkurang. Pengurangan hormone
berlangsung selama 5 tahun.
·
Tanda-tanda
menopause
-
Muncul bercak merah
pada kulit
-
Gairah seks menurun
-
Lender pada wanita
mulai mongering
-
Tingkat kesuburan
menurun
-
Berat badan bertambah
-
Gangguan tidur
-
Dalam hai ini wanita mengalami beberapa masa, antara lain:
a. Masa
hamil
Pada masa ini perempuan
akan mengalami terjadinya pembesaran rahim, perkembangan payudara, dan
pertumbuhan janin
b. Masa
melahirkan
Diperlukan kesiapan
fisik dan mental, kebutuhan nutrisi yang meningkat seiring kebutuhan energy
yang juga meningkat, serta terjadinya perdarahan.
c. Masa
menyusui
Seorang wanita yang
sedang memproduksi ASI akan mengalami kebutuhan makan yang meningkat.
·
Kebutuhan
-
Kehamilan dan
persalinan yang aman
-
Pencegahan kecacatan
dan keatian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
-
Menjaga jarak kehamilan
dengan menggunakan alat kontrasepsi (KB)
-
Pencegahan terhadap
PMS/HIV/AIDS
-
Pelayanan kesehatan
reproduksi berkualitas
-
Pencegahan dan
penanggulangan masalah aborsi secara rasional
-
Deteksi dini kanker
payudara dan leher rahim
-
Pencegahan dan
menejemen infertilitas
·
Masalah
yang mungkin timbul
-
Kehamilan dan
persalinan yang beresiko
-
Kurangnya pelayanan
kesehatan yang memadai
-
Kurangnya pengetahuan
tentang alat kontrasepsi (KB)
-
Kurangnya pengetahuan
tentang PMS/HIV/AIDS
-
Kurangnya pengetahuan
tentang tanda-tanda bahaya selama kehamilan dan nifas
-
Infertilitas
-
Ketidak setaraan gender
(seperti beban ganda)
-
Penyakit saluran
reproduksi
·
Asuhan
yang diberikan
-
Kehamilan dan
persalinan yang aman
-
Pencegahan kecacatan
dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
-
Informasi tentang
PMS/HIV/AIDS
-
Informasi tentang alat
kontrasepsi
-
Kesetaraan gender
-
Deteksi dini kanker
payudara dan leher rahim
h.
Usia
lanjut
Usia lanjut atau lansia
adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa yang paling rentan diserang
berbagai penyakit degenerative dan penyakit berat lainnya.
·
Tahapan
usia lanjut
1. Klimakterium
Klimakterium bukan
suatu keadaan patologik melainkan suatu masa peralihan yang normal yang
berlangsung beberapa tahun sebelum dan sesudah menopause. Fase klimakterium
berlangsung bertahap yaitu:
a. Sebelum
menopause (pre menopause)
Pada masa ini
klimakterium dimulai 6 tahun sebelum masa menopause. Disini fungsi organ
reproduksi mulai menurun, kadar esterogen mulai turun dan kadar hormone
gonadotropin mulai meningkat sampai timbulnya keluhan tanda-tanda menopause.
b. Selama
menopause
Terjadi selama
berlangsungnya menopause, rentangan 1-2 tahun sebelum sampai 1 tahun sesudah
menopause. Pada periode ini wanita mengalami keluhan memuncak.
c. Sesudah
menopause (post menopause)
d. Masa
ini berlangsung mulai 6-7 tahun sesudah menopause. Pada saat ini kadar
esterogen sudah pada titik rendah sesuai dengan keadaan senium dan disertai
dengan mulai memburuknya kondisi badan.
·
Perubahan
yang terjadi
-
Terjadi penurunan kadar
estrogen dan kadar gonadotropin mulai meningkat
-
Organ reproduksi mulai
mengalami penurunan fungsi : ovarium mengecil, uterus mengecil, epitel vagina
menipis.
-
Jumlah folikel menjadi
hanya beberapa buah saja dan leboh resisten terhadap rangsangan gonadotropin
saja
-
Pada usia 40 tahun
siklus haid mulai tidak di sertai dengan ovulasi
-
Perubahan perdarahan
pada premenopause
-
Pasca menopause terjadi
gangguan vegetative, psikis, organis.
2. Menopause
Menopause yaitu periode
berhentinya haid secara alamiah. Menopause menyebabkan beberapa perubahan fisik
yang dapat mempengaruhiu fungsi seksual seorang wanita. Hal ini disebabkan
karena semakin berkurangnya kadar hormon estrogen dan progesteron.
·
Perubahan
yang terjadi pada masa ini
1. Perubahan
psikis
2. Rasa
khawatir
3. Rasa
tertekan karena takut tua
4. Lebih
sensitive dan emosional
5. Perubahan
fisik meliputi:
a. Kulit
nenjadi kendor
b. Kulit
menjadi kering dan keriput
c. Kulit
menjdi mudah terbakar sinar matahari
d. Timbul
pigmentasi pada kulit
e. Payudara
mulai lembek
f. Vagina
kering
g. Epitel
vagina menipis
h. Dispareunia
i.
Tidak dapat menahan air
seni
j.
Hilangnya jaringan
penunjang
k. Penambahan
berat badan
l.
Gangguan mata
m. Nyeri
tulang dan sendi
3. Senium
Pada masa ini telah
terjadi keseimbangan hormonal baru. Pada masa ini perubahan yang terjadi ialah
kemunduran alat-alat tubuh dan kemampuan fisik sebagai proses menjadi tua.
Dalam masa ini cenderung terjadi osteoporosis yang disebabkan oleh pengaruh
hormone steroid dan osteotrofoblas yang berkurang.
·
Kebutuhan
a. Pemeriksaan
kesehatan secara teratur
b. Pemeriksaan
gizi dan supplement yang dibutuhkan
c. Perhatian
pada problem meno/andropause
d. Perhatian
pada penyakit degenerative
e. Deteksi
dini kanker rahih
f. Pencegahan
dan penanganan PMS/ISR/HIV/AIDS
g. Pencegahan
tindak kekerasan
h. Pendamping
·
Masalah
yang mungkin timbul
1. Kanker
payudara
2. Kekerasan
3. Kanker
saluran reproduksi
4. Penyakit
jantung koroner
5. Kurang
perhatian pada penyakit degenerative.
·
Asuhan
yang diberikan
a. Perhatian
pada problem menopaus
b. Perhatian
pada penyakit utama degeneraatif
c. Pendamping
d. Informasi
tentang cara menjaga kesehatan
e. Pencegahan
dan penanganan penyakit degenerative
f. Pencegahan
dan penanganan ISR/PMS/HIV/AIDS
·
KESEHATAN
REPRODUKSI
kesehatan reproduksi merupakan suatu kondisi atau keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan
dalam semua aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan juga prosesnya tapi juga
meliputi keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial.
WHO sendiri mendefinisikan kesehatan reproduksi adalah kondisi kesehatan
dari segi fisik, mental dan sosial yang utuh, serta tidak hanya bebas dari
penyakit dalam segala aspek yang saling berkaitan dengan sistem reproduksi,
fungsi dan juga prosesnya.
Indikator Permasalahan Kesehatan Reproduksi Wanita.
Dalam pengertian kesehatan reproduksi secara lebih
mendalam, bukan semata-mata sebagai pengertian klinis (kedokteran) saja tetapi
juga mencakup pengertian sosial (masyarakat). Intinya goal kesehatan secara
menyeluruh bahwa kualitas hidupnya sangat baik. Namun, kondisi sosial dan
ekonomi terutama di negara-negara berkembang yang kualitas hidup dan kemiskinan
memburuk, secara tidak langsung memperburuk pula kesehatan reproduksi wanita.
Indikator-indikator permasalahan kesehatan reproduksi
wanita di Indonesia antara lain:
- Jender, adalah peran masing-masing pria dan wanita berdasarkan jenis kelamin menurut budaya yang berbeda-beda. Jender sebagai suatu kontruksi sosial mempengaruhi tingkat kesehatan, dan karena peran jender berbeda dalam konteks cross cultural berarti tingkat kesehatan wanita juga berbeda-beda.
- Kemiskinan, antara lain mengakibatkan:
- Makanan yang tidak cukup atau makanan yang kurang gizi
- Persediaan air yang kurang, sanitasi yang jelek dan perumahan yang tidak layak.
- Tidak mendapatkan pelayanan yang baik.
- Pendidikan yang rendah.
Kemiskinan mempengaruhi kesempatan untuk mendapatkan
pendidikan. Kesempatan untuk sekolah tidak sama untuk semua tetapi tergantung
dari kemampuan membiayai. Dalam situasi kesulitan biaya biasanya anak laki-laki
lebih diutamakan karena laki-laki dianggap sebagai pencari nafkah utama dalam
keluarga. Dalam hal ini bukan indikator kemiskinan saja yang berpengaruh tetapi
juga jender berpengaruh pula terhadap pendidikan. Tingkat pendidikan ini
mempengaruhi tingkat kesehatan. Orang yang berpendidikan biasanya mempunyai
pengertian yang lebih besar terhadap masalah-masalah kesehatan dan
pencegahannya. Minimal dengan mempunyai pendidikan yang memadai seseorang dapat
mencari liang, merawat diri sendiri, dan ikut serta dalam mengambil keputusan
dalam keluarga dan masyarakat.
·
Kawin muda
Di negara berkembang termasuk Indonesia kawin muda
pada wanita masih banyak terjadi (biasanya di bawah usia 18 tahun). Hal ini
banyak kebudayaan yang menganggap kalau belum menikah di usia tertentu dianggap
tidak laku. Ada juga karena faktor kemiskinan, orang tua cepat-cepat
mengawinkan anaknya agar lepas tanggung jawabnya dan diserahkan anak wanita
tersebut kepada suaminya. Ini berarti wanita muda hamil mempunyai resiko tinggi
pada saat persalinan. Di samping itu resiko tingkat kematian dua kali lebih besar
dari wanita yang menikah di usia 20 tahunan. Dampak lain, mereka putus sekolah,
pada akhirnya akan bergantung kepada suami baik dalam ekonomi dan pengambilan
keputusan.
·
Kekurangan gizi dan Kesehatan yang buruk.
Menurut WHO di negara berkembang terrnasuk Indonesia
diperkirakan 450 juta wanita tumbuh tidak sempurna karena kurang gizi pada masa
kanak-kanak, akibat kemiskinan. Jika pun berkecukupan, budaya menentukan bahwa
suami dan anak laki-laki mendapat porsi yang banyak dan terbaik dan terakhir
sang ibu memakan sisa yang ada. Wanita sejak ia mengalami menstruasi akan
membutuhkan gizi yang lebih banyak dari pria untuk mengganti darah yang keluar.
Zat yang sangat dibutuhkan adalah zat besi yaitu 3 kali lebih besar dari
kebutuhan pria. Di samping itu wanita juga membutuhkan zat yodium lebih banyak
dari pria, kekurangan zat ini akan menyebabkan gondok yang membahayakan
perkembangan janin baik fisik maupun mental. Wanita juga sangat rawan terhadap
beberapa penyakit, termasuk penyakit menular seksual, karena pekerjaan mereka
atau tubuh mereka yang berbeda dengan pria. Salah satu situasi yang rawan
adalah, pekerjaan wanita yang selalu berhubungan dengan air, misalnya mencuci,
memasak, dan sebagainya. Seperti diketahui air adalah media yang cukup
berbahaya dalam penularan bakteri penyakit.
·
Beban Kerja yang berat.
Wanita bekerja jauh lebih lama dari pada pria,
berbagai penelitian yang telah dilakukan di seluruh dunia rata-rata wanita
bekerja 3 jam lebih lama. Akibatnya wanita mempunyai sedikit waktu istirahat,
lebih lanjut terjadinya kelelahan kronis, stress, dan sebagainya. Kesehatan
wanita tidak hanya dipengaruhi oleh waktu.
Untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi wanita
diperlukan adanya perubahan yakni dengan mempertingi derajat kesehatan wanita,
memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi oleh wanita selama daur
kehidupannya dengan lebih khusus sesuai kebutuhannya.
C.
KELUARGA
BERENCANA
Definisi
Keluarga Berencana
1. Menurut
WHO (World Health Organisation) Expert Committe 1970
KB
adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk :
a. Mendapatkan
objektif-objektif tertentu
b. Menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan
c. Mendapatkan
kelahiran yang memang diinginkan
d. Mengatur
interval di antara kehamilan
e. Mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri.
f. Menentukan
jumlah anak dalam keluarga
Secara garis besar definisi ini
mencakup beberapa komponen dalam pelayanan Kependududkan/KB yang dapat
diberikan sebagai beriku :
a. Komunikasi,
informasi, edukasi (KIE)
b. Konseling
c. Pelayanan
kontrasepsi (PK)
d. Pelayanan
infertilitas
e. Pendidikan
seks ( sex education)
f. Konsultasi
pra-perkawinan dan konsultasi perkawinan.
g. Konsultasi
genetik
h. Test
keganasan
i.
Adopsi
2. Menurut
UU No. 52 Tahun 2009 tentang Prkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
KB adalah upaya untuk :
a.
Mengatur kelahiran anak
b.
Jarak kelahiran anak,
usia ideal melahirkan
c.
Mengatur kehamilan
Melalui
: Promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga kecil berkualitas.
A. Masalah
Peserta
KB meningkat namun TFR juga masih tinggi.
B. Menganalisi
Masalah
1. Peta
unmet need kurang jelas
2. KIE
penggerakan dan pelayanan KB belum maksimal
3. Mekanisme
operasional lini lapangan tidak berjalan baik
4. >50%
peserta KB menggunakan non MKJP
5. Ketimpangan
ketersediaan alat dan obat kontrasepsi
6. Kelembagaan
dan komitmen Pemerintah daerah bervariasi
7. Kesenjangan
antara pengetahuan dan informasi dengan kesertaan ber KB besar
C. Pemecahan
Sementara Masalah
1. Peningkatan
kompetensi petugas dan kader KB
2. Pengumpulan,
pengolahan dan pemanfaatan data dan laporan
3. Meningkatkan
kuantitas dan kualitas institusi masyarakat
4. Peningkatan
dukungan oprasional
D. Tujuan
Pembelajaran
1. Tujuan
Umum
Untuk memahami
pentingnya program KB dalam menekan laju pertambahan penduduk dan mewujudkan
penduduk tumbuh seimbang 2015.
2. Tujuan
Khusus
a. Dapat
menjelaskan definisi dan sejarah KB
b. Dapat
menyebutkan tujuan, sasaran, ruang lingkup dan manfaat KB
c. Dapat
merumuskan masalah-masalah yang berkaitan dengan program KB
d. Dapat
merumuskan pemecahan masalah sementara dari program KB
E. Informasi
1. Sejarah
Program KB di Indonesia
a. Era
Orde Lama
Pada era orde lama KB
sudah ada namun hanya digunakan untuk alasan kesehatan. Ini dikarenakan jumlah penduduk yang besar
dianggap merupakan potensi yang besar
untuk menggali dan mengelola sumber daya alam di Indonesia.
b. Era
Orde Baru
Pada Era Orde Baru
masalah penduduk mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Untuk itu pemerintah
melakukan berbagai usaha seperti komitmen politik dan anggaran, kelembagaan
BKKBN, KIE intensif, jumlah PLKB 35.000 orang, pelayanan kontrasepsi,
kelembagaan di masyarakat dengan jumlah kader 250.000 orang, lintas sektor,
dukungan donor.
·
Pemerintah
1968
: Berdiri LKBN
1970 : Berdirilah BKKBN
yang merupakan lembaga non departeman. Fungsi dari BKKBN adalah merencanakan,
mengarahkan, membimbing dan mengadakan evaluasi mengenai pelaksanaan program KB
Nasional.
·
Non-Pemerintah
PKMI, PKBI, Organisasi
Profesi (IDI, IBI, ISFI) dan Institusi Penunjang Program KIM KB (Kegiatan Inti
Mandiri KB) misalnya Posyandu, Pos KB
Desa, Paguyuban KB, KB Perkotaan, Kelompok Akseptor dll.
c. Era
Reformasi
Pada
era ini lebih menonjolkan hak asasi. Sehingga BKKBN yang dulu memiliki moto dua
anak cukup seta NKKBA berubah menjadi keluarga berkualitas. Di International
Conference on Population Development (ICPD) di Kairo tahun 1994 secara tegas
menyatakan bahwa penggunaan kontrasepsi merupakan bagian dari hak-hak
reproduksi dan merupakan hak asasi manusia yang universal.
|
SEJARAH
KB DI INDONESIA
|
<
1957
|
KB
untuk alasan kesehatan.
|
1957
|
Berdiri
PKBI yang merupakan organisasi swasta, hanya ada untuk alasan kesehatan,
tidak untuk umum dan biasanya untuk ibu-ibu yang baru melahirkan.
|
1967
|
Soeharto
menandatangani Deklarasi Kependudukan.
|
1968
|
Inpres
No.26 Tahun 1968 Menkesra Koordinator Aspirasi Masyarakat
|
1970
|
Berdasarkan
Keppres No. 8 Tahun 1970 berdirilah BKKBN yang merupakan Lembaga Non
Departemen. Hanya ada di 6 provinsi yaitu DKI, DIY, Jabar, Jateng, Jatim dan
Bali.
|
1972
|
Keppres
No. 33 Tahun 1972, penyelenggaraan KB oleh Pemerintah (Departemen dan
instansi) dan swasta (PKBI, Muhammadiyah, DGI).
|
1978
|
Keppres
No. 64 Tahun 1978, penyempurnaan dari Keppres No. 33 diperluas dengan program
kependudukan dan seluruh provinsi sudah terjangkau KB.
|
1983
|
Keppres
No. 64 Tahun 1983, KB terpadu dengan program pembangunan lain (Meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak, mewujudkan KKBS, Pengendalian kelahiran.
|
1990
|
Program
KB berubah menjadi gerakan.
|
1992
|
UU
No. 10 Tahun 1992, redefinisi program KB. Upaya peningkatan kepedulian dan
peran serta masyarakat. Melalui pendewasaan usia kawin, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan keluarga untuk mewujudkan KKBS.
Disusul keluarnya UU No. 52 Tahun 2009.
|
2. Tahap-Tahap
Program KB Nasional
I. 1970-1980 : MANAGEMEN FOR THE PEOPLE
a. Pemerintah
lebih banyak berinisiatif
b. Partisipasi
masyarakat rendah sekali
c. Terkesan
kurang demokratis
d. Ada
unsur pemaksaan
e. Berorientasi
pada target
II. 1980-1990 : MANAGEMEN WITH THE PEOPLE
a. Pemaksaan
dikurangi
b. Dimulainya
Program Safari KB pada awal 980-an
·
1985-1988 : Program KB Lingkaran Biru
Masyarakat bebas
memilih kontrasepsi yang ingin dipakainya, meskipun tetap masih dipilihkan
jenis kontrasepsinya.
Dari 5 jenis
kontrasepsi, dipilihkan satu setiap jenisnya.
·
1988 : Program KB Lingkaran Emas
Pilihan alat
kontrasepsi sepenuhnya diserahkan kepada peserta, asal jenis kontrasepsinya sudah
terdaftar di Departemen Kesehatan.
Masyarakat sudah mulai
membayar sendiri untuk alat kontrasepsi.
Program
dari dan oleh masyarakat disebut KB Mandiri.
Bila
program KB Mandiri dapat diwujudkan pada segenap lapisan masyarakat disebut
Gerakan KB Nasional.
III. 1990
Peningkatan
kesejahteraan keluarga melalui peningkatan pendapatan keluarga (income
generating).
Pada tanggal 29 Juni
1994 dibentuk Gerakan Pembangunan Keluarga Sejahtera yang diresmikan oleh
presiden Soeharto di Sidoardjo : untuk keluarga Pra-Sejahtera : dilaksanakan
plesterisasi/lantainisasi rumah-rumah secara gotong royong di seluruh
Indonesia.
3. Tujuan KB
a.
Tujuan umum :
Untuk
menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas dalam rangka mempercepat
perlembagaan atau pembudayaan NKKBS menuju tercapainya penduduk tumbuh seimbang
atau penduduk tanpa pertumbuhan.
b.
Tujuan Khusus :
·
Tercapai peserta
KB yang berkualitas
·
Meningkatkan
proporsi KB yang mandiri
c.
Tujuan program
KB setelah UU No. 52 tahun 2009
·
Mengatur
kehamilan yang diinginkan
·
Menjaga kesehatan
yang menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak
·
Meningkatkan
akses dan kualitas informasi, pendidikan, konseling, pelayan keluarga berencana
dan kesehatan reproduksi
·
Meningkatkan
partisipasi dan kesertaan pria dalam praktek keluarga berencana
·
Mempromosikan
penyusuan bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan,
4. Landasan hukum program KB
Berdasarkan UU No. 52 tahun 2009 tentang pembangunan kependudukan dan
pembangunan keluarga membentuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) dengan visi penduduk tumbuh seimbang 2015 dan misi mewujudkan
pembangunan berwawasan kependudukan dan keluarga kecil bahagia kecil bahagia
sejahtera.
5. Sasaran KB
a. Secara
Langsung : Pasangan Usia Subur (PUS), baik laki-laki ataupun wanita dan Wanita
Usia Subur (WUS).
b. Secara
tidak langsung : organisasi, lembaga masyarakat, instansi pemerintah dan swasta.
6. Ruang Lingkup
a. Program KB
Pokok-pokok
kegiatan :
·
Membentuk
keluarga kecil berkualitas
·
Merencanakan
jumlah anak dan jarak kelahiran
·
Menghindari
unwanted pregnancy
·
Mengurangi AKI
b.
Program KRR
Pokok-pokok kegiatan :
·
Partisipasi
remaja dalam kesehatan reproduksi untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental
dan social
·
Menghindari
triad KRR (Meningkatkan
peningkatan usia perkawinan wanita, pemberian informasi dan konseling bagi remaja dan
mahasiswa, sosialisasi
dan konseling KRR
c.
Program
Ketahanan dan Pemberdayaan keluarga
Pokok-pokok kegiatan :
·
Membentuk
keluarga kecil berkualitas
·
Family
Resilliance
·
Peningkatan
taraf ekonomi keluarga
·
Usaha produktif
keluarga
·
Pembinaan
kelompok kegiatan keluarga seperti BKB, BKR, BKL
·
Kelompok UPPKS
d.
Program
penguatan kelembagaan dan jaringan keluarga kecil
Pokok-pokok kegiatan :
·
Meningkatkan
kualitas pelayanan KB, KR, KS dan PK (Pemberdayaan Keluarga) oleh masyarakat.
·
Kualitas SDM pengelola
melalui :
v Peningkatan kompetensi petugas dan kader
v Pengumpulan, pengolahan, dan pemanfaatan data, dan
laporan
v Kuantitas dan kualitas institusi masyarakat
v Dukungan operasional
7. MANFAAT PROGRAM KB DALAM PEMBANGUNAN
a. Menurunkan MMR dan IMR
b. Memperbaiki gizi ibu dan anak
c. Menigkatkan perkembangan otak anak
d. Meningkatkan produktvitas
e. Private Saving (mengurangi ketergantungan masyarakat
dalam pembiayaan kesehatan reproduksi dari pemerintah)
f. Public saving (reduksi biaya pendidikan untuk
mengurangi ketergantungan masyarakat dalam pembiayaan pendidikan dari
pemerintah)
D.
METODE
KB
Kontrasepsi berasal dari kata kontra
berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan konsepsi yang berarti pertemuan
antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan.
Maksud dari
kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Ada dua
pembagian cara kontrasepsi, yaitu cara kontrasepsi sederhana dan cara
kontrasepsi moderen (metode efektif).
Macam-Macam
Metode Kontrasepsi
1.
Cara Kontrasepsi Sederhana
sederhana
terbagi lagi atas kontrasepsi tanpa alat dan kontrasepsi dengan alat/obat.
Kontarsepsi sederhana tanpa alat dapat dilakukan dengan senggama terputus dan
pantang berkala. Sedangkan kontarsepsi dengan alat/obat dapat dilakukan dengan
menggunakan kondom, diafragma atau cup, cream, jelly, atau tablet
berbusa (vaginal tablet).
a)
Kontrasepsi Tanpa Alat :
ü Senggama terputus
Merupakan cara
kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan sebagaimana biasa, tetapi pada
puncak senggama, alat kemaluan pria dikeluarkan dari liang vagina dan sperma
dikeluarkan di luar. Cara ini tidak dianjurkan karena sering gagal, karena
suami belum tentu tahu kapan spermanya keluar.
ü Pantang berkala
Cara ini dilakukan dengan tidak
melakukan senggama pada saat istri dalam masa subur. Cara ini kurang dianjurkan
karena sukar dilaksanakan dan membutuhkan waktu lama untuk ‘puasa’. Selain itu,
kadang juga istri kurang terampil dalam menghitung siklus haidnya setiap bulan.
b)
Kontrasepsi Dengan Alat :
ü Kondom
Kondom merupakan
salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah populer di masyarakat.
Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak
berpori, dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan
ke dalam liang vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium
sehingga dapat mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS.Kondom
mempunyai kelebihan antara lain mudah diperoleh di apotek, toko obat, atau
supermarket dengan harga yang terjangkau dan mudah dibawa kemana-mana. Selain
itu, hampir semua orang bisa memakai tanpa mengalami efek sampingan. Kondom tersedia
dalam berbagai bentuk dan aroma, serta tidak berserakan dan mudah dibuang.
Sedangkan diafragma adalah kondom yang digunakan pada wanita, namun
kenyataannya kurang populer di masyarakat.
Kelebihan:
a.
Efektif bila digunakan dengan benar.
b.
Murah dan dapat dibeli secara umum.
c.
Tidak perlu pemeriksaan khusus.
Kekurangan:
- Efektifitas tidak terlalu tinggi.
- Penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi.
- Agak mengganggu hubungan seksual.
- Harus selalu tersedia
Ø Diafragma
Adalah
kap berbentuk bulat cembung , terbuat di lateks (karet) yang di insersikan ke
dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menuntup serviks.
Diafragma atau cervical cap berguna
untuk menutupi uterus sehingga mencegah sperma membuahi sel telur. Metode ini
tidak biasa di Indonesia karena selain mahal, pemasangannya harus dengan tenaga
medis dengan biaya yang mahal. Ditambah lagi angka kegagalan tinggi,
peningkatan risiko infeksi, membutuhkan evaluasi dari tenaga kesehatan,
ketidaknyamanan
ü Cream, Jelly, atau Tablet Berbusa
Semua kontrasepsi
tersebut masing-masing dimasukkan ke
dalam liang vagina 10 menit sebelum melakukan senggama, yaitu untuk
menghambat geraknya sel sperma atau dapat juga membunuhnya. Cara ini tidak
populer di masyarakat dan biasanya mengalami keluhan rasa panas pada vagina dan
terlalu banyak cairan sehingga pria kurang puas.
2.
Cara Kontrasepsi Moderen/Metode Efektif
Cara kontrasepsi
ini dibedakan atas kontrasepsi tidak permanen dan kontrasepsi permanen.
Kontrasepsi non permanen dapat dilakukan dengan pil, AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim), suntikan, dan norplant. Sedangkan cara kontrasepsi permanen dapat
dilakukan dengan metode mantap, yaitu dengan operasi tubektomi (sterilisasi
pada wanita) vasektomi (sterilisasi pada pria).
a)
kontrasepsi modern tidak permanen :
ü pil
Pil
adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak
1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara
pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur.
Minum pil dapat dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah
menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui
bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil ditunda
sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan
disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain.Pil dapat digunakan
untuk menghindari kehamilan pertama atau menjarangkan waktu kehamilan-kehamilan
berikutnya sesuai dengan keinginan wanita. Berdasarkan atas bukti-bukti yang
ada dewasa ini, pil itu dapat diminum secara aman selama bertahun-tahun.
Tetapi, bagi wanita-wanita yang telah mempunyai anak yang cukup dan pasti tidak
lagi menginginkan kehamilan selanjutnya, cara-cara jangka panjang lainnya
seperti spiral atau sterilisasi, hendaknya juga dipertimbangkan. Akan tetapi,
ada pula keuntungan bagi penggunaan jangka panjang pil pencegah kehamilan.
Misalnya, beberapa wanita tertentu merasa dirinya secara fisik lebih baik
dengan menggunakan pil daripada tidak. Atau mungkin menginginkan perlindungan
yang paling efektif terhadap kemungkinan hamil tanpa pembedahan.
Kondisi-kondisi ini merupakan alasan-alasan yang paling baik untuk menggunakan
pil itu secara jangka panjang.
Kelebihan:
- Sangat ampuh sebagai alat kontrasepsi apabila digunakan dengan benar dan tidak terputus.
- Tidak mengganggu hubungan intim dengan pasangan.
- Bisa digunakan wanita segala usia.
- Kesuburan segera kembali setelah dihentikan.
- Mengatur siklus haid.
Kekurangan:
- Pada tiga bulan pertama bisa merasakan mual.
- Pendarahan atau bercak darah, terutama jika lupa atau terlambat minum pil.
- Bisa merasakan sakit kepala ringan.
- Berat badan bisa naik.
- Biasanya haid akan terhenti.
- Walau sangat jarang, wanita yang memiliki darah tinggi atau berusia 35 tahun ke atas dan merokok, berisiko terserang stroke, serangan jantung atau penggumpalan darah dalam pembuluh.
Jenis-jenis Pil
1) Pil gabungan atau kombinasi
Tiap pil mengandung dua hormon
sintetis, yaitu hormon estrogen dan progestin. Pil gabungan mengambil manfaat
dari cara kerja kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif
bila diminum secara teratur.
2) Pil berturutan
Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya
estrogen yang disediakan selama 14—15 hari pertama dari siklus menstruasi,
diikuti oleh 5—6 hari pil gabungan antara estrogen dan progestin pada sisa
siklusnya. Ketepatgunaan dari pil berturutan ini hanya sedikit lebih rendah
daripada pil gabungan, berkisar antara 98—99%. Kelalaian minum 1 atau 2 pil
berturutan pada awal siklus akan dapat mengakibatkan terjadinya pelepasan telur
sehingga terjadi kehamilan. Karena pil berturutan dalam mencegah kehamilan
hanya bersandar kepada estrogen maka dosis estrogen harus lebih besar dengan
kemungkinan risiko yang lebih besar pula sehubungan dengan efek-efek sampingan
yang ditimbulkan oleh estrogen.
3) Pil khusus – Progestin (pil mini)
Pil ini mengandung dosis kecil bahan
progestin sintetis dan memiliki sifat pencegah kehamilan, terutama dengan
mengubah mukosa dari leher rahim (merubah sekresi pada leher rahim) sehingga
mempersulit pengangkutan sperma. Selain itu, juga mengubah lingkungan
endometrium (lapisan dalam rahim) sehingga menghambat perletakan telur yang
telah dibuahi.
ü AKDR
AKDR atau IUD
(Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan alat kontrasepsi yang
terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti
halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi,
kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata
belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon
pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk alat
kontrasepsi ini.
Jenis-jenis AKDR di Indonesia
1. Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
2. Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.
3.
Multi
Load
AKDR
ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm.
Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2
atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load,
yaitu standar, small (kecil), dan mini.
4.
Lippes
Loop
AKDR
ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop
terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A
berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C
berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D.
Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari
pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka
atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.
Pemasangan AKDR
Prinsip
pemasangan adalah menempatkan AKDR setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum
uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih
terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan
pada akhir haid. Pemasangan AKDR dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang
telah dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah
pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya.
Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.
Kontra
indikasi pemasangan AKDR:
·
Belum
pernah melahirkan
·
Adanya
perkiraan hamil
·
Kelainan
alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat
kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.
Keluhan-keluhan pemakai AKDR
Keluhan yang
dijumpai pada penggunaan AKDR adalah terjadinya sedikit perdarahan, bisa juga
disertai dengan mules yang biasanya hanya berlangsung tiga hari. Tetapi, jika
perdarahan berlangsung terus-menerus dalam jumlah banyak, pemakaian AKDR harus
dihentikan. Pengaruh lainnya terjadi pada perangai haid. Misalnya, pada
permulaan haid darah yang keluar jumlahnya lebih sedikit daripada biasa,
kemudian secara mendadak jumlahnya menjadi banyak selama 1–2 hari. Selanjutnya
kembali sedikit selama beberapa hari. Kemungkinan lain yang terjadi adalah
kejang rahim (uterine cramp), serta rasa tidak enak pada perut bagian
bawah. Hal ini karena terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi terhadap AKDR yang
merupakan benda asing dalam rahim. Dengan pemberian obat analgetik keluhan ini
akan segera teratasi. Selain hal di atas, keputihan dan infeksi juga dapat timbul
selama pemakaian AKDR.
Kelebihan:
- Pencegahan kehamilan yang ampuh untuk paling tidak 10 tahun.
- Tidak mengganggu hubungan seks dengan pasangan.
- Tidak terpengaruh obat-obatan.
- Bisa subur kembali setelah IUD dikeluarkan,
- Tidak mempengaruhi jumlah dan kualitas ASI.
- Dapat mencegah kehamilan di luar kandungan.
- Dapat digunakan sampai manopouse
Kekurangan:
- Terjadi perubahan siklus haid.
- Haid lebih lama dan banyak.
- Bisa merasakan pembengkakan di pinggul.
- Pemasangannya membutuhkan prosedur medis.
- Saat memasang dan mengeluarkan IUD, harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.
- Bisa keluar dari rahim tanpa diketahui, sehingga wanita yang memakai IUD harus rutin periksa ke tenaga kesehatan.
- Bisa merasakan nyeri setelah 3-5 hari pertama pemasangan.
- Saat haid, darah yang keluar cukup banyak sehingga bisa menyebabkan kurang darah.
ü
Suntikan
Kontrasepsi
suntikan adalah obat pencegah kehamilan yang pemakaiannya dilakukan dengan
jalan menyuntikkan obat tersebut pada wanita subur. Obat ini berisi Depo
Medorxi Progesterone Acetate (DMPA). Penyuntikan dilakukan pada otot (intra
muskuler) di bokong (gluteus) yang dalam atau pada pangkal lengan (deltoid).
Cara pemakaian
Cara ini baik
untuk wanita yang menyusui dan dipakai segera setelah melahirkan. Suntikan
pertama dapat diberikan dalam waktu empat minggu setelah melahirkan. Suntikan
kedua diberikan setiap satu bulan atau tiga bulan berikutnya.
Kontra indikasi
Kontrasepsi
suntikan tidak diperbolehkan untuk wanita yang menderita penyakit jantung, hipertensi,
hepatitis, kencing manis, paru-paru, dan kelainan darah.
Efek samping kontrasepsi suntikan
1. Tidak datang haid (amenorrhoe)
2. Perdarahan yang mengganggu
3. Lain-lain: sakit kepala, mual,
muntah, rambut rontok, jerawat, kenaikan berat badan, hiperpigmentasi.
Kekurangan dan
Kelebihan
Kelebihan:
- Mudah digunakan. Hanya sekali suntik setiap tiga bulan dan bisa kembali subur saat ingin dihentikan.
- Memberi perlindungan terhadap kanker rahim, kanker indung telur dan pembengkakan pinggul.
- Memperkecil kemungkinan kurang darah dan nyeri haid.
- Tidak mengganggu hubungan intim dengan pasangan.
- Bisa digunakan wanita yang sudah punya anak ataupun baru menikah.
- Untuk kunjungan ulang tidak perlu terlalu tepat waktu.
- Jika digunakan ibu menyusui enam minggu setelah melahirkan, tidak mempengaruhi ASI.
Kekurangan:
a. Awal pemakaian bisa terjadi bercak
darah.
b. Bisa menyebabkan kenaikan berat
badan.
c. Setelah setahun menggunakan dan
berhenti haid belum teratur.
d. Kesuburan lambat kembali,
membutuhkan waktu empat bulan atau lebih.
ü Norplant
Norplant
merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan untuk jangka
waktu 5 tahun. Norplant dipasang di bawah kulit, di atas daging pada lengan
atas wanita. Alat tersebut terdiri dari enam kapsul lentur seukuran korek api
yang terbuat dari bahan karet silastik. Masing-masing kapsul mengandung
progestin levonogestrel sintetis yang juga terkandung dalam beberapa jenis pil
KB. Hormon ini lepas secara perlahan-lahan melalui dinding kapsul sampai kapsul
diambil dari lengan pemakai. Kapsul-kapsul ini bisa terasa dan kadangkala
terlihat seperti benjolan atau garis-garis. ( The Boston’s Book Collective, The
Our Bodies, Ourselves, 1992)
Norplant sama
artinya dengan implant. Norplant adalah satu-satunya merek implant yang saat
ini beredar di Indonesia. Oleh karena itu, sering juga digunakan untuk menyebut
implant. Di beberapa daerah, implant biasa disebut dengan susuk.
Indonesia
merupakan negara pemula dalam penerimaan norplant yang dimulai pada 1987.
Sebagai negara pelopor, Indonesia belum mempunyai referensi mengenai efek
samping dan permasalahan yang muncul sebagai akibat pemakaian norplant. Pada
1993, pemakai norplant di Indonesia tercatat sejumlah 800.000 orang.
Efektivitas norplant
Efektivitas
norplant cukup tinggi. Tingkat kehamilan yang ditimbulkan pada tahun pertama
adalah 0,2%, pada tahun kedua 0,5%, pada tahun ketiga 1,2%, dan 1,6% pada tahun
keempat. Secara keseluruhan, tingkat kehamilan yang mungkin ditimbulkan dalam
jangka waktu lima tahun pemakaian adalah 3,9 persen. Wanita dengan berat badan
lebih dari 75 kilogram mempunyai risiko kegagalan yang lebih tinggi sejak tahun
ketiga pemakaian (5,1 persen).
Yang tidak diperbolehkan menggunakan norplant
Wanita yang
tidak diperbolehkan menggunakan norplant adalah mereka yang menderita penyakit
diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, migrain, epilepsi, benjolan
pada payudara, depresi mental, kencing batu, penyakit jantung, atau ginjal.
Pemasangan norplant
Pemasangan
norplant biasanya dilakukan di bagian atas (bawah kulit) pada lengan kiri
wanita (lengan kanan bagi yang kidal), agar tidak mengganggu kegiatan. Norplant
dapat dipasang pada waktu menstruasi atau setelah melahirkan oleh dokter atau
bidan yang terlatih. Sebelum pemasangan dilakukan pemeriksaan kesehatan terlebih
dahulu dan juga disuntik untuk mencegah rasa sakit. Luka bekas pemasangan harus
dijaga agar tetap bersih, kering, dan tidak boleh kena air selama 5 hari.
Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter seminggu setelah pemasangan. Setelah
itu, setahun sekali selama pemakaian dan setelah 5 tahun norplant harus
diambil/dilepas.
Kelebihan dan kekurangan norplant
Kelebihan:
- Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
- Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah dilepas.
- Tidak memerluka pemeriksaan dalam.
- Bebas dari pengaruh estrogen.
- Tidak mengganggu hubungan seks.
- Tidak menggaggu ASI
- Hanya perlu pemeriksa ke tenaga kesehatan jika ada keluhan
- Dapat dilepas sesuai kebutuhan.
Kekurangan:
- Akan timbul perasaan mual.
- Bisa terjadi peningkatan atau penurunan berat badan.
- Bisa menimbulkan sakit kepala.
- Perubahan perasaan atau kegelisahan.
- Membutuhkan tindak pembedahan kecil untuk insersi dan pencabutan.
b. kontasepsi modern permanen
ü Tubektomi
Tubektomi adalah
setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan wanita
tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi bisa dilakukan juga
pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu pasangan telah
mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi yang konvensional.
Cara kontrasepsi ini baik sekali, karena kemungkinan untuk menjadi hamil kecil
sekali. Faktor yang paling penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah
kesukarelaan dari akseptor. Dengan demikia, sterilisasi tidak boleh dilakukan
kepada wanita yang belum/tidak menikah, pasangan yang tidak harmonis atau
hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan pasangan yang
masih ragu menerima sterilisasi. Yang harus dijadikan patokan untuk mengambil
keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah anak dan usia istri. Misalnya, untuk
usia istri 25–30 tahun, jumlah anak yang hidup harus 3 atau lebih.
Kelebihan:
- Sangat efektif dan permanen.
- Tindakan pembedahan yang aman dan sederhana.
- Tidak ada efek samping.
- Konseling mutlak diperlukan.
- Tidak mempengaruhi proses menyusui.
- Tidak mengganggu hubungan seks dan perubahan dalam fungsi seksual.
Kekurangan:
- Harus dipertimbangkan dengan baik karena bersifat permanen (tidak dapat dipulihkan kembali) kecuali dengan operasi rekanalisasi.
- Dapat menyesal di kemudian hari saat ingin memiliki anak lagi.
- Rasa sakit atau tidak nyaman dalam jangka pendek setelah tindakan.
- Harus dilakukan dokter terlatih atau dokter spesialis.
ü Vasektomi
Vasektomi adalah prosedur klinik
untuk menghentikan kapasitas reproduksi
pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur
transportasi terhambat dan fertilisasi atau penyatuan ovum dengan sperma tidak
terjadi.
Kelebihan:
Kelebihan:
- Sangat efektif dan permanen.
- Tidak ada efek samping jangka panjang.
- Konseling dan persetujuan mutlak diperlukan.
Kekurangan:
- Komplikasi dapat terjadi saat prosedur berlangsung atau beberapa saat tindakan, akibat reaksi anafilaksi yang disebabkan oleh penggunaan lidokain atau manipulasi berlebihan terhadapa anyaman pembuluh darah di sekitar vasa deferensia.
Mendefinisikan
Masalah
1. Kurangnya informasi tentang metode
dan alat kontrasepsi.
2. Distribusi alat kontrasepsi yang
kurang merata.
3. Tenaga kesehatan yang kurang
berkompeten dalam pemasangan alat kontrasepsi.
Menganalisis
masalah
1. Kurangnya informasi tentang metode
dan alat kontrasepsi dari tenaga kesehatan
Di masyarakat
kadang ada bidan yang kurang lengkap dalam memberikan informasi tentang masalah
alat kontrasepsi, sehingga kadanga kala ,masyarakat menjadi enggan menggunakan
alat kontrasepsi dalam program KB.
Akibatnya program KB tidak bisa mencapai target karena terjadi kesalahpahaman
tentang penggunaan, fungsi, kelebihan dan kekurangan masing-masing alat
kontrasepsi.
2. Distribusi alat kontrsepsi yang
kurang merata di seluruh wilayah
Penyebaran alat
kontrasepsi yang kurang merata di Indonesia disebabkan karena wilayah Indonesia
sendiri terdiri dari gugusan pulau-pulau yang menyulitkan untuk
mendistribusikanya di daerah-daerah terpencil, selain itu medan daerah yang
kurang memadai, seperti di daerah pegunungan dan hutan-hutan pedalaman.
3. Tenaga kesehatan yang kurang
berkompeten dalam pemasangan alat kontrasepsi
Hal ini biasanya
terjadi karena petugas kesehatan tidak memiliki pengetahuan dan skill yang
cukup tentang pemakaian alat kontrasepsi, sehingga kesalahan dan kegagalan
dalam pemasangan alat kontrasepsi menyebabkan pasien tidak ingin memasang alat
kontrsepsi karena mereka trauma dengan pemasangan, mereka khawatir apabila terjadi
kesalahan yang dapat membahayakan jiwa mereka.
Membuat
pemecahan masalah
1. Memberikan informasi dengan jelas
dan lengkap oleh tenaga kesehatan kepada pasien yang akan menggunakan alat
kontrasespsi, mulai dari pengertian, tujuan KB, macam–macam alat kontrasepsi,
metode pemasangan alat kontrasepsi,keuntungan dan kelebihan alat kontrasepsi.
2. Mendirikan banyak pos-pos pelayanan
KB di daerah terpencil dengan jangkauan mudah dan pelayanan KB yang lengkap,
sehingga alat kontrasepsi bisa mencapai sasaran di daerah-daerah terpencil agar
pemunahan KB di daerah terpencil dapat terlaksana.
3. Memberikan pelatihan khusus kepada
tenaga kesehatan pemasang alat kontrasepsi agar lebih berkompeten dalam
memberikan pelayan KB, sehingga pemakai alat kontrsepsi dapat mendapatkan
pelayan yang memuaskan.
E.
KIP-K
Komunikasi
adalah proses penyampaian pesan/ informasi di antara beberapa orang yang
melibatkan seseorang pengirim,pesan/informasi saluran dan penerima pesan yang
mungkin memberikan umpan balik kepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan
sudah diterima.
A.
Konseling adalah
pertolongan dalam bentuk wawancara yang menuntut adanya komunikasi interaksi yang
mendalam, dan usaha bersama bidan dengan pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan,
ataupun perubahan tingkah laku atau sikap
dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan.
B. Komponen
Komunikasi
1. Unsur
dan komunikasi
2. Sumber
dan sasaran komunikasi
3. Metode
komunikasi
4. Bentuk
komunikasi
5. Teknik
komunikasi
C. Unsur
– Unsur Komunikasi
1. Komunikator
Orang yang mau
berkomunikasi dengan orang lain,disebut juga Pembawa Berita/Pengirim
Berita/Sumber Berita.
2. Pesan
Berita yang disampaikan
oleh komunikator melalui lambang atau gerakan.
3. Saluran
Komunikasi
Sarana Untuk menangkap
lambang yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk persepsi yang memberi makna
terhadap suatu stimulasi.
4. Komunikasi
Pihak lain yang diajak
berkomunikasi,yang merupakan sasaran dalam kegiatan komunikasi atau orang yang
menerima Berita/Lambang.
5. Umpan
Balik
Hasil atau akibat yang
berbalik guna bagi rangsangan atau dorongan untuk bertindak lebih lanjut atau
merupakan Tanggapan Langsung dari pengamatan sebagai hasil kelakuan individu
terhadap individu lain.
D. Metode
Komunikasi
1. Redundancy
(Repetition)
Metode komunikasi
dengan metode mengulang-ulang pesan pada khalayak.
2. Canalizing
Memahami terlebih
dahulu referensi dan lapangan pengalaman khalayak,pesan bisa diterima sehingga
pola pemikiran dan sikap yang ada perlahan-lahan dirubah ke arah yang
dikehendaki komunikator.
3. Informatif
Suatu bentuk pesan yang
bertujuan mempengaruhi khalayak dengan jalan memberikan penerangan.
4. Persuasif
Mempengaruhi dengan
jalan membujuk,khalayak digugah baik pikiran,maupun terutama perasaan.
5. Edukatif
Mempengaruhi khalayak
dengan pernyataan umum yang dilontarkan,diwujudkan dalam bentuk pesan berisi
pendapat-pendapat,fakta – fakta dan pengalaman-pengalaman.
6. Kursif
Mempengaruhi khalayak
dengan jalan memaksa,selain berisi pendapat-pendapat juga berisi
ancaman-ancaman.
E. Bentuk
Komunikasi
1. Komunikasi
Massa
Pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.
2. Komunikasi
Interpersonal
Komunikasi antar dua
orang atau lebih yang terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan.
3. Komunikasi
Intrapersonal
Komunikasi yang terjadi
dalam diri individu.
4. Komunikasi
Kelompok
Komunikasi antara
seseorang/komunikator dengan sejumlah orang yang berkumpul bersama dengan
kelompok.
F. Tujuan
Komunikasi
1. Mempelajari
atau mengajari sesuatu
2. Mempengaruhi
perilaku seseorang
3. Mengungkapkan
perasaan
4. Menjelaskan
perilaku sendiri atau seseorang
5. Berhubungan
dengan orang lain
6. Menyelesaikan
sebuah masalah
7. Mencapai
sebuah tujuan
8. Menyelesaikan
konflik
9. Menstimulasi
minat pada diri sendiri dan orang lain
G. Faktor
– Faktor Yang Mendukung dalam Komunikasi
1. Dari
Segi Komunikator
·
Kepandaian mengirim
pesan
·
Sikap
·
Pengetahuan
·
Lahiriah
2. Dari
Segi Komunikasi
·
Kecakapan komunikasi
·
Sikap
·
Pengetahuan
·
Sistem Sosial (Status)
·
Keadaan lahiriah
H. Faktor
– Faktor Penghambat
· Kurang cakap
· Sikap
yang salah
· Kurang
pengetahuan
· Kurang
memahami sistem sosial
· Adanya
prasangka
· Jarak
Komunikasi
· Komunikasi
Satu Arah
I. Langkah
– Langkah Membangun Komunikasi Yang Efektif
1.
Mengidentifikasi target
audiens perusahaan
2.
Menetapkan sasaran
=> Sasaran komunikasi yang ingin dicapai
3.
Mendesain pesan yang
hendak dikomunikasikan
4.
Memilih media dalam
komunikasi pesan
5.
Memilih sumber pesan
6.
Mengumpulkan respon
baik dan target audiens.
J. Sikap
Tenaga Kesehatan Dalam Melakukan Proses Komunikasi dengan klien
1.
Perawat harus mengenal
dirinya sendiri berarti memahami dirinya sendiri serta nilai yang dianut.
2.
Komunikasi harus
ditandai dengan proses penerima.
3.
Perawat harus memahami
nilai yang dianut pasien.
K. Jenis
Konseling :
a. Konseling umum
b. Konseling
spesifik
c. Konseling
pra dan pasca tindakan
L. Tujuan
Konseling :
a. Kesehatan
Psikologi yang positif
b. Memecahkan
Masalah
c. Meningkatkan
efektifitas pribadi individu
d. Membantu
perubahan pada diri individu yang bersangkutan
e. Membantu
mengambil keputusan secara tepat dan cermat
f. Adanya
perubahan prilaku dari yang tidak menguntungkan menjadi menguntungkan
M. Hambatan
dalam persiapan Konseling
1. Penolakan
2. Situasi
Fisik
3. Pengalaman
konseling yang tidak menyenangkan
4. Pemahaman
konseling kurang
5. Pendekatan
kurang
6. Iklim
penerimaan pada konseling kurang
N. Langkah
– Langkah dalam Konseling
a.
Pendahuluan merupakan
kegiatan untuk menciptakan kontak,melengkapi data klien untuk merumuskan
penyebab masalah dan menentukan jalan keluar.
b.
Bagian inti / pokok
bagian ini mencakup kegiatan mencari jalan keluar,memilih salah satu jalan
keluar dan melaksanakan jalan keluar tersebut.
c.
Bagian akhir merupakan
kegiatan akhir dari konseling yang meliputi penyimpulan dari seluruh aspek
kegiatan.Langkah ini merupakan langkah penutup dari pertemuan dan penetapan
untuk pertemuan berikutnya
O.
Proses dalam Konseling
a. Pembinaan
dan pemantapan hubungan baik
“En
rapport” mempunyai makna saling memahami dan mengenal tujuan bersama. Tujuannya
adalah menjembatani hubungan antara konselor dengan klien,
sikap penerimaan dan minat yang mendalam terhadap klien
dan masalahnya. Beberapa teknik untuk menguasai rapport adalah memberikan
salam; memperkenalkan diri; topik pembicaraan yangs sesuai; menciptakan
suasanan yang aman
dan nyaman; sikap hangat, realisasi tujuan bersama, menjamin kerahasiaan,
kesadaran terhadap hakekat klien.
b. Pengumpulan
dan pemberian informasi
Pengumpulan
dan pemberian informasi
merupakan tugas dari konselor. Hal ini dapat dilakukan dengan cara: mendengar
keluhan klien,
mengamati komunikasi
non verbal
klien,
bertanya
riwayat kesehatan,
latar belakang keluarga,
masalah, memberikan penjelasan masalah yang dihadapinya.
c. Perencanaan,
pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
Apabila
data telah lengkap, maka bidan
membantu klien
untuk memecahkan masalah atau membuat perencanaan dalam pemecahan masalahnya. Tahapan
dalam memecahkan masalah adalah: menjajagi masalah (menetapkan masalah yang
dihadapi klien);
memahami masalah (mempertegas masalah yang sesungguhnya); membatasi masalah
(menetapkan batas-batas masalah); menjabarkan alternatif pemecahan masalah;
mengevaluasi alternatif (menilai setiap alternatif dg analisis SWOT); memilih
alternatif terbaik; menerapkan alternatif dan menindaklanjuti pertemuan.
Mendefinisikan Masalah
1.
Pemberi konseling
kurang kompeten
2.
Komunikasi yang tidak
di tandai dengan proses penerima
3.
Konselor yang tidak
memahami nilai yang di anut konseli
Menganalisis Masalah
1.
Pemberi konseling
kurang kompeten disebabkan karena konselor kurang dapat memahami materi yang
akan disampaikan pada konseli kurangnya pengetahuan.
2.
Komunikasi yang tidak
di tandai dengan proses penerima konseli kurang memperhatikan pesan yang telah
di sampaikan oleh konselor
3.
Konselor yang tidak
memahi nilai yang dianut konseli menyebabkan konseling dan proses komunikasi
tidak dapat berjalan dengan baik.
Pemecahan Masalah
Sementara
1.
Sebaiknya Konselor
menambah wawasan atau pengetahuannya sebelum melakukan proses konseling dengan
konseli
2.
Bukan hanya konselor
tapi konseli juga harus dapat memberikan respon dan memberikan umpan balik
setelah konselor menjelaskan.
3.
Konselor harus dapat
memahami nilai yang di anut oleh konseli sebagai contoh nilai budaya agama dan
sebagainya
Memformulasikan Tujuan
Pembelajaran
1.
Menjelaskan perbedaan
konseling dan nasehat
2.
Menjabarkan proses konseling
3.
Menjelaskan langkah-langkah
praktik konseling dalam asuhan kebidanan
4.
Melaksanakan langkah-langkah
praktik konseling dalam asuhan kebidanan
BAB III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Demografi
adalah ilmu yang mempelajari penduduk suatu wilayah terutama mengenai jumlah,
sruktur/komposisi, persebaran dan perkembangannya dimana dipengaruhi oleh
fertilitas, mortalitas, migrasi dan mobilitas sosial. Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk ada tiga yaitu kelahiran, kematian dan perpindahan
penduduk.
Daur hidup wanita adalah keadaan dimana
wanita mengalami beberapa tahapan dalam masa hidupnya yang dimulai dari adanya
konsepsi hingga wanita usia lanjut. Tahap daur hidup wanita Konsepsi , neonatus dan bayi,
balita, anak-anak, ramaja, dewasa, lansia.
Definisi
Keluarga Berencana
Menurut WHO (World Health Organisation)
Expert Committe 1970 KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan
suami istri untuk :
a. Mendapatkan
bjek-objek tertentu
b. Menghindari
kelahiran yang tidak di inginkan
c. Menapatkan
kelahiran yang memang di inginkan
d. Mengatur
interval di antara kehamilan
e. Mengontrol
waktu saat kelahiran dalam huungan dengan
umur suami istri
f. Menentukan
jumlah anak dalam keluarga
Menurut UU No. 52 Tahun 2009
tentang Prkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga KB adalah upaya untuk
:
a. Mengatur
kelahiran anak
b. Jarak
kelahiran anak, usia ideal melahirkan
c. Mengatur
kehamilan
Kontrasepsi berasal dari kata kontra
berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan konsepsi yang berarti pertemuan
antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan.
Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel
telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Ada dua pembagian cara
kontrasepsi, yaitu cara kontrasepsi sederhana dan cara kontrasepsi moderen
(metode efektif).
kesehatan reproduksi merupakan suatu kondisi atau keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan
dalam semua aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan juga prosesnya tapi juga
meliputi keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental dan social.
Komunikasi adalah proses penyampaian
pesan/ informasi di antara beberapa orang yang melibatkan seseorang
pengirim,pesan/informasi saluran dan penerima pesan yang mungkin memberikan
umpan balik kepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan sudah diterima.
Konseling adalah
pertolongan dalam bentuk wawancara yang menuntut adanya komunikasi interaksi yang
mendalam, dan usaha bersama bidan dengan pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan,
ataupun perubahan tingkah laku atau sikap dalam
ruang lingkup pelayanan kebidanan.
B.
SARAN
Sebagai
tenaga kesehatan sebaiknya kita mempertimbangkan masalah kependudukan, daur
kehidupan wanita, sejarah KB , metode KB dan KIP-K dalam pengaturan
kehamilan. Selain itu dalam melakukan
prasat-prasat apaun kita harus melihat pedoman yang ada di dalamnya. Saat kita
mengalami saat-saat sulit kita harus mampu tanggap dalam memutuskan tindakan
apa yang kita akan lakukan.
Dalam
pengaturan kehamilan kita sebagai tenaga kesehatan wajib memberikan konseling
kepada ibu-ibu hamil di wilayah kerja kita guna tercapainya target yang telah
di tetapkan oleh pemerintah. Kita harus mendukung program pemerintah dalam
menjalankan KB demi terciptanya keluarga yang berkualitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar