FACHRUNNNISA NUR BADIYANTI. CINTA AYAH DAN MAMAH MENGUATKANKU

Sabtu, 16 Juni 2012

poenya FACHRUNNISA: tugas obat

poenya FACHRUNNISA: tugas obat: BAB I PENDAHULUAN A.     LATAR BELAKANG MASALAH Obat ialah suatu zat yang digunakan untuk diagnosa, pengobatan, melunakan,penyem...

tugas tutorial



BAB I
PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG
Merencanakan dan mengatur keluarga adalah soal kemanusiaan yang sekarang ini sedang diusahakan pelaksanaannya oleh pemerintah dan rakyat Indonesia. Kalau pembangunan itu adalah pembangunan manusia, maka kelahiran manusia itupun harus diatur. Pengaturan itu harus diadakan, agar supaya kenaikan produksi tidak dikalahkan oleh kenaikan kelahiran anak. Hal yang ditakutkan itupun terjadi pada masa sekarang ini, dimana kelahiran anak mengalahkan kenaikan produksi terutama produksi pangan. Di samping itu pertumbuhan penduduk yang tidak disertai dengan pertumbuhan yang cukup dalam produksi nasional dapat juga menimbulkan berbagai masalah yang berkaitaan dengan kurangnya fasilitas pendidikan, kurangnya penyediaan makanan, pelayanan kesehatan, kesempatan kerja, dan lain sebagainya. Usaha perencanaan keluarga harus dilakukan sedemikian rupa supaya tidak bertentangan dengan hukum yang berjalan dinegeri ini, juga tidak bertentangan dengan ajaran agama yang merupakan sumber rasa susila dan rasa peri kemanusiaan. Ini semua harus diatur oleh pemerintah dan harus
didukung pula oleh segenap rakyat.
Suksesnya suatu program dalam hal ini program keluarga berencana, tergantung dari aktif atau tidak aktifnya partisipasi masyarakat untuk mensukseskan program tersebut. Sehingga dalam posisi ini peran aktif masyarakat sangat penting artinya bagi kelancaran dan keberhasilan program tersebut dan tercapainya tujuan secara mantap. Progra Keluarga Berencana dicanangkan dalam rangka usaha pemerintah untuk membangun manusia Indonesia yang berkualitas. Pada dasarnya pemerintah berkeinginan untuk membuat perubahan dari suatu kondisi tertentu ke keadaan lain yang lebih bernilai. Agar proses perubahan itu dapat menjangkau sasaran-sasaran perubahan keadaan yang lebih baik dan dapat digunakan sebagai pengendali masa depan, di dalam melaksanakan pembangunan itu perlu sekali memperhatikan segi manusianya. Karena dalam arti proses, pembangunan itu menyangkut makna bahwa manusia itu obyek pembangunan dan sekaligus subyek pembangunan. Sebagai subyek pembangunan manusia harus
diperhitungkan, sebab dia punya nilai dan potensi yang luar biasa. Oleh karena itu, di dalam pembangunan perlu sekali mengajak subyek tadi untuk ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan secara berkelanjutan (Pasaribu dan Simanjntak, 1986: 62).

2.      RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana masalah kependudukan di indonesia ?
2.      Bagaimana daur kehidupan wanita ?
3.      Apa saja ruang lingkup KB ?
4.      Apa saja metode dalam KB ?
5.      Apa saja ruang lingkup dari KIP-K ?

3.      TUJUAN
1.      Mahasiswa mampu mengetahui masalah kependudukan di indonesia.
2.      Mahasiswa mampu memahami daur kehidupan wanita.
3.      Mahasiswa mampu mengetahui ruang lingkup KB.
4.      Mahasiswa mampu mengetahui metode KB.
5.      Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan KIP-K







BAB II
PEMBAHASAN
A.    DEMOGRAFI
Demografi adalah ilmu yang mempelajari penduduk suatu wilayah terutama mengenai jumlah, sruktur/komposisi, persebaran dan perkembangannya dimana dipengaruhi oleh fertilitas, mortalitas, migrasi dan mobilitas sosial.

Tujuan dan penggunaan demografi
Tujuan penggunaan demografi ada 4 yaitu:
1.      Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
2.      Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
3.      Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial
4.      Memproyeksikan pertumbuhan penduduk dimasa yang akan datang

Transisi demografi
1.      Tahap I
Masa dimana angka kelahiran dan kematian pada tingkat tinggi. Pada masa tersebut belum terdapat program pengaturan KB. Sehingga jumlah bayi lahir tidak terkendali.
2.      Tahap II
Angka kematian mulai turun karena mulai ditemukannya ilmu pengobatan dan perbaikan gizi makanan, akan tetapi angka kelahiran masih belum terkendali. Akibat dari itu semua pertumbuhan penduduk menjadi cepat karena angka kelahiran yang masih tinggi
3.      Tahap III
Angka kelahiran mulai turun karena program KB di Indonesia sedang marak dijalankan dan angka kematian semakin banyak turun karena ilmu pengobatan dan layanan kesehatan masayarakat sudah berkembang dengan pesat.
4.      Tahap IV
Rendahnya indikator kematian dan kelahiran karena jumlah bayi yang dilahirkan setiap wanita sedikit karena program KB pada tahap ini merupakan kesadaran dan kebutuhan dari masyarakat dan diikuti angka kematian penduduk yang rendah karena pelayanan kesehatan semakin berkualitas.

Faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk di Indonesia
Secara umum ada 3 faktor utama yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk di Indonesia ;
1.      Kelahiran (Fertilitas)
Kelahiran adalah istilah dalam demografi yang mengindikasikan jumlah anak yang dilahirkan hidup yang merupakan hasil produksi yang nyata dari seorang wanita pada umur tertentu (15-49 tahun). Berikut data penduduk Indonesia :
·         Tahun 1961 = 97 juta jiwa
·         Tahun 1971 = 119 juta jiwa
·         Tahun 1980 = 147 juta jiwa
·         Tahun 1990 = 179 juta jiwa
·         Tahun 2004 = 237 juta jiwa
·         Tahun 2010 = 238 juta jiwa
·         Tahun 2011 = 241 juta jiwa
a.       Faktor-faktor penunjang angka kelahiran :
·         Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan malu.
·         Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
·         Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
·         Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
·         Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
b.      Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara lain:
·         Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
·         Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun danbagi laki-laki minimal berusia 19 tahun.
·         Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak diberikan hanya sampai anak ke – 2.
·         Kemajuan di bidang iptek dan obat-obatan.
·         Adanya UU perkawinan yang membatasi dan mengatur usia pernikahan.
·         Penundaan usia pernikahan karena alasan ekonomi, pendidikan dan karir dan anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
c.       Faktor-faktor penunjang lain pada tingginya angka natalitas dalam suatu negara:
·         Kepercayaan dan agama
Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau kepercayaan tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan sedikitnya peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak.
·         Tingkat pendidikan
Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang merencanakan jumlah anak secara rasional.
·         Kondisi perekonomian
Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti itu maka penduduknya menjadi banyak.
·         Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran.
·         Adat istiadat di masyarakat
Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.
·         Kematian dan kesehatan
Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah akan menambah pula jumlah kelahiran.
·         Struktur Penduduk
Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak anak-anak dan orang-orang tua usia)
2.      Kematian (Mortalitas)
Kematian adalah ukuran jumlah kematian umumnya karena akibat yang spesifik pada suatu populasi. Sebab-sebab kematian antara lain karena pengaruh sosial, ekonomi, budaya, dan epidemiologi penyakit.
Menurut SDKI (Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2007, angka kematian neonatal di Indonesia sebesar 19 kematian/1000 angka kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi sebesar 34 kematian/1000 angka kelahiran hidup dan angka kematian balita sebesar 44 kematian/1000 kelahiran hidup. Pada tahun ini juga dilakukan survey pada angka kematian ibu sebesar 228 kematian/100.000 kelahiran hidup. Target yang ingin dicapai sesuai MDG’s ke-5 adalah pada tahun 2015 AKI turun menjadi 102 kematian/100.000 kelahiran hidup.
a.       Faktor-faktor yang mempengaruhi angka kematian
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor ini adalah:
·         Adanya wabah penyakit seperti demam berdarah, flu burung dan sebagainya.
·         Adanya bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, banjir dan sebagainya.
·         Pemenuhan gizi penduduk yang rendah.
·         Adanya peperangan, kecelakaan, dan sebagainya.
·         Tingkat pencemaran yang tinggi sehingga lingkungan tidak sehat.
·         Sarana kesehatan yang kurang memadai
·         Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
·         Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industri
·         Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
a.       Faktor penghambat kematian
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor ini adalah:
·         Tingkat kesehatan dan pemenuhan gizi masyarakat yang sudah baik.
·         Negara dalam keadaan aman dan tidak terjadi peperangan.
·         Adanya kemajuan iptek di bidang kedokteran sehingga berbagai macam penyakit dapat diobati.
·         Lingkungan hidup sehat.
·         Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
·         Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
·         Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
3.      Migrasi
Migrasi dapat digambarkan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu kelompok atau individu dari suatu lokasi ke lokasi lain. Jumlah penduduk juga sangat bergantung pada tingkat migrasi yang dapat naik turun dengan pesat dari tahun ke tahun. Jenis-jenis migrasi antara lain :
a.       Migrasi masuk (In Migration)
Masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (area of destination)
b.      Migrasi keluar (out migration)
Perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of origin)
c.       Migrasi Neto (Net Migration)
Merupakan selisih antara jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar. Apabila migrasi masuk lebih besar daripada migrasi keluar maka disebut migrasi neto positif sedangkan jika migrasi keluar lebih besar daripada migrasi masuk disebut migrasi neto.
d.      Migrasi Semasa/Seumur Hidup (Life Time Migration)
Adalah mereka yang pada waktu pencacatan sensus bertempat tinggal di daerah yang berbeda dengan daerah tempat kelahirannya tanpa melihat kapan pindahnya.
e.       Urbanisasi (Urbanization)
Urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab dari urbanisasi. Perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni:
·               Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota.
·               Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak menetap.
f.       Transmigrasi (Transmigration)
Transmigrasi adalah pemindahan dan atau kepindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah lain yang ditetapkan di dalam wilayah Republik Indonesia guna kepentingan pembangunan negara.

i.            Persebaran penduduk
Persebaran penduduk Indonesia tidak merata, bisa di lihat dari kepadatan penduduk. Di Jawa sudah jelas terlihat 61,9% padat akan penduduk, sedangkan sisa persentase di bagi pada pulau-pulau lain yaitu Sumatra 1,9%, Kalimantan 4,5%, Sulawesi 7,1%, daerah lainnya 7,5%. banyak area di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia. Hal ini berakibat pada pembangunan wilayah yang menurun, peningkatan pertahanan keamanan negara, pelayanan kesehatan cenderung berfokus pada wilayah yang mempunyai banyak penduduk, munculnya permukiman liar, sanitasi lingkungan tidak terjaga dan. timbulnya berbagai masalah sosial.
ii.            Komposisi penduduk Indonesia
BKKBN sebelumnya memproyeksikan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 sebesar 234 juta jiwa. Namun berdasarkan hasil sensus penduduk Indonesia tahun 2010 berjumlah 238 juta jiwa yang komposisi penduduknya terdiri dari populasi laki-laki 120 juta jiwa dan populasi perempuan 118 juta jiwa. Pada bulan Desember 2011, BKKBN menyebutkan bahwa jumlah penduduk di Indonesia sudah sebanyak 241 juta jiwa. Jumlah tersebut naik 3 persen dibandingkan tahun 2010. laju pertumbuhan penduduk Indonesia mencapai 1,5 persen pertahun atau bertambah sekitar 3,5 juta jiwa. Jumlah penduduk dunia pada 2011 sudah mencapai tujuh miliar dan dari 1000 penduduk dunia, 35 orang adalah penduduk Indonesia. Kelompok yang paling besar populasinya di Indonesianya adalah kelompok umur muda 0-19 tahun. Di tahun 2012 ini komposisi penduduk terbesar adalah usia produktif sehingga meningkatkan potensi baby boom jika tidak segera diatasi dengan program KB.
iii.            Dampak yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah penduduk
1.      Dampak bagi pembangunan di Indonesia :
·         Ketidakmerataan penduduk menyebabkan tidak meratanya pembangunan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini menyebabkan masih terdapatnya daerah tertinggal, terutama daerah-daerah pedalaman yang jauh dari pusat kota.
·         Ledakan penduduk akibat angka kelahiran yang tinggi menyebabkan semakin tingginya kebutuhan penduduk akan perumahan, bahan pangan, dan kebutuhan tersier lainnya.
·         Ledakan penduduk juga mengakibakan angka beban ketergantungan menjadi lebih tinggi. Hal ini disebabkan angka usia non produktif lebih besar daripada usia produktif.
·         Arus urbanisasi yang tidak diimbangi dengan pendidikan dan ketrampilan yang cukup menimbulkan masalah pengangguran, kriminalitas, prostitusi, munculnya daerah kumuh, dan kemiskinan di daerah perkotaan. Hal tersebut dapat menghambat pembangunan, baik di daerah pedesaan (daerah asal) maupun daerah perkotaan (tujuan)
·         Timbulnya berbagai masalah kerusakan lingkungan akibat pertambahan penduduk manusia.
·         Masalah kemacetan lalu lintas dapat mengurangi arus mobilitas penduduk, barang, dan jasa yang akan berakibat pada terhambatnya perkembangan ekonomi penduduk.
2.      Dampak sosial ekonomi:
·         meningkatnya kebutuhan akan berbagai fasilitas sosial
·         meningkatnya persaingan dalam dunia kerja sehingga mempersempit lapangan dan peluang kerja
·         meningkatnya angka pengangguran (bagi mereka yang tidak mampu bersaing)
iv.            Masalah kependudukan di Indonesia
1.      Permasalahan kuantitas penduduk di Indonesia
·         Jumlah penduduk Indonesia
Besarnya sumber daya manusia Indonesia dapat di lihat dari jumlah penduduk yang ada. Jumlah penduduk di Indonesia berada pada urutan keempat terbesar setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
·         Pertumbuhan Penduduk Indonesia
Peningkatan penduduk dinamakan pertumbuhan penduduk. Angka pertumbuhan penduduk Indonesia Lebih kecil dibandingkan Laos, Brunei, dan Filipina.
·         Kepadatan penduduk Indonesia
            Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-rata penduduk pada setiap Km2 pada suatu wilayah negara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap daerah atau negara sebagai berikut:
a.       Faktor Fisiografis
b.      Faktor Biologis
c.       Faktor Kebudayaan dan Teknologi
permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah persebarannya yang tidak merata. Kondisi demikian menimbulkan banyak permasalahan, misalnya pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, pemukiman kumuh dan sebagainya.
Upaya-upaya Penanganan Permasalahan Kuantitas Penduduk Indonesia .
·Pengendalian jumlah dan pertumbuhan penduduk
Dilakukan dengan cara menekan angka kelahiran melalui pembatasan jumlah kelahiran, menunda usia perkawinan muda, dan meningkatkan pendidikan.
·Pemerataan Persebaran Penduduk
Dilakukan dengan cara transmigrasi dan pembangunan industri di wilayah yang jarang penduduknya. Untuk mencegah migrasi penduduk dari desa kekota, pemerintah mengupayakan berbagai program berupa pemerataan pembangunan hingga ke pelosok, perbaikan sarana dan prasarana pedesaan, dan pemberdayaan ekonomi di pedesaan.
2.      Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia
·         Tingkat Kesehatan
Kondisi kesehatan di Indonesia masih belum ada kemajuan. Dibandingkan dengan Negara yang lain Indonesia masih tertinggal jauh. Kondisi demikian terjadi karena masih rendahnya pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang ada masih belum memenuhi kebutuhan seluruh penduduk.
·         Tingkat pendidikan
Merupakan modal pembangunan yang penting disamping kesehatan. Kemajuan pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari lama sekolah dan tingkat melek huruf penduduk. 
·         Lama Sekolah
Lama sekolah seseorang dapat menunjukan tingkat pendidikannya. Lama sekolah penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Artinya, tingkat pendidikan masyarakat Indonesia rata-rata masih berada pada taraf pendidikan dasar.
·         Tingkat Pendapatan per Kapita (Percapita Income=PcI)
Adalah rata-rata pendapatan penduduk suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatan perkapita secara umum menggambarkan kemakmuran suatu Negara.
·         Banyaknya jumlah pengangguran di Indonesia
·         Banyaknya jumlah kematian ibu dan anak.
Upaya-upaya Penanganan Permasalahan Kuantitas Penduduk Indonesia
1.      Meningkatkan pelayanan kesehatan dan kemudahan dalam menjadi akseptor Keluarga Berencana.
2.      Mempermudah dan meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan, sehingga keinginan untuk segera menikah dapat dihambat.
3.      Membangun sekolah, menyediakan guru dan peralatan yang memadai
4.      Meningkatkan wajib belajar pendidikan dasar bagi masyarakat, dari 6 tahun menjadi 12 tahun
5.      Upaya peningkatan kesehatan yang merupakan upaya dasar itu telah dilakukan pemerintah dengan membuka Puskesmas dan Pos-pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di seluruh pelosok Tanah Air.
6.      Upaya yang menyediakan tenaga kesehatan terlatih dan profesional di seluruh pelosok Tanah Air itu merupakan upaya meningkatkan kesadaran hidup sehat yang sangat mendasar.
7.      Memperbaiki kecerdasan anak dan masyarakat dengan bantuan makanan tambahan untuk masyarakat kurang mampu.
8.      Menggalakkan program kesehatan reproduksi di sekolah maupun perkumpulan masyarakat.

B.     DAUR KEHIDUPAN WANITA
Daur hidup wanita adalah keadaan dimana wanita mengalami beberapa tahapan dalam masa hidupnya yang dimulai dari adanya konsepsi hingga wanita usia lanjut.
TAHAP DAUR HIDUP WANITA
Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal beberapa tahapan antara lain:
a.      Konsepsi
Konsepsi adalah peristiwa penyatuan sel telur dan sel sperma.
·         Tahap perkembangan janin
-          Tahap perkembangan janin minggu 1-4
Minggu pertama:
1.      Stadium 1: sel telur yang dibuahi
2.      Stadium 2: hari ke2-3, pembentuka alur
3.      Stadium 3: blastokista bebas menjadi senyawa sehingga jumlah sel menjadi 32-58 buah. Hari ke 4-5 blastokista bebas.
Minggu ke dua:
1.      Stadium  4: implantasi blastokista dan krucut implantasi dalam selaput lender rahim..
2.      Stadium 5: blastokista masuk ke dalam sel lender sampai awal peredaran uteroplasenta.
Mingggu ke tiga:
1.      Stadium 6: pembentukan mesoderm ekstra embrional dan reorganisasi rongga-rongga embrional dan terbentuk garis sederhana.
2.      Stadium 7: timbauan korda
3.      Stadium 8: terusan aksial
4.      Stadium 9: lipatan kepala mulai terbentuk, jantung milai berdenyut dan jonjot-jonjot karion mulai terapung bebas dalam darah ibu.
Minggu keempat:
Perkembangan bentuk badan, mencakup stadium 10-13 pada awal minggu keempat jabtung berdenyut, peredaran darah berfungsi, bumbung syaraf menutup. Embrio melipatkan diri lepas dari kandung kuning telur. Diakhir minggu ke 4 gestasi, sel-sel embrio tumbuh dengan cepat tapi belum menyerupai manusia yang sesungguhnya.
-          Tahap perkembangan janin minggu ke 5-8 : organogenesis
1.      Stadium 14 : miotom-miotom panjang 5-7 mm, usia 31-35 hari, alur lensa menenggelamkan kedalam cawan mata. Ductus endolimfatikus bertunas keluar dari gelembung telinga. Lengkung kepala dan lengkung tengkuk sangat menonjol.
2.      Stadium 15 : topografi pembuluh-pembuluh darah panjang 7-9 mm, usia 35-38 hari, terbentuk tipek telinga.
3.       Stadium 16 : tonjolan-tonjolan wajah, panjang 8-111 mm, usia 37-42 hari. Benjolan-benjolan telinga tampak jelas. Sinus servikalis menutup, telapak tangan amat jelas, telapak kaki samar-samar.
4.      Stadium 17 : gelembung-gelembung telensefalon
5.      Stadium 18-19 : bentuk yang kuboid
6.      Stadium 20 : tangan pronasi, kerangka tulang rawan dan susunan otot,
7.      Stadium 23 : histology, pengolahan bertahap pada kepala akhir minggu ke 8 gestasi, organogenesis telah lengkap.
-          Perkembangan janin pada minggu ke 8
Panjang 2,5 cm, berat 20 gram, jantung mulai berdenyut disertai dengan katup dan septum, gambaran wajah dapat dilihat, ekstremitas terbentuk, ekor mengalami restrogesi, abdomen kencang kantung gestasional kelaminnya.
Minggu ke12:
Panjang 7-9 cm, berat 45 gram, terjadi gerakan janin spontan, refleks babinski positif, pembentuka lempeng osifikasi, jenis kelamin bisa dibedakan dari jenis tampilan luar
Minggu ke 16 : janin menelan cairan amniotonic dengan aktif, panjang 10-17cm, berat 55-120 gram, antibody mulai diproduksi, rambut mulai terbentuk, mekonium terdapat diusus bagian atas, terbentuk lemak coklat, pola tidur dan aktifitas dapat dibedakan.
Minggu ke 24 :
Panjang 28-36 cm, berat 550 gram, antibody pasif ditransfer dari ibu ke janin, mekonium terdapat di rectum, kelopak mata terbuka dan pupil mulai aktif.
Minggu ke 28 :
Pembuluh darah dan retina rentan terhadap kerusakan akibat konsentrasi oksigen, panjang 35-38 cm, berat 1200 gram, alveolus paru matang, terbentuk surfaktan di cairan amnion, testis turun ( pada pria).
Minggu ke 32 :
Diakhiri minggu ke 32 gestasi janin mulai menetapkan didi pada posisi lahir, panjang 38-43 cm, berat 1600 gram, terdapat simpanan lemak subkutan, peka dengan suara diluar kandungan, kuku jari memenuhi ujung jari.
Minggu 36 :
Di akhiri minggu ke 36 janin berada pada posisi vertex atau kepala berada di bawah, panjang 42-49 cm, berat 1900-2700 gram, terdapat simpanan glikogen, besi, karbohidrat dan kalsium.
-          Tahap erkembangan janin pada minggu ke 40
Panjang 48-52 cm, berat 3000 gram, ginjal janin aktif, plantar mulai banyak, kuku jari mulai panjang dan verniks kaseosa terbentuk lengkap.
b.      Neonatus dan Bayi
·         Neonatus
Neonatus merupakan masa terjadinya kehidupan baru di luar uterus. Terjadi prosesadaptasi semua sistem organ tubuh di awali dengan aktivitas pernafasan um pertama,penyesuaian denyut jantung janin,pergerakan bayi,pengeluaran mekonium dandefekasi.Perubahan fungsi organ lain seperti ginjal,hati dan sistem kekeba lan tubuh belumsempurna.
Perkembangan motorik kasar diawali dengan gerakan seimbang tubuh danmengangkat kepala. Perkembangan motorik halus ditandai dengan kemampuan mengikutigaris tengah bila ada orang yang memberikan respon terhadap gerakan jari dan tangannya.Perkembangan bahasa ditunjukkan dengan kemampuan menangis dan bereaksi terhadapsuara. Perkembangan adaptasi sosial ditunjukkan dengan bayi tersenyum dan mulai menataporang untuk mengenali seseorang.
·         Bayi
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi di kelompokkan menjadi 3 tahap yaitu
1.      Umur 1-4 bulan
Terjadi pertumbuhan berat badan mencapai 700 – 1000 gram apabila didukung dengan pemenuhan kebutuhan gizi yang baik. Perkembangan motorik kasar ditandai denganmengangkat kepala saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan ditopang, duduk dengan kepala tegak, mengangkat kepala saat berbaring terlantang. Perkembangan motorik halusditandai dengan upaya memegang suatu objek, mencoba memasukkan bendak kemulut, memegang benda tetapi terlepas. Perkembangan bahasa ditandai dengan kemampuan bersuara dan tersenyum, tertawa, berteriak, mengoceh.
2.      Umur 4 – 8 bulan
Pada masa ini terjadi pertumbuhan barat badan dua kali lipat berat badan lahir. Perkembangan motorik kasar terjadi perubahan aktivitas, seperti telungkup, mengangkat kepala. Perkembangan motorik halus ditandai dengan mengamati benda menggunakan ibu jari dan tulunjuk untuk memegang. Perkembangan bahasa ditandai dengan dapat menirukan bunyi atau kata kata, tertawa, menjerit.
3.      Usia 8 – 12 bulan
Pada usia ini terjadi pertumbuhan berat badan tiga kali berat badan lahir. Perkembangan motorik kasar diawali dengan duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan, bangkit terus berdiri. Perkembangan motorik halus di tandai dengan mencari dan meraih benda kecil. Perkembangan bahasa ditandai dengan mengatakan mama papa yang belum spesifik.
·         Kebutuhan
ASI ekslusif dan penyapihan yang layak, pemenuhan gizi seimbang, imunisasi lengkap, pemantauan tumbuh kembang, manajemen terpadu bila sakit, perlakuan sama antara bayi laki – laki dan perempuan, mendapat pendidikan sesuai umur, mendapat cinta dan kasih,mendapat perawatan yang seharusnya, lingkungan yang aman dan nyaman dengan penuhkasih, mendapat perlakuan yang baik, perlindungan dari kekerasan.
·         Asuhan yang diberikan
Pendekatan kepada ibu tentang pendidikan kesehatan, kesehatan lingkunganmemberi pelayanan kesehatan, imunisasi, memberi kie pada ibu tentang cara menyusui bayinya dengan baik dan benar, memberi kie pada ibu tentang bagaimana merawat bayinya dengan baik,memberi kie pada ibu sesuai kebutuhan ibu, perlindungan dari kekerasan, pemantauantumbuh kembang bayi.
c.       Balita
Balita adalah bayi berusia 1-5 tahun. Perkembangan anak balita periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini, perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas,kesadaran sosial, emosional dan intelegensia berjalan secara cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk  pada masa ini. Bahkan ada sarjana yang menyatakan bahwa “ The Child is The Father of Theman “ sehingga setiap kelainan / penyimpangan sekecil apapun apabila tidak terdeteksiapalagi tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumber daya manusia.
Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan rangsangan /stimulasi yang berguna agara potensi berkembang, sehingga perlu mendapat perhatian. Perkembangan psikososial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi anatara anak dengan orang tuanya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi dan masih dalam kandungan. Sedangkan lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan anak.
Frankenburg dkk (1981) melalui DDST (Denver Developmental Scrining Test) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan balita:


1.        Perubahan social (kepribadian/tingkah laku social).
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.
2.        Fine motor adaptive (gerakan motorik halus).
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Misalnya kemampuan untuk menggambar, memegang benda,dll.
3.        Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.
4.        Gros motor (perkembangan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
Ada juga yang membagi perkembangan balita menjadi 7 aspek, seperti pada buku petunjuk program BKB (Bina Keluarga dan Balita) yaitu perkembangan:
-          Tingkahlaku social
-          Menolong diri sendiri
-          Intelektual
-          Gerakan motorik halus
-          Komunikasi pasif
-          Komunikasi aktif
-          Gerakan motorik kasar.
Pada prinsipnya cara membagi aspek perkembangan anak tersebut diatas sama saja hanya penjabarannya yang berbeda. Fronkenburg membagi lebih sederhana, sedangkan program BKB lebih dijabarkan lagi.
Banyak “Milestone” perkembangan anak yang penting, tetapi di bawah ini akan disajikan beberapa “Milestone” pokok yang harus kita ketahui dalam mengetahui taraf perkembangan seorang anak Milestone” adalah tingkat perkembangan yang harus dicapai anak pada umur tertentu.
Misalnya :
1.      4-6 minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemudian.
2.      12-16 minggu : menegakkan kepala, tengkurap sendiri, menoleh kea rah suara, memegang benda yang ditaruh di tangannya.
3.      20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya.
4.      26 minggu : dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lainnya, makan biscuit sendiri.
5.      9-10 bulan : menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk, merangkak, bersuara.
6.      13 bulan : berjalan tanpa bantuan mengucapkan kata-kata tunggal.
Dengan kita mengetahui berbagai Milestone pokok ini, maka kita dapat mengetahui apakah seorang anak perkembangannya terlambat atau masih dalam batas-batas normal. Kalau ada kecurigaan, kita dapat melakukan tes skrining, antara lain dengan DDST. Sehingga deteksi dini dan intervensi dini dapat dilakukan, agar tumbuh kembang anak dapat lebih optimal.
Parameter penilaian petumbuhan fisik :
-          Ukuran antropometri
- Tergantung umur (age dependence)
- Badan
- Tinggi/panjang badan
- Lingkaran kepala
- Lingkaran lengan atas.
- Tidak tergantung umur
- BB terhadab BT
- LLA terhadap TB
Lain-lain : LLA dibanding dengan standar, lipatan kulit pada trisep, subskapular, abdominaldibanding dengan baku.
Disamping itu ada ukuran Antropometri lainnya untuk keperluan pada kasus-kasus kelainan bawaan atau untuk menentukan jenis perawatan yaitu :
Lingkaran dada, lingkaran perut dan lingkaran leher, Panjang jarak antar dua titik tubuh, seperti biakromial untuk lebar bahu, bitrokanterik untuk lebar pinggul, bitemporal untuk lebar kepaladll
·         Kebutuhan
- Pemberian ASI dan pemenuhan gizi seimbang
- Pemantauan tumbuh kembang balita
- Perlakuan sama terhadap laki-laki dan perempuan.
- Manajemen terpadu bula balita sakit
- Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
-          Asah Asih Asuh. yaitu pendidikan sesuai umur, mendapat kasih sayang dan cinta dari lingkungannya, mendapat perawatan dengan baik.
-          Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki – laki dan perempuan
-          Masalah yang mungkin timbul
-          Pegutamaan jenis kelamin
-          Kurang gizi (malnutrisi)
-          Kesakitan dan kematian balita
-          Menjadi korban kekerasan
-          Kurangnya pengetahuan ibu tentang bagaimana merawat bayinya dengan baik.
·         Asuhan yang diberikan
Pendekatan pendidikan kesehatan, memberi KIE pada ibu tentang bagaimana merawat bayinya dengan baik, memberi KIE pada ibu bagaimana menjaga kesehatan lingkungan dan menjaga kesehatan, memberi KIE pada ibu sesuai kebutuhan ibu, memantau tumbuh kembang anak, pemenuhan gizi yang seimbang.

d.      Anak-anak
Anak – anak adalah masa setelah balita menuju remaja. Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu
1.      Faktor genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik yang terkandung di dalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan,umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik. Sedangkan di negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik, juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal. Bahkan kedua faktor ini dapat menyebabkan kematian anak-anak sebelum mencapai usia balita. Disamping itu banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom. Seperti Sindrom Down, sindrom Turner dll.
2.      Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial yang mempengaruhi individu setiap hari melalui dari konsepsi sampai akhir hayat nya. Faktor lingkungan secara garis besar dibagi menjadi dua :
a.       Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam kandungan (faktor pranatal).
b.      Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor  post natal).
-          Penilaian perkembangan anak 
Sejak dahulu, masalah perkembangan anak telah mendapat banyak perhatian. Berbagai tulisan mengenai perkembangan anak telah dibuat. Menurut Illingworth ulasan yang pertamakali mengenai perkembangan anak adalah oleh Tiedeman dari Jerman tahun1787 yangmencatat perkembangan dari seorang anak. Kemudian Charles Darwin tahun 1877 mempublikasikan secara detail perkembangan salah satu dari 10 anaknya. Tahun 1893 Shinn mempublikasikan tentang perkembangan pada tahun 1931 Shirley melaporkan perkembangan25 anak secara lengkap.
Pada saat ini berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui gangguan perkembangan anak telah dibuat. Demikian pula dengan skrining untuk mengetahui penyakit-penyakit yang potensial dapat mengakibatkan gangguan perkembangan anak. Karena deteksi dini kelainan perkembangan anak sangat berguna, agar diagnosis maupun pemulihannya dapat dilakukanlebih awal, sehingga tumbu kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin.
Sayangnya, banyak ahli kesehatan yang percaya bahwa tidak banyak yang dapat dikerjakan untuk mengatasi kelainan ini dan mereka percaya pula bahwa kelainan yang ringan dapatnormal dengan sendirinya. Sikap seperti ini dapat menghambat pemulihannya, bahkan pada kasus-kasus tertentu dapat mengakibatkan cacat yang permanen, yang tidak seharusnya dapat dihindari.
Penting untuk dipahami bahwa dengan skrining dan mengetahui adanya masalah pada perkembangan anak, tidak berarti bahwa diagnosis pasti dari kelainan tersebut telah diterapkan. Skrining hanyalah prosedur rutin dalam pemeriksaan tumbuh kembang anak sehari-hari , yang dapat memberikan petunjuk kalau ada sesuatu yang perlu mendapat perhatian. Sehingga masih diperlukan anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik yang teliti dan pemeriksaan penunjang lainnya agar diagnosis dapat dibuat, supaya intervensi dan pengobatan dapat dilakukan sebaik-baiknya.
Tujuan dari penilaian perkembangan anak, adalah agar para tenaga kesehatan :
1.      Mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal-hal lain yang merupakan resikoterjadinya kelainan perkembangan tersebut.
2.      Mengetahui berbagai masalah perkembangan yang memerlukan pengobatan ataukonseling genetik.
3.      Mengetahui kapan anak perlu dirujuk ke center yang lebih tinggi.
-          Tahap – tahap penilaian tumbuh kembang anak :
a.       Anamnesis
Tahap pertama adalah melakukan anamnesis yang lengkap, karena kelainan perkembangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan anamnesis yang teliti makasalah satu penyebabnya dapat diketahui. Skrining gangguan perkembangan anak Pada tahap ini dianjurkan digunakan instrumen-instrumen untuk skrining guna mengetahui kelainan perkembangan anak, misalnya dengan menggunakan DDST (Denver Developmenta Secreening Test), tes IQ, atau tes psikologi lainnya.
b.      Evaluasi lingkungan anak 
Tumbuh kembang anak adalah hasil interaksi antara faktor genetik dengan lingkungan bio-fisiko-psikososial. Oleh karena itu, untuk deteksi dini, kitajuga harus melakukan evaluasilngkungan anak tersebut. Misalnya dapat digunakan HSQ (Home Screening Questionaire).
c.       Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak 
Tes pengelihatan misalnya untuk anak umur kurang dari 3 tahun dengan tes fiksasi, umur 2,5- 3 tahun dengan kartu gambar dari allen dan diatas umur 3 tahun dengan huruf E. Jugadiperiksa apakah ada strabismus dan selanjutnya periksa kornea dan retinanya. Sedangkan skrining pendengaran anak, melalui anamnesis atau menggunakanaudiometer kalau ada alatnya. Disamping itu dilakukan juga pemertiksaan bentuk telinga,hidung, mulut dan tenggorokan untuk mengetahui kelainan bawaan.
d.      Evaluasi bicara dan bahasa anak 
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan anak berbicaradalam batas-batas yang normal atau tidak. Karena kemampuan berbicara menggambarkankemampuan SSP, endokrin, ada / tidak adanya kelainan bawaan pada hidung, mulut, dan pendengaran, stimulasi yang diberikan, emosi anak dsb.
e.       Pemeriksaan fisik Untuk melengkapi anamnesis
Diperlukan pemeriksaan fisik agar diketahui apabila terdapat kelainan fisik yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak. Misalnya berbagai sindrom, penyakit jantung bawaan, tanda-tanda penyakit defisiensi dll. Pemeriksaan neurologi dimulai dengan anamnesis masalah neurologi dan keadaan-keadaan yang diduga dapat mengakibatkan gangguan neurologi, seperti trauma lahir, persalinan yang lama, asfiksia berat dsb. Kemudian dilakukan tes / pemeriksaan neurologi yang teliti, maka dapat membantudalam diagnosis suatu kelainan, misalnya kalau ada lesi intrakranial, palsi serebralis, neuropati perifer, penyakit-penyakit degeneratif dsb. Untuk mengetahui secara dini adanya palsi serebralis dianjurkan menggunakan pemeriksaan neurologi menurut Milani Comparetti, yang merupakan cara untuk evaluasi perkembangan motorik dari lahir sampai umur 2 tahun.Evaluasi penyakit-penyakit metabolik Salah satu penyebab gangguan perkembangan anak adalah disebabkan oleh penyakitmetabolik. Dari anamnesis dapat dicurigai adanya penyakit metabolik, apabila ada anggota keluarga lainnya yang terkena penyaklit yang sama. Adanya tanda-tanda klinis seperti rambut yang pirang dicurigai adanya PKU (Phenylketonuria), Ataksia yang intermiten dicurigai adanya Hiperamonemia dsb. Disamping itu diperlukan pemeriksaan penunjang lainnya yang sesuai dengan kecurigaan kita. Integrasi dari hasil penemuan berdasarkan anamnesis dan semua pemeriksaan tersebut diatas, dibuat satu kesimpulan diagnosis dari gangguan perkembangan tersebut kemudian ditetapkan penatalaksanaannya, konsultasi kemana dan prognosinya. Ternyata berdasarkan peneliti (Blasco, 1991), angka terjadinya kelainan perkembangan yang sering ditemukan adalah Retardasi Mental (RM) 3%, 1 diatara 200 anak menderita palsi serebralis, kesulitan belajar dan sindrom yang menyangkut konsentrasi dan perhatian anak 5-7 %.
Ciri-ciri tumbuh kembang anak tumbuh kembang anak yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa itu mempunyai ciri-ciri sendiri, yaitu:
Tumbuh kembang merupakan proses yang continue sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Ini berarti bahwa tumbuh kembang sudah terjadi sejak di dalam kandungan dan setelah kelahiran merupakan masa dimulainya tumbuh kembang anak dapat mudah diamati. Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa perlambatan serta laju tumbuh kembang yang berlainan diatara organ-organ terdapat 3 periode pertumbuhan cepat adalah pada masa janin, masa bayi 0-1 tahun dan masa pubertas. Sedangkan pertumbuhan organ-organ tubuh mengikuti 4 pola, yaitu pola umum, limfoit, neural, danreproduksi.Pola perkembangan anak adalah sama, pada semua anak, tetapi kecepatannya berbedaantara anak 1 dengan yang lainnya.
Contoh : Anak akan belajar duduk sebelum belajar  berjalan, tetapi umur saat anak belajar duduk / berjalan berbeda antara anak 1 dengan lainnya. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan saraf.
Contoh : Tidak ada latihan yang menyebabkan anak dapat berjalan sampai sistem syaraf siap untuk itu, tetapi tidak adanya kesempatan praktik akan menghambat kemampuan ini.
Aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
Contoh : bayi akan menggerakan seluruh tubuhnya, tangan dan kakinya kalau melihat sesuatu yang menarik, tetapi pada anak yang lebih besar reaksinya hanya tertawa / meraih benda tersebut. Arah perkembangan anak adalah sefalocaudal. Langkah pertama sebelum berjalan adalah perkembangan menegakkan kepala. Refleks primitif seperti refleks memegang dan berjalan akan menghilang sebelum gerakan volunter tercapai. Setiap anak adalah individu yang unik karena faktor bawaan dan lingkungan yang berbeda, maka pertumbuhan dan pencapaian kemampuan perkembangannya juga berbeda, tetapi akan tetap menuruti patokan umum. Sehingga diperlukan kriteria sampai seberapa jauh keunikan seorang anak tersebut, apakah masih dalam batas normal atau tidak. Dikenal normal dalam arti medis dan normal dalam arti statistik.
Yang dimaksud normal dalam arti medis adalah apabila pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun intelek dan kepribadian berlangsung harmonis yang meningkat dan dapat diramalkan kecepatan serta hasil akhirnya, sesuai dengan kemampuan genetik/bawaannya.
Sedangkan yang dimaksud dalam arti statistik adalah apabila anak tersebut berada dalam batas 2 SD atau diatas mean kurva sebaran normal menurut Gauss, dimana seorang anak dibandingkan dengan anak sebayanya. Jika mungkin saja seorang anak termasuk abnormal dalam arti statistik tetapi sesungguhnya masih normal dalam arti medis. Misalnya anak yang berasal dari keluarga bertubuh kecil.

e.       Remaja
Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan merupakanmasa peralihan dari masa anak–anak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang dialami remaja adalah datangnya haid yang pertama yang disebut menarch. Secara tradisi, menarch dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk mengerjakan tugas–tugas sebagai wanita dewasa dan siap dinikahkan. Padausia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi hormon–hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan system reproduksi. Menstruasi yang teratur merupakan tanda keseimbanagn hormon, dengan asumsi bahwa kita tidak sedang hamil, menyusui, atau menopause. Namun tidak semua wanita mempunyai siklus haid yang teratur.

·         Siklus menstruasi
Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam hal reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia remaja sampai menopause. Selain manusia, periode ini hanya terjadi pada primata-primata besar, sementara binatang-binatang menyusui lainnya mengalami siklus estrus.
Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, kadang-kadang siklus terjadi setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, kadang-kadang menstruasi juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Umumnya darah yang hilang akibat menstruasi adalah 10mL hingga 80mL per hari tetapi biasanya dengan rata-rata 35mL per harinya.
·         Sumber gizi untuk menstruasi
1. Konsumsi makanan tinggi karbohidrat
2. Hindari kafein
3. Makanan yang kaya kalsium
4. Hindari garam
5. Dark chocolate.
6. Minum air putih
7. Magnesium
8. Konsumsi vitamin
·         Beberapa jenis masalah menstruasi yang sering terjadi pada wanita:
a.       Menstruasi yang menyakitkan atau dysmenorrhea.
Dysmenorrhea pertama dihubungkan dengan naiknya kadar kimia alami di dalam tubuh saat ovulasi, yang menyebabkan rasa sakit. Dysmenorrhea kedua merupakan tanda suatu kelainan mendasar, ini memengaruhi wanita yang belum pernah menstruasi sebelumnya. 
b.      Selain itu, kelainan reproduksi, endometriosis, atau fibroids dapat menimbulkan menstruasi dengan rasa sakit, dan satu – satunya cara untuk mengetahui penyebabnya adalah dengan memeriksakannya ke dokter. Gejala dysmenorrhea termasuk rasa sakit pada punggung bagian bawah atau perut, atau sakit pada tulang panggul. Problem menstruasi ini dapat menunjukkan ketidak suburan. Jadi semakin cepat diketahui semakin baik.
c.       Menstruasi yang sangat hebat atau menorrhagia.
Ketidak seimbangan hormon ataukelainan rahim dapat menyebabkan volume darah menstruasi yang sangat tinggi, namun dokter Minkin mengatakan bahwa penyebabnya tidak selalu jelas. Jika haid selama tujuh hari atau lebih, dan darah yang keluar tidak tertampung lagi oleh pembalut, maka kemungkinan anda menderita menorrhagia. Darah yang menggumpal juga sebenarnya normal, namun gumpalan darah dalam jumlah besar merupakan tanda heavy periods.
d.      Mennorhagia menyebabkan anemia.
jadi penderita harus mengkonsumsi cukup kedelai rebus, dan kacang-kacang lain.
e.       Menstruasi tidak teratue, atau oligomenorrhea.
Ketidakseimbangan hormon atau kelainan juga menyebabkan haid tidak teratur.
f.       Tidak mengalami menstruasi, atau amenorrhea.
Jika tidak haid selama tiga bulan kemungkinan hamil. Namun bisa juga anda mengalami amenorrhea, perimenopause, atau menopause. Amenorrhea merupakan efek dari penyakit, stress, latihan terlalu berat, atau turunnya berat badan yang terlalu banyak.
·         Tahapan pubertas/remaja:
1.      Masa remaja awal (10-12 tahun)
masa dimana remaja tersebut lebih dekat dengan teman sebayanya, masa ingin bebas. Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai suka berkhayal.
2.      Masa remaja tengah (13-15 tahun)
Ingin mencari identitas diri, Ada keinginan untuk berkencan atau mulai tertarik dengan lawan jenis, Timbul perasaan cinta yang mendalam, Kemampuan berpikir abstrak makin berkembang, Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual.
3.      Masa remaja akhir (16-19 tahun)
Menampakkan pengungkapan kebebasan diri, Dalam mencari teman sebaya lebih selektif, Memiliki citra terhadap dirinya, Dapat mewujudkan perasaan cinta, Memiliki kemampuan berpikir abstrak Perubahan yang terjadi :
a.       Mengalami pertumbuhan seks primer dan sekunder 
b.      Seks primer adalahperubahan organ reproduksi pada manusia sudah mulai berfungsioptimal, contohnya menstruasi
c.       Seks sekunder adalah perubahan – perubahan nyata yang terlihat dari luar, seperti perubahan fisik perempuan, tumbuhnya payudara, bertambahnya berat dan tinggi badan
d.      Memiliki sifat kewanitaan disebabkan oleh hormon esterogen yang meningkat
e.       Mengalami perubahan emosional
f.       Mengalami perkembangan biopsikososial, yaitu masa transisi dari anak – anak menuju dewasa
g.      Perubahan intelektual
h.      Permasalahan remaja
i.        Banyak permasalahan perilaku yang timbul pada kalangan remaja yang tergolong pada pribadi yang masih labil, manakala seorang remaja terjerumus pada salah satu perilaku beresiko yang dimaksud, maka remaja tersebut akan beresiko pula untuk memasuki perilaku beresiko lainnya. Contoh perilaku yang menyimpang adalah:
- Perilaku Menyimpang Seksual
- Napza
- HIV-AIDS.
Memang banyak perilaku beresiko pada remaja dewasa ini. Namun bukan berarti masaremaja demikian suramnya, namun hal ini perlu upaya-upaya dari remaja sebagai pelakuutama serta lingkungan sebagai pelaku antara untuk mencegah terjadinya penyimpangan perilaku ini dengan upaya-upaya sebagai berikut:
1.      Mengikis kemiskinan.
2.      Membuka akses layanan informasi dan konsultasi tentang masalah-masalah remaja.
3.      Meningkatkan partisipasi remaja dalam kegiatan kemasyarakatn yang lebih bermanfaat.
4.      Sosialisasi hak-hak yang dimiliki oleh setiap individu.
5.      Meminimalkan informasi seks bebas melalui media.
6.      Pendewasaan usia perkawinan, 25 tahun untuk laki-laki dan 20 tahun untuk  perempuan.
7.      Adapun permasalahan lain yang di alami remaja adalah sebagai berikut :
8.      Problema berkaitan dengan perkembangan kognitif dan bahasa.Pada masa remaja awal ditandai dengan perkembangan kemampuan intelektual yang pesat. Namun ketika, si remaja tidak mendapatkan kesempatan pengembangan kemampuan
9.      Intelektual, terutama melalui pendidikan di sekolah, maka boleh jadi potensi intelektualnyatidak akan berkembang optimal. Begitu juga masa remaja, terutama remaja awal merupakanmasa terbaik untuk mengenal dan mendalami bahasa asing. Namun dikarenakan keterbatasankesempatan dan sarana dan pra sarana, menyebabkan si remaja kesulitan untuk menguasai bahasa asing.Tidak bisa dipungkiri, dalam era globalisasi sekarang ini, penguasaan bahasa asingmerupakan hal yang penting untuk menunjang kesuksesan hidup dan karier seseorang. Namun dengan adanya hambatan dalam pengembangan ketidakmampuan berbahasa asingtentunya akan sedikit-banyak berpengaruh terhadap kesuksesan hidup dan kariernya.Terhambatnya perkembangan kognitif dan bahasa dapat berakibat pula pada aspek emosional, sosial, dan aspek-aspek perilaku dan kepribadian lainnya.
10.  Problema berkaitan dengan perkembangan perilaku sosial, moralitas dan keagamaan.Masa remaja disebut pula sebagai masa. social hunger  (kehausan sosial), yang ditandaidengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok sebayanya(peer group). Penolakan dari peer group dapat menimbulkan frustrasi dan menjadikan diasebagai isolated  dan merasa rendah diri. Namun sebaliknya apabila remaja dapat diterimaoleh rekan sebayanya dan bahkan menjadi idola tentunya ia akan merasa bangga danmemiliki kehormatan dalam dirinya.Problema perilaku sosial remaja tidak hanya terjadi dengan kelompok sebayanya,namun juga dapat terjadi dengan orang tua dan dewasa lainnya, termasuk dengan guru disekolah. Hal ini disebabkan pada masa remaja, khususnya remaja awal akan ditandai adanyakeinginan yang ambivalen, di satu sisi adanya keinginan untuk melepaskan ketergantungandan dapat menentukan pilihannya sendiri, namun di sisi lain dia masih membutuhkan orangtua, terutama secara ekonomis.Sejalan dengan pertumbuhan organ reproduksi, hubungan sosial yang dikembangkan pada masa remaja ditandai pula dengan adanya keinginan untuk menjalin hubungankhususdengan lain jenis dan jika tidak terbimbing dapat menjurus tindakan penyimpangan perilaku sosial dan perilaku seksual. Pada masa remaja juga ditandai dengan adanyakeinginan untuk mencoba-coba dan menguji kemapanan norma yang ada, jika tidak terbimbing, mungkin saja akan berkembang menjadi konflik nilai dalam dirinya maupundengan lingkungannya. Problema berkaitan dengan perkembangan kepribadian, dan emosional.
11.  Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri ( self identity). Usaha pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Ketika remaja gagal menemukan identitas dirinya, dia akan mengalami krisis identitas atau identity confusion, sehingga mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian yang bukan menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya. Reaksi-reaksi dan ekspresi emosional yang masih labil dan belum terkendali pada masa remaja dapat berdampak pada kehidupan pribadi maupun sosialnya. Dia menjadi sering merasa tertekan dan bermuram durja atau justru dia menjadi orang yang berperilaku agresif. Pertengkaran dan perkelahian seringkali terjadi akibat dari ketidakstabilan emosinya. Selain yang telah dipaparkan di atas, tentunya masih banyak problema keremajaan lainnya. Timbulnya problema remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Agar remaja dapat terhindar dari berbagai kesulitan dan problema kiranya diperlukan kearifan dari semua pihak. Upaya untuk memfasilitasi perkembangan remaja menjadi amat penting. Dalam hal ini, peranan orang tua, sekolah, serta lingkunganya.
·         Kebutuhan
1.      Pemenuhan gizi seimbang
2.      Informasi tentang kesehatan reproduksi
3.      Pencegahan dan penanggulangan kekerasan , termasuk seksual
4.      Pencegahan terhadap ketergantungan napza
5.      Perkawinan pada usia yang wajar 
6.      Pendidikan, peningkatan keterampilan
7.      Peningkatan penghargaan diri
8.      Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman
9.      Kesempatan yang sama antara laki – laki dan perempuan
10.  Pemantauan tumbuh kembang
11.  Mencintai dan dicintai
·         Asuhan yang diberikan
1.      Melakukan pendekatan melalui konseling tentang perubahan hukum/sosial, pendidikan kesehatan
2.      Deteksi, pencegahan, pengobatan penyakit
3.      Melakukan pendekatan pendidikan dalam keluarga
4.      Pemenuhan gizi seimbang
5.      Memberi informasi tentang kesehatan reproduksi
6.      Pencegahan dan penanganan kekerasan seksual
7.      Pencegahan dan penanganan terhadap ketergantungan napza
8.      Peningkatan pendidikan , keterampilan, penghargaan diri, dan pertahanan terhadapgodaan dan ancaman
9.      Persamaan perlakuan antara laki – laki dan wanita
10.  Pemantauan tumbuh kembang remaja
11.  Memberikan cinta kasih, dukungan mental
g.      Dewasa
Usia dewasa yaitu antara 18 sampai 40 tahun. Masa ini sering dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat sering terjadi. Inilah masa produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar tetap prima, sehingga bila terjadi kehamilan bisa berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan sehat.
Gangguan yang sering terjadi pada usia ini adalah endometriosis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau buang air kecil.
Masa dewasa ini disebut masa sulit, karena pada masa ini wanita dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap orangtua dan berusaha untuk bisa mandiri.
-          10 ciri masa dewasa:
1.      Masa pengaturan
Pada masa ini wanita akan “mencoba-coba” sebelum ia menentukan mana yang sesuai, cocok, dan member kepuasan permanen. Ketika sudah menemukan pola hidup yang diyakini dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, ia akan mengembangkan pola-pola perilaku,sikap, dan nilai-nilai yang cenderung akan menjadi kekhasannya selama sisa hidupnya.
2.      Masa usia produktif
Masa yang cocok untuk menentukan pasangan hidup, menikah dan produksi/menghasilkan anak. Pada masa ini organ reproduksi sangat produktif dalam menghasilkan individu baru (anak)
3.      Masa bermasalah
Seseorang harus mengadakan penyesuaian dengan peran barunya (perkawinan dan pekerjaan). Jika ia tidak bisa menghadapinya maka akan timbul masalah. Factor yang mempengaruhinya antara lain :
Pertama, individu kurang siap dan tidak bisa menyesuaikan diri dengan peran barunya. Kedua, karena kurang persiapan maka ia kaget dengan dua peran/lebih yang harus diembannya secara serampak. Ketiga, ia tidak memperoleh bantuan dari orangtua atau siapapun dalam menyelesaikan masalah.
4.      Masa ketegangan emosional
Ketika seseorang berumur dua puluhan (sebelum 30-an), kondisi emosionalnya tidak terkendali. Cenderung labil, resah, mudah memberontak, emosi sangat bergelora dan mudah tegang.
5.      Masa keterasingan social
Kegiatan social dibatasi karena berbagai tekanan pekerjaan dan keluarga. Hubungan dengan teman-teman sebaya mungkin renggang. Keterasingan diintensifkan dengan adanya semangat bersaing dan hasrat untuk maju dalam berkarir.
6.      Masa komitmen
Masa kesadaran akan pentingnya sebuah komitmen. Mulai membentuk pola hidup, tanggung jawab, dan komitmen baru.
7.      Masa ketergantungan
Pada awal dewasa dini sampai akhir usia 20-an, seseorang masih punya ketergantungan pada orangtua atau organisasi/instruksi yang mengikatnya.
8.      Masa perubahan nilai
Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada pada masa dewasa dini berubah karena pengalaman dan hubungan sosialnya semakin meluas. Pada masa ini juga seseorang akan lebih menerima/berpedoman pada nilai konvensional dalam hal keyakinan. Egosentrisme akan berubah menjadi social ketika ia sudah menikah.
9.      Masa penyesuaian diri dengan hidup baru
Ketika seseorang sudah mencapai masa dewasa berarti ia harus lebih bertanggun jawab karena pada masa ini ia sudah mempunyai peran ganda. (peran sebagai orang tua dan sebagai pekerja).
10.  Masa kreatif
Pada masa ini seseorang bebas untuk berbuat apa uang diinginkan. Namun kreatifitas bergantung pada minat, potensi, dan kesempatan.
·         Hak-hak reproduksi
Hak-hak reproduksi tersebut meliputi:
1.      Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi,
2.      Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi
3.      Hak untuk kebebasan berpikir dan membuat keputusan tentang kesehatan reproduksinya
4.      Hak untuk memutuskan jumlah dan jarak kelahiran anak
5.      Hak untuk hidup dan terbebas dari risiko kematian karena kehamilan, kelahiran atau masalah jender
6.      Hak atas kebebasan dan keamanan dalam pelayanan kesehatan reproduksi
7.      Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk yang menyangkut kesehatan reproduksi
8.      Hak mendapatkan manfaat dari hasil kemajuan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan reproduksi
9.      Hak atas kerahasiaan pribadi dalam menjalankan kehidupan reproduksinya
10.  Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga
11.  Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang bernuansa kesehatan reproduksi, dan
12.  Hak atas kebebasan dari segala bentuk diskriminasi dalam kesehatan reproduksi.
·         Tahapan usia subur :
Usia 20-30 tahun
-          Masa ini merupakan puncak fertilitas. Pada masa ini menstruasi akan teratur.
-          Desakan estradiol (salah satu bentuk estrogen) sekitar 10 hari setelah pemulaan masa haid, tepat sekitar masa ovulasi, akan mendorong perasaan bahagia. Sedangkan dorongan progesterone pada paruh kedua siklus akan membuat mudah tersinggung.
Tanda-tanda:
-          Libido atau nafsu seks berubah-ubah saat menggunakan alat kontrasepsi hormonal, seperti spiral dan pil.
-          Penurunan tingkat kesuburan saat memasuki usia akhir 30 tahun. Jika belum berumur 35 tahun dan belim hamil, temui dokter spesialis endrokinologi  dalam waktu satu tahun. Tapi jika memasuki usia 35 tahun belum hamil, temui dokter endrokinologi dalam waktu 6 bulan.
Usia 40-an
Usia 40-an memasuki masa pra-menopause. Siklus menstruasi masih tetap sama, tetapi produksi hormone esterogen dan progesterone dari ovarium semakin berkurang. Pengurangan hormone berlangsung selama 5 tahun.
·         Tanda-tanda menopause
-          Muncul bercak merah pada kulit
-          Gairah seks menurun
-          Lender pada wanita mulai mongering
-          Tingkat kesuburan menurun
-          Berat badan bertambah
-          Gangguan tidur
-          Dalam hai ini  wanita mengalami beberapa masa, antara lain:
a.       Masa hamil
Pada masa ini perempuan akan mengalami terjadinya pembesaran rahim, perkembangan payudara, dan pertumbuhan janin
b.      Masa melahirkan
Diperlukan kesiapan fisik dan mental, kebutuhan nutrisi yang meningkat seiring kebutuhan energy yang juga meningkat, serta terjadinya perdarahan.
c.       Masa menyusui
Seorang wanita yang sedang memproduksi ASI akan mengalami kebutuhan makan yang meningkat.
·         Kebutuhan
-          Kehamilan dan persalinan yang aman
-          Pencegahan kecacatan dan keatian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
-          Menjaga jarak kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi (KB)
-          Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
-          Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
-          Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional
-          Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
-          Pencegahan dan menejemen infertilitas
·         Masalah yang mungkin timbul
-          Kehamilan dan persalinan yang beresiko
-          Kurangnya pelayanan kesehatan yang memadai
-          Kurangnya pengetahuan tentang alat kontrasepsi (KB)
-          Kurangnya pengetahuan tentang PMS/HIV/AIDS
-          Kurangnya pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya selama kehamilan dan nifas
-          Infertilitas
-          Ketidak setaraan gender (seperti beban ganda)
-          Penyakit saluran reproduksi
·         Asuhan yang diberikan
-          Kehamilan dan persalinan yang aman
-          Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
-          Informasi tentang PMS/HIV/AIDS
-          Informasi tentang alat kontrasepsi
-          Kesetaraan gender
-          Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
h.      Usia lanjut
Usia lanjut atau lansia adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa yang paling rentan diserang berbagai penyakit degenerative dan penyakit berat lainnya.
·         Tahapan usia lanjut
1.      Klimakterium
Klimakterium bukan suatu keadaan patologik melainkan suatu masa peralihan yang normal yang berlangsung beberapa tahun sebelum dan sesudah menopause. Fase klimakterium berlangsung bertahap yaitu:
a.       Sebelum menopause (pre menopause)
Pada masa ini klimakterium dimulai 6 tahun sebelum masa menopause. Disini fungsi organ reproduksi mulai menurun, kadar esterogen mulai turun dan kadar hormone gonadotropin mulai meningkat sampai timbulnya keluhan tanda-tanda menopause.
b.      Selama menopause 
Terjadi selama berlangsungnya menopause, rentangan 1-2 tahun sebelum sampai 1 tahun sesudah menopause. Pada periode ini wanita mengalami keluhan memuncak.
c.       Sesudah menopause (post menopause)
d.      Masa ini berlangsung mulai 6-7 tahun sesudah menopause. Pada saat ini kadar esterogen sudah pada titik rendah sesuai dengan keadaan senium dan disertai dengan mulai memburuknya kondisi badan.
·         Perubahan yang terjadi
-          Terjadi penurunan kadar estrogen dan kadar gonadotropin mulai meningkat
-          Organ reproduksi mulai mengalami penurunan fungsi : ovarium mengecil, uterus mengecil, epitel vagina menipis.
-          Jumlah folikel menjadi hanya beberapa buah saja dan leboh resisten terhadap rangsangan gonadotropin saja
-          Pada usia 40 tahun siklus haid mulai tidak di sertai dengan ovulasi
-          Perubahan perdarahan pada premenopause
-          Pasca menopause terjadi gangguan vegetative, psikis, organis.
2.      Menopause
Menopause yaitu periode berhentinya haid secara alamiah. Menopause menyebabkan beberapa perubahan fisik yang dapat mempengaruhiu fungsi seksual seorang wanita. Hal ini disebabkan karena semakin berkurangnya kadar hormon estrogen dan progesteron.
·         Perubahan yang terjadi pada masa ini
1.      Perubahan psikis
2.      Rasa khawatir
3.      Rasa tertekan karena takut tua
4.      Lebih sensitive dan emosional
5.      Perubahan fisik meliputi:
a.       Kulit nenjadi kendor
b.      Kulit menjadi kering dan keriput
c.       Kulit menjdi mudah terbakar sinar matahari
d.      Timbul pigmentasi pada kulit
e.       Payudara mulai lembek
f.       Vagina kering
g.      Epitel vagina menipis
h.      Dispareunia
i.        Tidak dapat menahan air seni
j.        Hilangnya jaringan penunjang
k.      Penambahan berat badan
l.        Gangguan mata
m.    Nyeri tulang dan sendi
3.      Senium
Pada masa ini telah terjadi keseimbangan hormonal baru. Pada masa ini perubahan yang terjadi ialah kemunduran alat-alat tubuh dan kemampuan fisik sebagai proses menjadi tua. Dalam masa ini cenderung terjadi osteoporosis yang disebabkan oleh pengaruh hormone steroid dan osteotrofoblas yang berkurang.
·         Kebutuhan
a.       Pemeriksaan kesehatan secara teratur
b.      Pemeriksaan gizi dan supplement yang dibutuhkan
c.       Perhatian pada problem meno/andropause
d.      Perhatian pada penyakit degenerative
e.       Deteksi dini kanker rahih
f.       Pencegahan dan penanganan PMS/ISR/HIV/AIDS
g.      Pencegahan tindak kekerasan
h.      Pendamping
·         Masalah yang mungkin timbul
1.      Kanker payudara
2.      Kekerasan
3.      Kanker saluran reproduksi
4.      Penyakit jantung koroner
5.      Kurang perhatian pada penyakit degenerative.
·         Asuhan yang diberikan
a.       Perhatian pada problem menopaus
b.      Perhatian pada penyakit utama degeneraatif
c.       Pendamping
d.      Informasi tentang cara menjaga kesehatan
e.       Pencegahan dan penanganan penyakit degenerative
f.       Pencegahan dan penanganan ISR/PMS/HIV/AIDS

·         KESEHATAN REPRODUKSI
kesehatan reproduksi merupakan suatu kondisi atau keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua aspek  yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan juga prosesnya tapi juga meliputi keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial.
WHO sendiri mendefinisikan kesehatan reproduksi adalah kondisi kesehatan dari segi fisik, mental dan sosial yang utuh, serta tidak hanya bebas dari penyakit dalam segala aspek yang saling berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi dan juga prosesnya.
Indikator Permasalahan Kesehatan Reproduksi Wanita.
Dalam pengertian kesehatan reproduksi secara lebih mendalam, bukan semata-mata sebagai pengertian klinis (kedokteran) saja tetapi juga mencakup pengertian sosial (masyarakat). Intinya goal kesehatan secara menyeluruh bahwa kualitas hidupnya sangat baik. Namun, kondisi sosial dan ekonomi terutama di negara-negara berkembang yang kualitas hidup dan kemiskinan memburuk, secara tidak langsung memperburuk pula kesehatan reproduksi wanita.
Indikator-indikator permasalahan kesehatan reproduksi wanita di Indonesia antara lain:
  1. Jender, adalah peran masing-masing pria dan wanita berdasarkan jenis kelamin menurut budaya yang berbeda-beda. Jender sebagai suatu kontruksi sosial mempengaruhi tingkat kesehatan, dan karena peran jender berbeda dalam konteks cross cultural berarti tingkat kesehatan wanita juga berbeda-beda.
  2. Kemiskinan, antara lain mengakibatkan:
    • Makanan yang tidak cukup atau makanan yang kurang gizi
    • Persediaan air yang kurang, sanitasi yang jelek dan perumahan yang tidak layak.
    • Tidak mendapatkan pelayanan yang baik.
    •  
  3. Pendidikan yang rendah.
Kemiskinan mempengaruhi kesempatan untuk mendapatkan pendidikan. Kesempatan untuk sekolah tidak sama untuk semua tetapi tergantung dari kemampuan membiayai. Dalam situasi kesulitan biaya biasanya anak laki-laki lebih diutamakan karena laki-laki dianggap sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga. Dalam hal ini bukan indikator kemiskinan saja yang berpengaruh tetapi juga jender berpengaruh pula terhadap pendidikan. Tingkat pendidikan ini mempengaruhi tingkat kesehatan. Orang yang berpendidikan biasanya mempunyai pengertian yang lebih besar terhadap masalah-masalah kesehatan dan pencegahannya. Minimal dengan mempunyai pendidikan yang memadai seseorang dapat mencari liang, merawat diri sendiri, dan ikut serta dalam mengambil keputusan dalam keluarga dan masyarakat.
·         Kawin muda
Di negara berkembang termasuk Indonesia kawin muda pada wanita masih banyak terjadi (biasanya di bawah usia 18 tahun). Hal ini banyak kebudayaan yang menganggap kalau belum menikah di usia tertentu dianggap tidak laku. Ada juga karena faktor kemiskinan, orang tua cepat-cepat mengawinkan anaknya agar lepas tanggung jawabnya dan diserahkan anak wanita tersebut kepada suaminya. Ini berarti wanita muda hamil mempunyai resiko tinggi pada saat persalinan. Di samping itu resiko tingkat kematian dua kali lebih besar dari wanita yang menikah di usia 20 tahunan. Dampak lain, mereka putus sekolah, pada akhirnya akan bergantung kepada suami baik dalam ekonomi dan pengambilan keputusan.
·         Kekurangan gizi dan Kesehatan yang buruk.
Menurut WHO di negara berkembang terrnasuk Indonesia diperkirakan 450 juta wanita tumbuh tidak sempurna karena kurang gizi pada masa kanak-kanak, akibat kemiskinan. Jika pun berkecukupan, budaya menentukan bahwa suami dan anak laki-laki mendapat porsi yang banyak dan terbaik dan terakhir sang ibu memakan sisa yang ada. Wanita sejak ia mengalami menstruasi akan membutuhkan gizi yang lebih banyak dari pria untuk mengganti darah yang keluar. Zat yang sangat dibutuhkan adalah zat besi yaitu 3 kali lebih besar dari kebutuhan pria. Di samping itu wanita juga membutuhkan zat yodium lebih banyak dari pria, kekurangan zat ini akan menyebabkan gondok yang membahayakan perkembangan janin baik fisik maupun mental. Wanita juga sangat rawan terhadap beberapa penyakit, termasuk penyakit menular seksual, karena pekerjaan mereka atau tubuh mereka yang berbeda dengan pria. Salah satu situasi yang rawan adalah, pekerjaan wanita yang selalu berhubungan dengan air, misalnya mencuci, memasak, dan sebagainya. Seperti diketahui air adalah media yang cukup berbahaya dalam penularan bakteri penyakit.
·         Beban Kerja yang berat.
Wanita bekerja jauh lebih lama dari pada pria, berbagai penelitian yang telah dilakukan di seluruh dunia rata-rata wanita bekerja 3 jam lebih lama. Akibatnya wanita mempunyai sedikit waktu istirahat, lebih lanjut terjadinya kelelahan kronis, stress, dan sebagainya. Kesehatan wanita tidak hanya dipengaruhi oleh waktu.
Untuk mengatasi masalah kesehatan reproduksi wanita diperlukan adanya perubahan yakni dengan mempertingi derajat kesehatan wanita, memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi oleh wanita selama daur kehidupannya dengan lebih khusus sesuai kebutuhannya.
C.    KELUARGA BERENCANA
Definisi Keluarga Berencana
1.      Menurut WHO (World Health Organisation) Expert Committe 1970
KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk :
a.       Mendapatkan objektif-objektif tertentu
b.      Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
c.       Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
d.      Mengatur interval di antara kehamilan
e.       Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri.
f.       Menentukan jumlah anak dalam keluarga
Secara garis besar definisi ini mencakup beberapa komponen dalam pelayanan Kependududkan/KB yang dapat diberikan sebagai beriku :
a.       Komunikasi, informasi, edukasi (KIE)
b.      Konseling
c.       Pelayanan kontrasepsi (PK)
d.      Pelayanan infertilitas
e.       Pendidikan seks ( sex education)
f.       Konsultasi pra-perkawinan dan konsultasi perkawinan.
g.      Konsultasi genetik
h.      Test keganasan
i.        Adopsi

2.      Menurut UU No. 52 Tahun 2009 tentang Prkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
KB adalah upaya untuk :
a.         Mengatur kelahiran anak
b.         Jarak kelahiran anak, usia ideal melahirkan
c.         Mengatur kehamilan
Melalui : Promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga kecil berkualitas.

A.    Masalah
Peserta KB meningkat namun TFR juga masih tinggi.

B.     Menganalisi Masalah
1.      Peta unmet need kurang jelas
2.      KIE penggerakan dan pelayanan KB belum maksimal
3.      Mekanisme operasional lini lapangan tidak berjalan baik
4.      >50% peserta KB menggunakan non MKJP
5.      Ketimpangan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi
6.      Kelembagaan dan komitmen Pemerintah daerah bervariasi
7.      Kesenjangan antara pengetahuan dan informasi dengan kesertaan ber KB besar

C.     Pemecahan Sementara Masalah
1.      Peningkatan kompetensi petugas dan kader KB
2.      Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan data dan laporan
3.      Meningkatkan kuantitas dan kualitas institusi masyarakat
4.      Peningkatan dukungan oprasional

D.    Tujuan Pembelajaran
1.      Tujuan Umum
Untuk memahami pentingnya program KB dalam menekan laju pertambahan penduduk dan mewujudkan penduduk tumbuh seimbang 2015.

2.      Tujuan Khusus
a.       Dapat menjelaskan definisi dan sejarah KB
b.      Dapat menyebutkan tujuan, sasaran, ruang lingkup dan manfaat KB
c.       Dapat merumuskan masalah-masalah yang berkaitan dengan program KB
d.      Dapat merumuskan pemecahan masalah sementara dari program KB
E.     Informasi
1.      Sejarah Program KB di Indonesia
a.       Era Orde Lama
Pada era orde lama KB sudah ada namun hanya digunakan untuk alasan kesehatan. Ini  dikarenakan jumlah penduduk yang besar dianggap merupakan  potensi yang besar untuk menggali dan mengelola sumber daya alam di Indonesia.
b.      Era Orde Baru
Pada Era Orde Baru masalah penduduk mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Untuk itu pemerintah melakukan berbagai usaha seperti komitmen politik dan anggaran, kelembagaan BKKBN, KIE intensif, jumlah PLKB 35.000 orang, pelayanan kontrasepsi, kelembagaan di masyarakat dengan jumlah kader 250.000 orang, lintas sektor, dukungan donor.
·         Pemerintah
1968 :  Berdiri LKBN
1970 : Berdirilah BKKBN yang merupakan lembaga non departeman. Fungsi dari BKKBN adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing dan mengadakan evaluasi mengenai pelaksanaan program KB Nasional.
·         Non-Pemerintah
PKMI, PKBI, Organisasi Profesi (IDI, IBI, ISFI) dan Institusi Penunjang Program KIM KB (Kegiatan Inti Mandiri KB)  misalnya Posyandu, Pos KB Desa, Paguyuban KB, KB Perkotaan, Kelompok Akseptor dll.

c.       Era Reformasi
Pada era ini lebih menonjolkan hak asasi. Sehingga BKKBN yang dulu memiliki moto dua anak cukup seta NKKBA berubah menjadi keluarga berkualitas. Di International Conference on Population Development (ICPD) di Kairo tahun 1994 secara tegas menyatakan bahwa penggunaan kontrasepsi merupakan bagian dari hak-hak reproduksi dan merupakan hak asasi manusia yang universal.


SEJARAH KB DI INDONESIA
< 1957
KB untuk alasan kesehatan.
1957
Berdiri PKBI yang merupakan organisasi swasta, hanya ada untuk alasan kesehatan, tidak untuk umum dan biasanya untuk ibu-ibu yang baru melahirkan.
1967
Soeharto menandatangani Deklarasi Kependudukan.
1968
Inpres No.26 Tahun 1968 Menkesra Koordinator Aspirasi Masyarakat
1970
Berdasarkan Keppres No. 8 Tahun 1970 berdirilah BKKBN yang merupakan Lembaga Non Departemen. Hanya ada di 6 provinsi yaitu DKI, DIY, Jabar, Jateng, Jatim dan Bali.
1972
Keppres No. 33 Tahun 1972, penyelenggaraan KB oleh Pemerintah (Departemen dan instansi) dan swasta (PKBI, Muhammadiyah, DGI).
1978
Keppres No. 64 Tahun 1978, penyempurnaan dari Keppres No. 33 diperluas dengan program kependudukan dan seluruh provinsi sudah terjangkau KB.
1983
Keppres No. 64 Tahun 1983, KB terpadu dengan program pembangunan lain (Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak, mewujudkan KKBS, Pengendalian kelahiran.
1990
Program KB berubah menjadi gerakan.
1992
UU No. 10 Tahun 1992, redefinisi program KB. Upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat. Melalui pendewasaan usia kawin, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan keluarga untuk mewujudkan KKBS. Disusul keluarnya UU No. 52 Tahun 2009.

2.      Tahap-Tahap Program KB Nasional
I.       1970-1980     : MANAGEMEN FOR THE PEOPLE
a.       Pemerintah lebih banyak berinisiatif
b.      Partisipasi masyarakat rendah sekali
c.       Terkesan kurang demokratis
d.      Ada unsur pemaksaan
e.       Berorientasi pada target
II.    1980-1990     : MANAGEMEN WITH THE PEOPLE
a.       Pemaksaan dikurangi
b.      Dimulainya Program Safari KB pada awal 980-an
·         1985-1988       : Program KB Lingkaran Biru
Masyarakat bebas memilih kontrasepsi yang ingin dipakainya, meskipun tetap masih dipilihkan jenis kontrasepsinya.
Dari 5 jenis kontrasepsi, dipilihkan satu setiap jenisnya.
·         1988    : Program KB Lingkaran Emas
Pilihan alat kontrasepsi sepenuhnya diserahkan kepada peserta, asal jenis kontrasepsinya sudah terdaftar di Departemen Kesehatan.
Masyarakat sudah mulai membayar sendiri untuk alat kontrasepsi.
Program dari dan oleh masyarakat disebut KB Mandiri.
Bila program KB Mandiri dapat diwujudkan pada segenap lapisan masyarakat disebut Gerakan KB Nasional.
III. 1990
Peningkatan kesejahteraan keluarga melalui peningkatan pendapatan keluarga (income generating).
Pada tanggal 29 Juni 1994 dibentuk Gerakan Pembangunan Keluarga Sejahtera yang diresmikan oleh presiden Soeharto di Sidoardjo : untuk keluarga Pra-Sejahtera : dilaksanakan plesterisasi/lantainisasi rumah-rumah secara gotong royong di seluruh Indonesia.

3.      Tujuan KB
a.       Tujuan umum :
Untuk menyelenggarakan pelayanan yang berkualitas dalam rangka mempercepat perlembagaan atau pembudayaan NKKBS menuju tercapainya penduduk tumbuh seimbang atau penduduk tanpa pertumbuhan.
b.      Tujuan Khusus :
·         Tercapai peserta KB yang berkualitas
·         Meningkatkan proporsi KB yang mandiri
c.       Tujuan program KB setelah UU No. 52 tahun 2009
·         Mengatur kehamilan yang diinginkan
·         Menjaga kesehatan yang menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak
·         Meningkatkan akses dan kualitas informasi, pendidikan, konseling, pelayan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi
·         Meningkatkan partisipasi dan kesertaan pria dalam praktek keluarga berencana
·         Mempromosikan penyusuan bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak kehamilan,

4.      Landasan hukum program KB
Berdasarkan UU No. 52 tahun 2009 tentang pembangunan kependudukan dan pembangunan keluarga membentuk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dengan visi penduduk tumbuh seimbang 2015 dan misi mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan dan keluarga kecil bahagia kecil bahagia sejahtera.

5.      Sasaran KB
a.       Secara Langsung : Pasangan Usia Subur (PUS), baik laki-laki ataupun wanita dan Wanita Usia Subur (WUS).
b.      Secara tidak langsung : organisasi, lembaga masyarakat,  instansi pemerintah dan swasta.

6.      Ruang Lingkup
a.       Program KB
Pokok-pokok kegiatan :
·         Membentuk keluarga kecil berkualitas
·         Merencanakan jumlah anak dan jarak kelahiran
·         Menghindari unwanted pregnancy
·         Mengurangi AKI
b.      Program KRR
Pokok-pokok kegiatan :
·         Partisipasi remaja dalam kesehatan reproduksi untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental dan social
·         Menghindari triad KRR (Meningkatkan peningkatan usia perkawinan wanita, pemberian informasi dan konseling bagi remaja dan mahasiswa, sosialisasi dan konseling KRR
c.       Program Ketahanan dan Pemberdayaan keluarga
Pokok-pokok kegiatan :
·         Membentuk keluarga kecil berkualitas
·         Family Resilliance
·         Peningkatan taraf ekonomi keluarga
·         Usaha produktif keluarga
·         Pembinaan kelompok kegiatan keluarga seperti BKB, BKR, BKL
·         Kelompok UPPKS
d.      Program penguatan kelembagaan dan jaringan keluarga kecil
Pokok-pokok kegiatan :
·         Meningkatkan kualitas pelayanan KB, KR, KS dan PK (Pemberdayaan Keluarga) oleh masyarakat.
·         Kualitas SDM pengelola melalui :
v  Peningkatan kompetensi petugas dan kader
v  Pengumpulan, pengolahan, dan pemanfaatan data, dan laporan
v  Kuantitas dan kualitas institusi masyarakat
v  Dukungan operasional

7.      MANFAAT PROGRAM KB DALAM PEMBANGUNAN
a.       Menurunkan MMR dan IMR
b.      Memperbaiki gizi ibu dan anak
c.       Menigkatkan perkembangan otak anak
d.      Meningkatkan produktvitas
e.       Private Saving (mengurangi ketergantungan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan reproduksi dari pemerintah)
f.       Public saving (reduksi biaya pendidikan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat dalam pembiayaan pendidikan dari pemerintah)




D.    METODE KB
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan.
Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Ada dua pembagian cara kontrasepsi, yaitu cara kontrasepsi sederhana dan cara kontrasepsi moderen (metode efektif).

Macam-Macam Metode Kontrasepsi
1.      Cara Kontrasepsi Sederhana
sederhana terbagi lagi atas kontrasepsi tanpa alat dan kontrasepsi dengan alat/obat. Kontarsepsi sederhana tanpa alat dapat dilakukan dengan senggama terputus dan pantang berkala. Sedangkan kontarsepsi dengan alat/obat dapat dilakukan dengan menggunakan kondom, diafragma atau cup, cream, jelly, atau tablet berbusa (vaginal tablet).
a)      Kontrasepsi Tanpa Alat :
ü  Senggama terputus
Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan sebagaimana biasa, tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria dikeluarkan dari liang vagina dan sperma dikeluarkan di luar. Cara ini tidak dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu tahu kapan spermanya keluar.
ü  Pantang berkala
Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri dalam masa subur. Cara ini kurang dianjurkan karena sukar dilaksanakan dan membutuhkan waktu lama untuk ‘puasa’. Selain itu, kadang juga istri kurang terampil dalam menghitung siklus haidnya setiap bulan.

b)     Kontrasepsi Dengan Alat :
ü  Kondom
Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah populer di masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi zakar yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS.Kondom mempunyai kelebihan antara lain mudah diperoleh di apotek, toko obat, atau supermarket dengan harga yang terjangkau dan mudah dibawa kemana-mana. Selain itu, hampir semua orang bisa memakai tanpa mengalami efek sampingan. Kondom tersedia dalam berbagai bentuk dan aroma, serta tidak berserakan dan mudah dibuang. Sedangkan diafragma adalah kondom yang digunakan pada wanita, namun kenyataannya kurang populer di masyarakat.
Kelebihan:
a.       Efektif bila digunakan dengan benar.
b.       Murah dan dapat dibeli secara umum.
c.        Tidak perlu pemeriksaan khusus.
Kekurangan:
  1. Efektifitas tidak terlalu tinggi.
  2. Penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan kontrasepsi.
  3. Agak mengganggu hubungan seksual.
  4. Harus selalu tersedia
Ø  Diafragma
Adalah kap berbentuk bulat cembung , terbuat di lateks (karet) yang di insersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menuntup serviks.
Diafragma atau cervical cap berguna untuk menutupi uterus sehingga mencegah sperma membuahi sel telur. Metode ini tidak biasa di Indonesia karena selain mahal, pemasangannya harus dengan tenaga medis dengan biaya yang mahal. Ditambah lagi angka kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi, membutuhkan evaluasi dari tenaga kesehatan, ketidaknyamanan
ü  Cream, Jelly, atau Tablet Berbusa
Semua kontrasepsi tersebut masing-masing dimasukkan ke  dalam liang vagina 10 menit sebelum melakukan senggama, yaitu untuk menghambat geraknya sel sperma atau dapat juga membunuhnya. Cara ini tidak populer di masyarakat dan biasanya mengalami keluhan rasa panas pada vagina dan terlalu banyak cairan sehingga pria kurang puas.

2. Cara Kontrasepsi Moderen/Metode Efektif
Cara kontrasepsi ini dibedakan atas kontrasepsi tidak permanen dan kontrasepsi permanen. Kontrasepsi non permanen dapat dilakukan dengan pil, AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim), suntikan, dan norplant. Sedangkan cara kontrasepsi permanen dapat dilakukan dengan metode mantap, yaitu dengan operasi tubektomi (sterilisasi pada wanita) vasektomi (sterilisasi pada pria).
a)      kontrasepsi modern tidak permanen :
ü  pil
           Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah diperkenalkan sejak 1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain.Pil dapat digunakan untuk menghindari kehamilan pertama atau menjarangkan waktu kehamilan-kehamilan berikutnya sesuai dengan keinginan wanita. Berdasarkan atas bukti-bukti yang ada dewasa ini, pil itu dapat diminum secara aman selama bertahun-tahun. Tetapi, bagi wanita-wanita yang telah mempunyai anak yang cukup dan pasti tidak lagi menginginkan kehamilan selanjutnya, cara-cara jangka panjang lainnya seperti spiral atau sterilisasi, hendaknya juga dipertimbangkan. Akan tetapi, ada pula keuntungan bagi penggunaan jangka panjang pil pencegah kehamilan. Misalnya, beberapa wanita tertentu merasa dirinya secara fisik lebih baik dengan menggunakan pil daripada tidak. Atau mungkin menginginkan perlindungan yang paling efektif terhadap kemungkinan hamil tanpa pembedahan. Kondisi-kondisi ini merupakan alasan-alasan yang paling baik untuk menggunakan pil itu secara jangka panjang.
Kelebihan:
  1. Sangat ampuh sebagai alat kontrasepsi apabila digunakan dengan benar dan tidak terputus.
  2. Tidak mengganggu hubungan intim dengan pasangan.
  3. Bisa digunakan wanita segala usia.
  4. Kesuburan segera kembali setelah dihentikan.
  5. Mengatur siklus haid.
Kekurangan:
  1. Pada tiga bulan pertama bisa merasakan mual.
  2. Pendarahan atau bercak darah, terutama jika lupa atau terlambat minum pil.
  3. Bisa merasakan sakit kepala ringan.
  4. Berat badan bisa naik.
  5. Biasanya haid akan terhenti.
  6. Walau sangat jarang, wanita yang memiliki darah tinggi atau berusia 35 tahun ke atas dan merokok, berisiko terserang stroke, serangan jantung atau penggumpalan darah dalam pembuluh.
Jenis-jenis Pil
1)      Pil gabungan atau kombinasi
Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara teratur.
2)       Pil berturutan
Dalam bungkusan pil-pil ini, hanya estrogen yang disediakan selama 14—15 hari pertama dari siklus menstruasi, diikuti oleh 5—6 hari pil gabungan antara estrogen dan progestin pada sisa siklusnya. Ketepatgunaan dari pil berturutan ini hanya sedikit lebih rendah daripada pil gabungan, berkisar antara 98—99%. Kelalaian minum 1 atau 2 pil berturutan pada awal siklus akan dapat mengakibatkan terjadinya pelepasan telur sehingga terjadi kehamilan. Karena pil berturutan dalam mencegah kehamilan hanya bersandar kepada estrogen maka dosis estrogen harus lebih besar dengan kemungkinan risiko yang lebih besar pula sehubungan dengan efek-efek sampingan yang ditimbulkan oleh estrogen.
3)      Pil khusus – Progestin (pil mini)
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim (merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit pengangkutan sperma. Selain itu, juga mengubah lingkungan endometrium (lapisan dalam rahim) sehingga menghambat perletakan telur yang telah dibuahi.
ü  AKDR
AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini. Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini.
 Jenis-jenis AKDR di Indonesia
1.     Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
2.     Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.
3.      Multi  Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
4.      Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.


Pemasangan AKDR
Prinsip pemasangan adalah menempatkan AKDR setinggi mungkin dalam rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin dan pada akhir haid. Pemasangan AKDR dapat dilakukan oleh dokter atau bidan yang telah dilatih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan setelah pemasangan satu minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setiap enam bulan sekali.
Kontra indikasi pemasangan AKDR:
·         Belum pernah melahirkan
·         Adanya perkiraan hamil
·         Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.
Keluhan-keluhan pemakai AKDR
Keluhan yang dijumpai pada penggunaan AKDR adalah terjadinya sedikit perdarahan, bisa juga disertai dengan mules yang biasanya hanya berlangsung tiga hari. Tetapi, jika perdarahan berlangsung terus-menerus dalam jumlah banyak, pemakaian AKDR harus dihentikan. Pengaruh lainnya terjadi pada perangai haid. Misalnya, pada permulaan haid darah yang keluar jumlahnya lebih sedikit daripada biasa, kemudian secara mendadak jumlahnya menjadi banyak selama 1–2 hari. Selanjutnya kembali sedikit selama beberapa hari. Kemungkinan lain yang terjadi adalah kejang rahim (uterine cramp), serta rasa tidak enak pada perut bagian bawah. Hal ini karena terjadi kontraksi rahim sebagai reaksi terhadap AKDR yang merupakan benda asing dalam rahim. Dengan pemberian obat analgetik keluhan ini akan segera teratasi. Selain hal di atas, keputihan dan infeksi juga dapat timbul selama pemakaian AKDR.
Kelebihan:
  1. Pencegahan kehamilan yang ampuh untuk paling tidak 10 tahun.
  2. Tidak mengganggu hubungan seks dengan pasangan.
  3. Tidak terpengaruh obat-obatan.
  4. Bisa subur kembali setelah IUD dikeluarkan,
  5. Tidak mempengaruhi jumlah dan kualitas ASI.
  6. Dapat mencegah kehamilan di luar kandungan.
  7. Dapat digunakan sampai manopouse
Kekurangan:
  1. Terjadi perubahan siklus haid.
  2. Haid lebih lama dan banyak.
  3. Bisa merasakan pembengkakan di pinggul.
  4. Pemasangannya membutuhkan prosedur medis.
  5. Saat memasang dan mengeluarkan IUD, harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.
  6. Bisa keluar dari rahim tanpa diketahui, sehingga wanita yang memakai IUD harus rutin periksa ke tenaga kesehatan.
  7. Bisa merasakan nyeri setelah 3-5 hari pertama pemasangan.
  8. Saat haid, darah yang keluar cukup banyak sehingga bisa menyebabkan kurang darah.
ü  Suntikan
Kontrasepsi suntikan adalah obat pencegah kehamilan yang pemakaiannya dilakukan dengan jalan menyuntikkan obat tersebut pada wanita subur. Obat ini berisi Depo Medorxi Progesterone Acetate (DMPA). Penyuntikan dilakukan pada otot (intra muskuler) di bokong (gluteus) yang dalam atau pada pangkal lengan (deltoid).
Cara pemakaian
Cara ini baik untuk wanita yang menyusui dan dipakai segera setelah melahirkan. Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu empat minggu setelah melahirkan. Suntikan kedua diberikan setiap satu bulan atau tiga bulan berikutnya.
Kontra indikasi
Kontrasepsi suntikan tidak diperbolehkan untuk wanita yang menderita penyakit jantung, hipertensi, hepatitis, kencing manis, paru-paru, dan kelainan darah.


Efek samping kontrasepsi suntikan
1.      Tidak datang haid (amenorrhoe)
2.       Perdarahan yang mengganggu
3.      Lain-lain: sakit kepala, mual, muntah, rambut rontok, jerawat, kenaikan berat badan, hiperpigmentasi.
Kekurangan dan Kelebihan
Kelebihan:
  1. Mudah digunakan. Hanya sekali suntik setiap tiga bulan dan bisa kembali subur saat ingin dihentikan.
  2. Memberi perlindungan terhadap kanker rahim, kanker indung telur dan pembengkakan pinggul.
  3. Memperkecil kemungkinan kurang darah dan nyeri haid.
  4. Tidak mengganggu hubungan intim dengan pasangan.
  5. Bisa digunakan wanita yang sudah punya anak ataupun baru menikah.
  6. Untuk kunjungan ulang tidak perlu terlalu tepat waktu.
  7. Jika digunakan ibu menyusui enam minggu setelah melahirkan, tidak mempengaruhi ASI.
Kekurangan:
a.       Awal pemakaian bisa terjadi bercak darah.
b.      Bisa menyebabkan kenaikan berat badan.
c.       Setelah setahun menggunakan dan berhenti haid belum teratur.
d.      Kesuburan lambat kembali, membutuhkan waktu empat bulan atau lebih.
ü  Norplant
Norplant merupakan alat kontrasepsi jangka panjang yang bisa digunakan untuk jangka waktu 5 tahun. Norplant dipasang di bawah kulit, di atas daging pada lengan atas wanita. Alat tersebut terdiri dari enam kapsul lentur seukuran korek api yang terbuat dari bahan karet silastik. Masing-masing kapsul mengandung progestin levonogestrel sintetis yang juga terkandung dalam beberapa jenis pil KB. Hormon ini lepas secara perlahan-lahan melalui dinding kapsul sampai kapsul diambil dari lengan pemakai. Kapsul-kapsul ini bisa terasa dan kadangkala terlihat seperti benjolan atau garis-garis. ( The Boston’s Book Collective, The Our Bodies, Ourselves, 1992)
Norplant sama artinya dengan implant. Norplant adalah satu-satunya merek implant yang saat ini beredar di Indonesia. Oleh karena itu, sering juga digunakan untuk menyebut implant. Di beberapa daerah, implant biasa disebut dengan susuk.
Indonesia merupakan negara pemula dalam penerimaan norplant yang dimulai pada 1987. Sebagai negara pelopor, Indonesia belum mempunyai referensi mengenai efek samping dan permasalahan yang muncul sebagai akibat pemakaian norplant. Pada 1993, pemakai norplant di Indonesia tercatat sejumlah 800.000 orang.

Efektivitas norplant
Efektivitas norplant cukup tinggi. Tingkat kehamilan yang ditimbulkan pada tahun pertama adalah 0,2%, pada tahun kedua 0,5%, pada tahun ketiga 1,2%, dan 1,6% pada tahun keempat. Secara keseluruhan, tingkat kehamilan yang mungkin ditimbulkan dalam jangka waktu lima tahun pemakaian adalah 3,9 persen. Wanita dengan berat badan lebih dari 75 kilogram mempunyai risiko kegagalan yang lebih tinggi sejak tahun ketiga pemakaian (5,1 persen).
Yang tidak diperbolehkan menggunakan norplant
Wanita yang tidak diperbolehkan menggunakan norplant adalah mereka yang menderita penyakit diabetes, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, migrain, epilepsi, benjolan pada payudara, depresi mental, kencing batu, penyakit jantung, atau ginjal.
Pemasangan norplant
Pemasangan norplant biasanya dilakukan di bagian atas (bawah kulit) pada lengan kiri wanita (lengan kanan bagi yang kidal), agar tidak mengganggu kegiatan. Norplant dapat dipasang pada waktu menstruasi atau setelah melahirkan oleh dokter atau bidan yang terlatih. Sebelum pemasangan dilakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu dan juga disuntik untuk mencegah rasa sakit. Luka bekas pemasangan harus dijaga agar tetap bersih, kering, dan tidak boleh kena air selama 5 hari. Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter seminggu setelah pemasangan. Setelah itu, setahun sekali selama pemakaian dan setelah 5 tahun norplant harus diambil/dilepas.
Kelebihan dan kekurangan norplant
Kelebihan:
  1. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
  2. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah dilepas.
  3. Tidak memerluka pemeriksaan dalam.
  4. Bebas dari pengaruh estrogen.
  5. Tidak mengganggu hubungan seks.
  6. Tidak menggaggu ASI
  7. Hanya perlu pemeriksa ke tenaga kesehatan jika ada keluhan
  8. Dapat dilepas sesuai kebutuhan.
Kekurangan:
  1. Akan timbul perasaan mual.
  2. Bisa terjadi peningkatan atau penurunan berat badan.
  3. Bisa menimbulkan sakit kepala.
  4. Perubahan perasaan atau kegelisahan.
  5. Membutuhkan tindak pembedahan kecil untuk insersi dan pencabutan.


b.      kontasepsi modern permanen
ü  Tubektomi
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi bisa dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian, jika salah satu pasangan telah mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi yang konvensional. Cara kontrasepsi ini baik sekali, karena kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali. Faktor yang paling penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari akseptor. Dengan demikia, sterilisasi tidak boleh dilakukan kepada wanita yang belum/tidak menikah, pasangan yang tidak harmonis atau hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan pasangan yang masih ragu menerima sterilisasi. Yang harus dijadikan patokan untuk mengambil keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah anak dan usia istri. Misalnya, untuk usia istri 25–30 tahun, jumlah anak yang hidup harus 3 atau lebih.

Kelebihan:
  1. Sangat efektif dan permanen.
  2. Tindakan pembedahan yang aman dan sederhana.
  3. Tidak ada efek samping.
  4. Konseling mutlak diperlukan.
  5. Tidak mempengaruhi proses menyusui.
  6. Tidak mengganggu hubungan seks dan perubahan dalam fungsi seksual.
Kekurangan:
  1. Harus dipertimbangkan dengan baik karena bersifat permanen (tidak dapat dipulihkan kembali) kecuali dengan operasi rekanalisasi.
  2. Dapat menyesal di kemudian hari saat ingin memiliki anak lagi.
  3. Rasa sakit atau tidak nyaman dalam jangka pendek setelah tindakan.
  4. Harus dilakukan dokter terlatih atau dokter spesialis.
ü  Vasektomi
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi  pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi terhambat dan fertilisasi atau penyatuan ovum dengan sperma tidak terjadi.
Kelebihan:
  1. Sangat efektif dan permanen.
  2. Tidak ada efek samping jangka panjang.
  3. Konseling dan persetujuan mutlak diperlukan.
Kekurangan:
  1. Komplikasi dapat terjadi saat prosedur berlangsung atau beberapa saat tindakan, akibat reaksi anafilaksi yang disebabkan oleh penggunaan lidokain atau manipulasi berlebihan terhadapa anyaman pembuluh darah di sekitar vasa deferensia.
Mendefinisikan Masalah
1.      Kurangnya informasi tentang metode dan alat kontrasepsi.
2.      Distribusi alat kontrasepsi yang kurang merata.
3.      Tenaga kesehatan yang kurang berkompeten dalam pemasangan alat kontrasepsi.
Menganalisis masalah
1.      Kurangnya informasi tentang metode dan alat kontrasepsi dari tenaga kesehatan
Di masyarakat kadang ada bidan yang kurang lengkap dalam memberikan informasi tentang masalah alat kontrasepsi, sehingga kadanga kala ,masyarakat menjadi enggan menggunakan alat kontrasepsi dalam  program KB. Akibatnya program KB tidak bisa mencapai target karena terjadi kesalahpahaman tentang penggunaan, fungsi, kelebihan dan kekurangan masing-masing alat kontrasepsi.


2.      Distribusi alat kontrsepsi yang kurang merata di seluruh wilayah
Penyebaran alat kontrasepsi yang kurang merata di Indonesia disebabkan karena wilayah Indonesia sendiri terdiri dari gugusan pulau-pulau yang menyulitkan untuk mendistribusikanya di daerah-daerah terpencil, selain itu medan daerah yang kurang memadai, seperti di daerah pegunungan dan hutan-hutan pedalaman.
3.      Tenaga kesehatan yang kurang berkompeten dalam pemasangan alat kontrasepsi
Hal ini biasanya terjadi karena petugas kesehatan tidak memiliki pengetahuan dan skill yang cukup tentang pemakaian alat kontrasepsi, sehingga kesalahan dan kegagalan dalam pemasangan alat kontrasepsi menyebabkan pasien tidak ingin memasang alat kontrsepsi karena mereka trauma dengan pemasangan, mereka khawatir apabila terjadi kesalahan yang dapat membahayakan jiwa mereka.
Membuat pemecahan masalah
1.      Memberikan informasi dengan jelas dan lengkap oleh tenaga kesehatan kepada pasien yang akan menggunakan alat kontrasespsi, mulai dari pengertian, tujuan KB, macam–macam alat kontrasepsi, metode pemasangan alat kontrasepsi,keuntungan dan kelebihan alat kontrasepsi.
2.      Mendirikan banyak pos-pos pelayanan KB di daerah terpencil dengan jangkauan mudah dan pelayanan KB yang lengkap, sehingga alat kontrasepsi bisa mencapai sasaran di daerah-daerah terpencil agar pemunahan KB di daerah terpencil dapat terlaksana.
3.      Memberikan pelatihan khusus kepada tenaga kesehatan pemasang alat kontrasepsi agar lebih berkompeten dalam memberikan pelayan KB, sehingga pemakai alat kontrsepsi dapat mendapatkan pelayan yang memuaskan.







E.     KIP-K
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan/ informasi di antara beberapa orang yang melibatkan seseorang pengirim,pesan/informasi saluran dan penerima pesan yang mungkin memberikan umpan balik kepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan sudah diterima.
A.       Konseling adalah pertolongan dalam bentuk wawancara yang menuntut adanya komunikasi interaksi yang mendalam, dan usaha bersama bidan dengan pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan, ataupun perubahan tingkah laku atau sikap dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan.

B.     Komponen Komunikasi
1.    Unsur dan komunikasi
2.    Sumber dan sasaran komunikasi
3.    Metode komunikasi
4.    Bentuk komunikasi
5.    Teknik komunikasi

C.     Unsur – Unsur Komunikasi
1.    Komunikator
Orang yang mau berkomunikasi dengan orang lain,disebut juga Pembawa Berita/Pengirim Berita/Sumber Berita.
2.    Pesan
Berita yang disampaikan oleh komunikator melalui lambang atau gerakan.
3.    Saluran Komunikasi
Sarana Untuk menangkap lambang yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk persepsi yang memberi makna terhadap suatu stimulasi.
4.    Komunikasi
Pihak lain yang diajak berkomunikasi,yang merupakan sasaran dalam kegiatan komunikasi atau orang yang menerima Berita/Lambang.


5.    Umpan Balik
Hasil atau akibat yang berbalik guna bagi rangsangan atau dorongan untuk bertindak lebih lanjut atau merupakan Tanggapan Langsung dari pengamatan sebagai hasil kelakuan individu terhadap individu lain.

D.    Metode Komunikasi
1.    Redundancy (Repetition)
Metode komunikasi dengan metode mengulang-ulang pesan pada khalayak.
2.    Canalizing
Memahami terlebih dahulu referensi dan lapangan pengalaman khalayak,pesan bisa diterima sehingga pola pemikiran dan sikap yang ada perlahan-lahan dirubah ke arah yang dikehendaki komunikator.
3.    Informatif
Suatu bentuk pesan yang bertujuan mempengaruhi khalayak dengan jalan memberikan penerangan.
4.    Persuasif
Mempengaruhi dengan jalan membujuk,khalayak digugah baik pikiran,maupun terutama perasaan.
5.    Edukatif
Mempengaruhi khalayak dengan pernyataan umum yang dilontarkan,diwujudkan dalam bentuk pesan berisi pendapat-pendapat,fakta – fakta dan pengalaman-pengalaman.
6.    Kursif
Mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa,selain berisi pendapat-pendapat juga berisi ancaman-ancaman.

E.     Bentuk Komunikasi
1.    Komunikasi Massa
Pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.
2.    Komunikasi Interpersonal
Komunikasi antar dua orang atau lebih yang terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan.
3.    Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi yang terjadi dalam diri individu.
4.    Komunikasi Kelompok
Komunikasi antara seseorang/komunikator dengan sejumlah orang yang berkumpul bersama dengan kelompok.

F.      Tujuan Komunikasi
1.    Mempelajari atau mengajari sesuatu
2.    Mempengaruhi perilaku seseorang
3.    Mengungkapkan perasaan
4.    Menjelaskan perilaku sendiri atau seseorang
5.    Berhubungan dengan orang lain
6.    Menyelesaikan sebuah masalah
7.    Mencapai sebuah tujuan
8.    Menyelesaikan konflik
9.    Menstimulasi minat pada diri sendiri dan orang lain

G.    Faktor – Faktor Yang Mendukung dalam Komunikasi
1.    Dari Segi Komunikator
·         Kepandaian mengirim pesan
·         Sikap
·         Pengetahuan
·         Lahiriah
2.    Dari Segi Komunikasi
·         Kecakapan komunikasi
·         Sikap
·         Pengetahuan
·         Sistem Sosial (Status)
·         Keadaan lahiriah

H.    Faktor – Faktor  Penghambat
·       Kurang cakap
·      Sikap yang salah
·      Kurang pengetahuan
·      Kurang memahami sistem sosial
·      Adanya prasangka
·      Jarak Komunikasi
·      Komunikasi Satu Arah

I.       Langkah – Langkah Membangun Komunikasi Yang Efektif
1.        Mengidentifikasi target audiens perusahaan
2.        Menetapkan sasaran => Sasaran komunikasi yang ingin dicapai
3.        Mendesain pesan yang hendak dikomunikasikan
4.        Memilih media dalam komunikasi pesan
5.        Memilih sumber pesan
6.        Mengumpulkan respon baik dan target audiens.

J.       Sikap Tenaga Kesehatan Dalam Melakukan Proses Komunikasi dengan klien
1.        Perawat harus mengenal dirinya sendiri berarti memahami dirinya sendiri serta nilai yang dianut.
2.        Komunikasi harus ditandai dengan proses penerima.
3.        Perawat harus memahami nilai yang dianut pasien.

K.    Jenis Konseling :
a.     Konseling umum
b.      Konseling spesifik
c.       Konseling pra dan pasca tindakan
L.     Tujuan Konseling :
a.    Kesehatan Psikologi yang positif
b.    Memecahkan Masalah
c.    Meningkatkan efektifitas pribadi individu
d.   Membantu perubahan pada diri individu yang bersangkutan
e.    Membantu mengambil keputusan secara tepat dan cermat
f.     Adanya perubahan prilaku dari yang tidak menguntungkan menjadi menguntungkan
M.   Hambatan dalam persiapan Konseling
1.      Penolakan
2.      Situasi Fisik
3.      Pengalaman konseling yang tidak menyenangkan
4.      Pemahaman konseling kurang
5.      Pendekatan kurang
6.      Iklim penerimaan pada konseling kurang
N.    Langkah – Langkah dalam Konseling
a.       Pendahuluan merupakan kegiatan untuk menciptakan kontak,melengkapi data klien untuk merumuskan penyebab masalah dan menentukan jalan keluar.
b.      Bagian inti / pokok bagian ini mencakup kegiatan mencari jalan keluar,memilih salah satu jalan keluar dan melaksanakan jalan keluar tersebut.
c.       Bagian akhir merupakan kegiatan akhir dari konseling yang meliputi penyimpulan dari seluruh aspek kegiatan.Langkah ini merupakan langkah penutup dari pertemuan dan penetapan untuk pertemuan berikutnya

O.    Proses dalam Konseling
a.       Pembinaan dan pemantapan hubungan baik
“En rapport” mempunyai makna saling memahami dan mengenal tujuan bersama. Tujuannya adalah menjembatani hubungan antara konselor dengan klien, sikap penerimaan dan minat yang mendalam terhadap klien dan masalahnya. Beberapa teknik untuk menguasai rapport adalah memberikan salam; memperkenalkan diri; topik pembicaraan yangs sesuai; menciptakan suasanan yang aman dan nyaman; sikap hangat, realisasi tujuan bersama, menjamin kerahasiaan, kesadaran terhadap hakekat klien.
b.      Pengumpulan dan pemberian informasi
Pengumpulan dan pemberian informasi merupakan tugas dari konselor. Hal ini dapat dilakukan dengan cara: mendengar keluhan klien, mengamati komunikasi non verbal klien, bertanya riwayat kesehatan, latar belakang keluarga, masalah, memberikan penjelasan masalah yang dihadapinya.
c.       Perencanaan, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
Apabila data telah lengkap, maka bidan membantu klien untuk memecahkan masalah atau membuat perencanaan dalam pemecahan masalahnya. Tahapan dalam memecahkan masalah adalah: menjajagi masalah (menetapkan masalah yang dihadapi klien); memahami masalah (mempertegas masalah yang sesungguhnya); membatasi masalah (menetapkan batas-batas masalah); menjabarkan alternatif pemecahan masalah; mengevaluasi alternatif (menilai setiap alternatif dg analisis SWOT); memilih alternatif terbaik; menerapkan alternatif dan menindaklanjuti pertemuan.

Mendefinisikan Masalah
1.         Pemberi konseling kurang kompeten
2.         Komunikasi yang tidak di tandai dengan proses penerima
3.         Konselor yang tidak memahami nilai yang di anut konseli

Menganalisis Masalah
1.         Pemberi konseling kurang kompeten disebabkan karena konselor kurang dapat memahami materi yang akan disampaikan pada konseli kurangnya pengetahuan.
2.         Komunikasi yang tidak di tandai dengan proses penerima konseli kurang memperhatikan pesan yang telah di sampaikan oleh konselor
3.         Konselor yang tidak memahi nilai yang dianut konseli menyebabkan konseling dan proses komunikasi tidak dapat berjalan dengan baik.
Pemecahan Masalah Sementara
1.         Sebaiknya Konselor menambah wawasan atau pengetahuannya sebelum melakukan proses konseling dengan konseli
2.         Bukan hanya konselor tapi konseli juga harus dapat memberikan respon dan memberikan umpan balik setelah konselor menjelaskan.
3.         Konselor harus dapat memahami nilai yang di anut oleh konseli sebagai contoh nilai budaya agama dan sebagainya

Memformulasikan Tujuan Pembelajaran
1.         Menjelaskan perbedaan konseling dan nasehat
2.         Menjabarkan proses konseling
3.         Menjelaskan langkah-langkah praktik konseling dalam asuhan kebidanan
4.         Melaksanakan langkah-langkah praktik konseling dalam asuhan kebidanan
















BAB III
PENUTUP
A.  SIMPULAN
Demografi adalah ilmu yang mempelajari penduduk suatu wilayah terutama mengenai jumlah, sruktur/komposisi, persebaran dan perkembangannya dimana dipengaruhi oleh fertilitas, mortalitas, migrasi dan mobilitas sosial. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk ada tiga yaitu kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk.
Daur hidup wanita adalah keadaan dimana wanita mengalami beberapa tahapan dalam masa hidupnya yang dimulai dari adanya konsepsi hingga wanita usia lanjut. Tahap daur hidup wanita Konsepsi , neonatus dan bayi, balita, anak-anak, ramaja, dewasa, lansia.
Definisi Keluarga Berencana
Menurut WHO (World Health Organisation) Expert Committe 1970 KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk :
a.       Mendapatkan bjek-objek tertentu
b.      Menghindari kelahiran yang tidak di inginkan
c.       Menapatkan kelahiran yang memang di inginkan
d.      Mengatur interval di antara kehamilan
e.       Mengontrol waktu saat kelahiran dalam huungan dengan  umur suami istri
f.       Menentukan jumlah anak dalam keluarga
Menurut UU No. 52 Tahun 2009 tentang Prkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga KB adalah upaya untuk :
a.       Mengatur kelahiran anak
b.      Jarak kelahiran anak, usia ideal melahirkan
c.       Mengatur kehamilan

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti ‘mencegah’ atau ‘melawan’ dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan.
Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut. Ada dua pembagian cara kontrasepsi, yaitu cara kontrasepsi sederhana dan cara kontrasepsi moderen (metode efektif).
kesehatan reproduksi merupakan suatu kondisi atau keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua aspek  yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi dan juga prosesnya tapi juga meliputi keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental dan social.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan/ informasi di antara beberapa orang yang melibatkan seseorang pengirim,pesan/informasi saluran dan penerima pesan yang mungkin memberikan umpan balik kepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan sudah diterima.
Konseling adalah pertolongan dalam bentuk wawancara yang menuntut adanya komunikasi interaksi yang mendalam, dan usaha bersama bidan dengan pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan, ataupun perubahan tingkah laku atau sikap dalam ruang lingkup pelayanan kebidanan.

B.     SARAN
Sebagai tenaga kesehatan sebaiknya kita mempertimbangkan masalah kependudukan, daur kehidupan wanita, sejarah KB , metode KB dan KIP-K dalam pengaturan kehamilan.  Selain itu dalam melakukan prasat-prasat apaun kita harus melihat pedoman yang ada di dalamnya. Saat kita mengalami saat-saat sulit kita harus mampu tanggap dalam memutuskan tindakan apa yang kita akan lakukan.
Dalam pengaturan kehamilan kita sebagai tenaga kesehatan wajib memberikan konseling kepada ibu-ibu hamil di wilayah kerja kita guna tercapainya target yang telah di tetapkan oleh pemerintah. Kita harus mendukung program pemerintah dalam menjalankan KB demi terciptanya keluarga yang berkualitas.